Gadis dengan surai selengan itu tengah terduduk didepan sebuah apartement persis seperti apa yang dilakukan gadis bermarga Jung kemarin dan ia juga mengunjungi apartement yang sama seperti yang Jung Eunji kunjungi. Ia tidak pernah ragu untuk menekan bel, sudah berulang kali ia menekannya namun tidak ada sambutan secuilpun. Gedung tempat sipemilik apartementpun sudah ia datangi namun gadis dengan pangkat skretaris itu mengatakan atasannya pergi setelah menghadiri rapat. Jika dirumah dan dikantor tidak ada lalu kemana perginya namja itu?.
Chorong mendesah pelan, sudah dua jam ia menunggu untuk seseorang yang ingin ia temui. Jikapun hari ini ia akan mati orang yang akan ia temui untuk terakhir kalinya adalah Suho, Park Suho.
Ada banyak alasan untuk dirinya bertemu Suho meskipun namja itu membenci kehadirannya. Dibenci oleh seseorang yang dicintai memang menyakitkan tapi apa dengan diam dan menunggu untuk dimaafkan adalah segalanya? Menyerah tanpa ada perjuangan apa itu segalanya? Mengurung diri dikamar sambil menangis apa itu segalanya?. Jika benar dirinya sudah menyerah maka ia pastikan akan lari keminuman yang membakar tenggorokan itu. Minuman yang mampu membuatnya melupakan segalanya meskipun hanya untuk sementara.
Tangan kanannya merogoh tas selempang miliknya dan mengambil benda berbentuk persegi panjang itu. Ia menyalakan ponselnya dan kekecewaan yang ia raih. Tidak ada pesan ataupun panggilan dari Suho setelah ia mengirimi banyak sekali pesan dan panggilan untuk namja itu.
Chorong memandangi ponselnya dengan sesekali mendesah. Bukan karena ponsel miliknya yang tidak ia ganti sejak tiga bulan yang lalu tapi ia tengah memikirkan seseorang yang tak kunjung membalas pesannya.
Memikirkan betapa manisnya hubungannya dengan Suho setelah bertunangan ataupun saat mereka menjadi kekasih. Mengingat ketika mereka berkencan kemarin ditaman hiburan. Sosok perhatiannya, lembutnya, dan penyayangnya Chorong menyukai semua itu. Chorong menyukai rasa nyaman saat berada didekat Suho meskipun saat itu ia masih menutupi rahasia besar. Sosok Suho disampingnya membuatnya merasa untuk tidak mengkhawatirkan apapun selama namja itu disampingnya.
Hal yang terakhir ia ingat kembali adalah ketika ia dan Suho sering mengunjungi tempat favorit mereka saat mereka menjadi sepasang kekasih. Chorong merindukan dua kursi dipojok cafe tempatnya dan Suho berada, aroma nikmat dari coffee flat white dengan pendamping cake coklat, dan kebersamaan mereka yang begitu menyenangkan. Chorong begitu merindukan tempat itu sampai saat ini ia masih hapal betul nama cafe tersebut. Cafe Sarang namanya.
Seolah mendapatkan sesuatu, tubuh mungil itu beranjak dengan cepat saat ia merasa tahu tempat keberadaan Suho sekarang. 'Cafe Sarang' bisa saja Suho berada disitu bukan?.
Tanpa babibu lagi kaki langsing itu melangkah dengan cepat meninggalkan pintu mati yang sekitar dua jam lebih menjadi senderannya.
👫💑
Eunji benar-benar gugup dan salah tingkah. Sudah sepuluh menit berlalu tapi namja disampingnya itu tidak meneruskan kalimatnya. Apa Chanyeol tidak tahu kalau ia bisa mati penasaran karena namja itu menggantungkan kalimatnya?.
Lehernya terputar kurang dari 90° kearah kiri menatap wajah yang sedari tadi tidak bergeming dengan mata tertutup. Jujur saja Eunji suka dengan wajah Chanyeol tanpa tatapan tajam dimatanya.
Tidak lama-lama untuk Eunji menikmati wajah yang nyaris sempurna itu, ia kembali menolehkan kepalanya kearah depan tidak ingin kepergok seperti tadi.
Eunji mendesah pelan merasa bosan dengan suasana sekarang. Ingin sekali rasanya ia berlari dari tempat itu juga karena jantungnya yang masih berdebar dengan keras tapi ia tak mampu membantah keinginan Chanyeol. Ia sempat penasaran apakah Chanyeol tertidur?. Hanya penasaran saja dan ia tidak bisa memastikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Love
Fanfiction- Jung Eunji- 'Aku berusaha tidak perduli pemikiranmu tentangku, aku akan berpura-pura tidak melihat semua tentangmu meskipun itu menyakitkan,aku akan melihatmu tersenyum meskipun itu sedikit merobek hatiku, aku akan melakukan sandiwara ini sampai...