Gadis itu terlihat merapihkan peralatan sekolahnya yang kemudian memasukkannya kedalam tas. Dilampirkannya tas itu pada punggung mungilnya. Tangannya tergerak menahan tangan lainnya yang merupakan milik temannya yang hendak.
"Kau tidak ingin berbagi cerita denganku?" Tanyanya pada sipemilik tangan yang ia tahan.
Tangan itu melepaskan tangan yang menahannya dengan pelan. Matanya terlihat sayu.
"Maafkan aku, biarkan aku mengatasinya sendiri, jika aku tidak berhasil aku akan datang padamu" tuturnya yang kemudian tubuhnya perlahan menjauh tanpa ada kata pamit."Apa aku selalu ditinggalkan seperti ini?" Gumamnya menatap nanar kepergian gadis tadi yang sudah menghilang dibalik dinding.
Lima detik kemudian kakinya melangkah meninggalkan kelas yang sudah senyap sedari tadi.
👫💑
Kaki dengan sepatu putih itu kembali berhenti didepan gedung sekolah ketika melihat sosok siluet yang ingin sekali ia ajak bicara dan ia beri penjelasan. Semua itu hanya keinginan semata tanpa ada kepastian yang mendasar.
Keraguan selalu ia dapat untuk melangkah dan menghampirinya yang kembali terurungkan. Ia hanya bisa bermain dengan matanya untuk tetap melihat dan hati untuk berbicara dengan diri sendiri.
Eunji menunduk menyadari betapa pengecutnya dirinya. Kesadaran akan tidak seharusnya ia bersikap seperti melarikan diri ia rasakan hanya saja ia belum siap untuk membuat keadaan lebih baik. Helaan nafas berirama terdengar.
"Kau ingin mengatakan sesuatu?"
Suara itu berhasil membuat tubuh Eunji menegang. Ujung sepatu yang sebelumnya ia ketukan pada lantai kini berhenti. Jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Darahnya begitu kerasa berdesir.
"Apa kau akan mengatakan belum siap lagi?" Tanya siluet itu menatap lurus kearah Eunji yang terus menunduk. "Ini bukan soal siap atau tidak siap tapi ini menyangkut perasaan seseorang yang untuk beberapa saat merasa gila dengan drama bodohmu itu" lanjutnya.
Eunji semakin kuat menggigit bibir bawahnya mencoba menahan sakit yang ia rasakan dalam hatinya. Semua yang Chanyeol katakan benar adanya. Untuk mengembalikan keadaan tidak perlu memandang siap atau tidak siap karena memang ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya dan bukan melarikan diri dari masalah yang dibuat.
"Kebohongan, pengkhianatan, kemunafikan... apa kau tahu berapa banyak orang yang terluka akan hal itu? Sampai saat ini aku masih tidak mengerti alasan Chorong dan kau melakukan hal sekonyol ini, berpura-pura tidak ada apapun didepan semua orang hanya untuk melindungi sesuatu yang tidak bisa disebut sebuah lelucon, Kakakku tunangan kekasihku? Apa itu masuk akal? Aku tidak peduli siapa yang memulai aku hanya ingin sebuah penjelasan, jangan biarkan aku untuk berpikiran buruk lebih jauh tentangmu"
Chanyeol membalikkan tubuhnya dan perlahan pergi dari hadapan Eunji yang terlihat begitu menyedihkan.
Eunji membuang wajahnya kesamping kanan, menahan air mata bodoh yang hendak keluar.
Namun, yang terjadi selanjutnya adalah tubuh mungil itu berlari dengan sejuta perasaan."Jakkaman" katanya saat jaraknya dengan Chanyeol berjarak sekitar satu meter. Nafasnya terengah tidak teratur.
Chanyeol menoleh. Ada rasa lega ketika ia berhasil menyusul Chanyeol dan membuat namja itu mau menghadapnya.
"Pukul tujuh, kita bertemu pukul tujuh nanti, aku akan menjelaskan semuanya" ia bernafas lega kembali setelah ia berhasil mengatakan hal tersebut."Kebohongan atau kejujuran yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Chanyeol.
"Aku akan mengatakan apa adanya, aku tidak akan menambahkan sesuatu yang tidak terjadi, aku akan menahanmu berpikiran lebih buruk tentangku" jawab Eunji. Ia akan melakukan hal itu dan membuat Chanyeol merasa lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Love
Fanfiction- Jung Eunji- 'Aku berusaha tidak perduli pemikiranmu tentangku, aku akan berpura-pura tidak melihat semua tentangmu meskipun itu menyakitkan,aku akan melihatmu tersenyum meskipun itu sedikit merobek hatiku, aku akan melakukan sandiwara ini sampai...