Mata itu terlihat sayu namun ada emosi juga yang menyelimuti. Tangannya mengepal kuat disamping pahanya.
"Bukankah kau tidak akan pergi sebelum aku yang memintanya? Kau..."
"Benar, aku pernah mengatakannya" sergap Eunji cepat, gadis itu membalikan tubuhnya kearah Chanyeol. "Aku pernah mengatakan untuk terus menunggumu, begini, semua orang pernah mengingkari ucapannya karena suatu hal, kau pasti mengerti apa yang aku maksud"
Tatapan mata Chanyeol semakin dalam menelusuri setiap sudut mata Eunji. Apakah ada kehangatan yang tersisa untuknya?
"Kau harus tahu, tidak semuanya terjadi sesuai apa yang telah kau katakan, terkadang seseorang akan mengingkari ucapan mereka, karena apa? Karena mereka hanya memikirkan saat waktu dimana mereka mengatakannya, mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, yang mereka yakini adalah perasaan mereka pada waktu itu." Iris mata Eunji terlihat memerah, nafasnya seolah tertahan guna menahan emosi dalam dirinya. "Berhenti menjadi picik Park Chanyeol, kau tahu apa yang aku maksud... kau bukan Park Chanyeol yang aku kenal, berdirilah didepanku seperti Park Chanyeol yang dingin dan selalu menatapku dengan tajam"
Kepalan tangan Chanyeol melonggar. Ada rasa tidak percaya disana. Inikah marahnya seseorang yang selama ini diam? Atau mungkin lebih tepatnya inikah menyerahnya orang yang selama ini menunggu dengan sabar?
Sungguh, Chanyeol tidak tahu apa yang harus ia perbuat sekarang ini. Semua perlakuan Eunji padanya seolah telah menghapus rancangan awal Chanyeol. Perkataan Eunji seperti sihir untuknya sadar kalau perjuangan kini sedang ia rasakan."Aku mohon berhenti melakukan ini..." lemah Eunji menatap Chanyeol sendu. Meminta Chanyeol untuk berhenti bersikap seperti bukan Park Chanyeol. Diluar itu semua, dengan Chanyeol bersikap seperti sekarang membuatnya takut, takut kalau pertahanannya roboh dan akhirnya ia kembali pada Chanyeol dengan sangat mudah.
"Apa aku juga harus berhenti berharap?" Tanya Chanyeol lemah. Bahkan suara bassnya seolah hilang ditelan rasa penyesalannya sendiri.
"Jika kau mengharapkan aku akan kembali, sebaiknya jangan lakukan itu"
"Kenapa? Kenapa kau menyuruhku berhenti? Sedangkan dulu aku tidak pernah menyuruhmu berhenti"
"Tapi kau menyuruhku menunggu, dan sekarang aku sudah menyerah" sergap Eunji cepat. Nafasnya naik turun. Dadanya terasa sesak menahan emosi yang menyuruhnya untuk berontak dari tekanan hatinya.
Hening. Chanyeol bisu. Dunianya berhenti pada satu titik kosong selama beberapa detik.
"Tidak bisakah kau membiarkanku untuk tidak berhenti? Setidaknya kau membiarkanku untuk tetap berharap"
Eunji menutup matanya sejenak. Saat itu pula satu bulir air mata jatuh keatas pipinya. Ia kembali membuka mata dan mendapati tatapan Chanyeol yang penuh harap.
"Kau akan menemukan kecewa nantinya" kata Eunji lemah.
"Tidak apa, selama kau membiarkanku berharap, kenapa kecewa harus menghalangiku untuk berhenti berharap?"
Chanyeol begitu yakin dengan kalimatnya. Ia hanya mengatakan apa yang nalurinya katakan. Baginya selama Eunji membiarkannya tetap berharap, selama itu pula ada sebuah celah untuk Eunji akan kembali padanya.
"Kau tidak akan bisa"
"Seberapa besar aku boleh menaruh harapan padamu?"
"Sebesar kapasitas hatimu untuk bisa menampung semua kecewa yang kau dapat"
Chanyeol menunduk sejenak, lalu kembali menatap Eunji dengan senyum simpulnya.
"Terima kasih karena sudah membiarkanku untuk tetap berharap""Aku akan menunggu kekalahanmu," kata Eunji lalu pergi berlalu dari hadapan Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Love
Fanfiction- Jung Eunji- 'Aku berusaha tidak perduli pemikiranmu tentangku, aku akan berpura-pura tidak melihat semua tentangmu meskipun itu menyakitkan,aku akan melihatmu tersenyum meskipun itu sedikit merobek hatiku, aku akan melakukan sandiwara ini sampai...