I'm Not an Illusion You

1.8K 214 65
                                    

Eunji menghampiri Chanyeol yang tengah duduk sendiri ditaman belakang sekolah. Sedang tangannya kini membawa kantung plastik berwarna putih.

Chanyeol terlihat menatap Eunji. Matanya mengikuti Eunji yang duduk disamping kirinya.

"Biarkan aku melakukan sesuatu untukmu" kata Eunji mengambil sesuatu dalam plastik.

Eunji menangkup wajah Chanyeol setelah sebelumnya mengatakan maaf karena lancang memegang wajah Chanyeol. Ia mengoleskan obat kebeberapa titik luka yang terdapat diwajah Chanyeol.

"Ini tidak masalah" kata Chanyeol disela Eunji mengobati wajahnya. Matanya sedari tadi tak lepas dari wajah Eunji yang cukup dekat dengan wajahnya.

"Sudah" kata Eunji melihat hasil perawatan kecilnya pada wajah Chanyeol. Tidak buruk juga, pikirnya.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu" kata Chanyeol tak lepas barang sedikitpun tatapannya dari wajah Eunji yang kentara sekali menghindari tatapan Chanyeol.

"Katakan saja"

Chanyeol tertunduk menatap kedua tangannya nanar. "Tidak bisakah kita mengulang kencan tempo hari yang gagal?"

Hening. Tak ada yang bersuara.

"Kau tahu betul jawabannya" jawab Eunji lemah.

"Aku tahu jawaban semua permintaanku adalah tidak, tapi bisakah kau..." Eunji menatap Chanyeol yang menghentikan ucapannya. "Jangan terlalu dekat dengan teman namjamu itu. Aku tidak suka, aku ingin sekali menghajar wajahnya tapi aku tidak bisa, jadi bisakah kau melakukan itu untukku? Menjaga jarak dengan Baekhyun"

Eunji tersenyum dalam hatinya. Inikah kecemburuan Chanyeol?. Chanyeol benar-benar konyol.

"Dia temanku, tidak ada alasan untuk menjauhinya."

"Bukankah ini begitu menggelikan? Seorang Park Chanyeol yang dingin merasa cemburu dengan namja lain" Chanyeol mendengus. "Aku benar-benar marah melihatmu dengannya," tambahnya seraya memandang Eunji yang terdiam menunduk.

"Aku pergi..."

Grep.
Chanyeol menarik Eunji kedalam pelukannya saat gadis itu hendak beranjak pergi. Mata Eunji membulat, sekaligus kerja jantungnya bekerja diluar kata normal. Ini terlalu tiba-tiba menurutnya.

"Aku mohon diam dan tetap seperti ini" kata Chanyeol lemah saat Eunji berontak meminta untuk dilepaskan.

Eunji melemah. Masih terlihat jelas ia lemah dengan perlakuan Chanyeol, sarafnya seakan mati saat itu juga, dan yang dilakukannya hanya diam dalam pelukan itu.

"Dulu mungkin aku hanya ilusimu semata, tapi sekarang, tolong jadikan aku sesuatu yang nyata bagimu"

Eunji diam mencerna baik perkataan Chanyeol. Beribu pertanyaan kini bersarang diotaknya. Sudahkah Chanyeol memandangnya seutuhnya? Sudahkah Chanyeol membuat dirinya ada tepat dihadapan namja itu?

Takut. Jujur Eunji masih takut dan belum siap jika harus dihempaskan lagi. Kenyataan tempo hari telah menelan bulat harapannya pada Chanyeol. Kini yang tersisa hanya ketakutan untuk kembali pada Chanyeol.

Eunji tahu pola pikir manusia akan mengalami metamorfosa. Entah kearah yang lebih baik atau mungkin lebih buruk dari yang diharapkan. Tapi, harapan yang hancur telah membungkusnya bersama kecewa. Hal yang belum siap ia hadapi, kembali kecewa.

"Kembalilah padaku...". Chanyeol menjauhkan diri dari Eunji, menatap mata itu dengan lekat. "Aku tidak ingin hidup dalam penyesalan..."

Hening. Diam. Jarum detik seolah berhenti untuk mengganti menit.

"Mungkin tidak sekarang." Lirih Eunji lalu beringsut pergi meninggalkan Chanyeol yang menatap punggungnya nanar.

Sesak. Perih. Chanyeol merasakan dua hal itu sekarang. Mereka benar tentang berjuang bukanlah hal yang harus disepelekan, kenyataan berjuang mendapatkan apa yang sudah pergi lebih berat ketimbang memperjuangkan seseorang yang belum pernah datang sama sekali.

Fairy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang