Part 1

1.1K 119 35
                                    


"Sial, gue bangun kesiangan, " rutuk seorang gadis pada dirinya sendiri. Ia mejalankan mobilnya bak sedang balapan. Tak peduli berbagai umpatan yang dilemparkan pengendara lainnya. Ia hanya ingin tidak terlambat dihari pertamanya masuk dalam dunia putih abu-abu.


[-]

"Semuanya!! Cepat berkumpul dilapangan. Yang terlambat akan dihukum," salah seorang anggota OSIS berteriak. 

Acara pembukaan hari pertama MOS pun dibuka. Upacara di pagi yang terik membuat para siswa dan siswi kelelahan. Setelah pidato pembukaan diberikan oleh kepala sekolah, para murid baru diantar anggota OSIS menuju kelasnya masing-masing.

"Nama saya Faza Tirta Verlando. Jabatan saya disini sebagai ketua OSIS sekaligus pembimbing kalian. Habis ini Andra bakalan bacain jadwal kalian, tapi sebelum itu ada yang mau kalian semua tanyakan?"
"BRAAKK!!" tiba-tiba pintu kelas dibuka oleh seseorang.
"Kamu siapa? Beraninya anak baru telat dihari pertama!" bentak Andra.
"Nama saya Hani. Allexa Hani Dirtava. Maaf saya telat. Tadi jalanan macet dan kebetulan banget ban mobil saya kempes," jawabnya.
"Saya gak nanya kenapa kamu telat. Sekarang kamu ikut Faza ke ruang OSIS!"
"Cepet. Ikut saya!" perintah Faza.

Suasana kelas kembali tenang setelah perginya mereka berdua. Hani mengekor dibelakang Faza sambil sesekali bertanya tentang prestasi Persada.

Bugh. Hani terjatuh menabrak punggung Faza.

"Apaan banget sih?! Kalo berhenti jangan ndadak dong."
"Siapa suruh kamu jalan sambil ngelamun?" balas Faza dingin.
'Dingin banget jadi orang. Ada orang jatuh malah gak ditolongin, cowok macam apa itu. Pasti dia jomblo,' batin Hani.
"Cepet masuk! Kasian yang lain dari tadi nungguin kamu doang," kata Faza sengit.
"Siapa suruh nungguin saya?" balas Hani tak kalah sengit.
"Oke. karena semuanya udah ngumpul, saya bacain hukuman buat kalian semua. Hukuman buat kalian-
"Lo siapa? Punya hak apa lo berani merintah kita?" potong seseorang.
"Di sini saya adalah KETUA OSIS. Kalau kamu gak mau saya perintah, kamu boleh keluar sekarang dan gausah balik ke Persada," balas Faza ketus.
'Tapi sayangnya, gue adalah anak dari pemilik sekolah ini,' batinnya.
"Saya lanjutin. Kalian boleh milih antara gausah pake atribut MOS tapi harus ngelayanin OSIS atau kalian MOS kayak biasa tapi harus nyapu dan ngepel kelas mos kalian sendiri tanpa dibantu,"
"tapi sebelum kalian milih. Kamu yg tadi motong ucapan saya sama Hani, harus milih pilihan pertama," lanjutnya sambil memasang tampang smirk-nya.
"Gue punya nama, dan nama gue adalah Ferdi. Ferdiansyah Carlos. Inget itu baik baik KETUA OSIS," balas Ferdi dengan menekankan pada kata ketua OSIS.
Perdebatan yang singkat namun lumayan sengit diakhiri dengan berbunyinya bel istirahat. Semua kembali ke kelas masing-masing setelah menerima pembagian hukuman, tak terkecuali Hani dan Ferdi.

"HAAANNNNIIIIIIIII!!!" teriak Zahra-sahabatnya toa.
"Lo diapain? Lo gak dibully kan?" tanyanya bertubi-tubi.
"Gue gak diapa-apain kok. Sejak kapan ada orang bisa ngebully gue?" tanyanya sarkastik.
"Bener juga ya.. Eh, btw kita gak sekelas sama Dinda. Sedih ya."
"Biasa aja sih ya. Lagian ini kan masih kelas MOS, Ra."
"Iya ya.. Perasaan gue bego banget gitu ya.", cengir Zahra.
"Makanya bego jangan dipelihara." Jawab Hani jutek. "Udah ah.. ayo kantin!"
"Ayo ayo!"

Perhatian perhatian. Di tujukan kepada Ferdi kelas X-1 dan Hani kelas X-3 agar segera menuju ruang OSIS. Atas perhatiannya terima kasih.

"Han, lo dipanggil tuh."
"Iya.. ada apaan ya?"
"By the way Han, kak Faza ganteng ya? Dia termasuk most wanted Persada kan?"
"Ganteng sih ganteng ya. Tapi juteknya tuh.. ngeselin tau nggak. Udah deh, gue ke ruang OSIS dulu. Ntar gue dihukum lagi."
Hani setengah berlari menuju ke ruang OSIS. Ia tak tahu bahwa koridor sebelah situ barusan dipel oleh office boy sekolah. 

Syuut.. Brak!

 Ia terpeleset dan jatuh disamping ruang OSIS.

"Aduuuhh... punggung guee", rintih Hani
"Lo gapapa?", Tanya Ferdi sambal membantu Hani berdiri.
"Gapapa kok.. makasih ya."
"Hm. Sama-sama."
 

Kemudian mereka berdua masuk ke ruang OSIS dan dikerjai habis-habisan oleh anggota OSIS. Setelah itu mereka segera mengerjakan apa yang ditugaskan oleh kakak-kakak OSIS dan ingin segera pergi keluar dari ruangan ini. 

KRING! KRING! KRING!.                                                                                                                                                                Bel pulang sekolah pun berbunyi sebagai tanda mereka boleh pergi dari ruangan ini.

"Han.", panggil Ferdi.
"Hm?", Hani hanya menjawab dengan gumaman.
"Lo langsung pulang?", Tanya Ferdi.
"Iyalah. Emang mau ngapain?"
"Ah.. enggak. Mau pulang bareng gue?" tawar Ferdi
"Gausah Fer, gue bawa mobil dan temen gue mau sekalian pulang bareng.", tolak Hani halus.
Sebenarnya itu cuma alasan. Ia hanya tak suka berurusan dengan laki-laki yang tidak terlalu dekat dengannya. Apalagi dengan seorang badboy seperti Ferdi yang dianggapnya tidak punya sopan santun dan bersikap sok dekat dengannya.
"Gue langsung pulang ya.. Dah.", teriak Hani sambil berlari.
"Iya. Be Careful.", balas Ferdi tanpa menoleh.
Sesampainya dirumah, Hani membuka ponselnya dan mengirim chat ke grup '3O B2K'

Hani.D : 'gue capek abis dikerjain anak OSIS nih..'

A.Dinda : 'gak ada yang nanya'

Hani.D : 'ini lagi ceritaaa..'

Zahra.F : 'gak ada yang nanya (2)'

Hani.D : 'Jahat. Oke gue off. Bhay! :('
                                                              read

'Mereka jahat banget sumpah. Awas aja besok kalo ketemu.', ancam Hani dalam hati.
Hani berjalan menuju balkon kamarnya. Ia ingin menikmati sejuknya angina sore yang berhembus sambil menikmati indahnya pemandangan. Tiba-tiba, matanya menangkap sosok laki-laki yang terlihat familiar. Laki-laki itu juga terkejut melihat Hani.
"Halo, Han! Gue gak nyangka tetangga gue itu lo." sapanya.
"Lo, ngapain disini?"

--------
a/n
Halo guys!!
Ini first story kita. Disini authornya ada 3, jadi maafkan kalo absurd. Akhirnya part 1 kelar juga... :) Makasih buat para reader yang mau baca tulisan kita ini.
#ciedigantungin #kasiandehlo
Vote dan comment ditunggu yaa!

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang