Realize

2.1K 226 36
                                    

'Mungkin untukmu alasan itu terlalu konyol untuk menjadi dasar kebohongan tapi tidak apa aku mengerti perasaanmu'

Chanyeol berdiri dibalkon kamarnya. Merenungi setiap apa yang terjadi belakangan. Kejadian itu terputar kembali seolah sebuah kaset. Ia menyusup pada kejadian beberapa hari belakangan. Semuanya masih terasa sulit ia cerna. Tidak, ia perlahan bisa mencernanya hanya saja ia tidak bisa menerima kenyataan yang ada.

Dari sekian banyaknya orang kenapa harus dirinya yang menjalani hidup seperti ini?. Sebenarnya masih banyak pertanyaan dengan kata kenapa pada benaknya. Hanya saja ia terlalu lelah untuk memikirkan hal seperti itu.

Kepalanya menengadah menatap langit. Tidak ada bintang malam ini, mungkin tidak ada bintang juga untuknya malam ini.

Tanpa diinginkan sosok gadis itu hadir dalam pikirannya namun ia juga tidak menolaknya untuk gadis itu singgah sebentar dalam otaknya. Semua yang pernah ia lalui bersamanya terekam semua disana. Tidak bisa dibohongi akan dirinya yang merasakan kenyamanan pada diri Eunji meskipun waktu yang dilewati bersama terbilang cukup singkat. Mungkin benar, waktu tidak bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui berapa presentase rasa kenyamanan seseorang karena rasa nyaman hadir bukan tentang sudah berapa lama waktu yang dihabiskan atau berapa lama mereka sudah saling mengenal.

Ia tersenyum tipis mengenai kenangan manisnya bersama Eunji. Teringat akan double date tempo hari yang ia jalani bersama Eunji. Secara tidak langsung ia berterima kasih pada rencana Bomi. Senyum manisnya, suara lembutnya, lengkung matanya, dan tingkah lugunya semuanya masih dapat ia ingat dan rasakan dengan jelas hingga sebuah badai besar datang hari itu juga. Hari dimana menurutnya akan manis tapi ternyata begitu pahit untuk tercebur kedalamnya. Badai tersebut masih memporak-porandakan hati dan pikirannya sampai menit tadi. Sampai ia sadar akan kalimat namja yang hari ini sudah terkena pukulannya. Benar, tidak seharusnya ia mengunci diri seperti ini dan membiarkan gadis itu terluka. Tidak seharusnya ia bersikap egois seperti ini, bersikap seolah hanya dirinyalah yang terluka.

Helaan nafas berat terdengar kembali dari arah Chayeol. Ia mengusap kasar wajahnya yang beberapa hari terakhir tak menunjukan keramahan sedikitpun. Keramahan? Terhadap siapa? Ia bahkan tidak jarang menampakkan wajah dinginnya pada orang lain.

👫💑

Kursi kayu itu terdorong kasar kebelakang ketika siempu yang tadinya duduk disitu berdiri dengan kilat.
Tangan mungil itu bergerak dengan cepat mencegat sebuah tangan lain milik orang lain. Pegangannya erat seolah ia tidak ingin melepaskannya dan membiarkan sipemilik tangan tersebut pergi begitu saja.

"Sekali saja..." katanya cepat seraya menatap nanar punggung namja bermantel coklat itu. Nafasnya bahkan kini terasa begitu sulit ketika ia hanya bisa menatap punggung itu.

Setelah beberapa lama terdiam Suho melepaskan tangan milik Chorong dan tanpa sepatah katapun ia pergi meninggalkan gadis itu dengan penuh kekecawaan.

Chorong terisak lagi. Mungkin dirinya memang pantas diperlakukan seperti ini.

👫💑

Eunji dengan lunglai keluar dari gedung tempat apartement Suho berada. Pikirannya kalut sekarang ini. Ada banyak argumen dipikirannya yang semakin lama seakan mendorongnya kedalam jurang keterpurukan.

Ia menengadah menatap langit yang mulai gelap. Nafasnya kembali berhembus dengan kasar. Lagi.

'Mianhae'

Satu tetes air mata jatuh menganak sungai diatas wajahnya. Tangannya terangkat untuk menghapus air bening bodoh itu. Jika saja masalah sekarang bisa terhapus dengan mudah mungkin ia akan menggunakan tangannya untuk menghapus tapi tangan itu hanya mampu menghapus air mata yang timbul dari masalah tersebut saja.

Fairy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang