Part 10

285 43 6
                                    


           Dinda dan Hani hanya bisa melihat punggung Zahra yang semakin lama semakin menjauh. Mereka tahu Zahra pasti sakit hati. Hening. Tak ada yang mau memulai percakapan lagi. Hani terdiam memikirkan apa yang harus ia lakukan nantti ketika bertemu Lidya. Sedangkan Dinda hanya menyesali apa yang barusan ia katakan. Saat itu ia tidak memikirkan reaksi Zahra. Mungkin seharusnya ia hanya mengatakannya pada Hani. Tapi itu semua sudah terjadi. Tak bisa diubah lagi.

           "Din" Ucap Hani memecah keheningan.

           "Hm?"

           "Kita harus apa nih?"

           "Gue gatau Han. Tadi sih gue udah cerita ke Elvis sebelum kita ketemuan."

           "Gimana kalo sekarang lo buka bareng sekalian nginep di rumah gue? Mungkin tetangga sebelah bisa ngasih saran."

          "Iya deh. Gue sms nyokap gue dulu."

          Dalam perjalanan ke rumah Hani tidak ada yang berbicara. Mereka sibuk dengan pikirannya sendiri. Tidak ada yang menyadari bahwa mereka sudah melewati rumah Hani. Sambil melamun Hani memencet bel agar pintunya dibukakan. Padahal tadi waktu Hani berangkat, ia tidak mengunci pintu. Tuan rumah keluar dan terkejut melihat dua sahabatnya memasang wajah murung. Entah apa yang dipikirkannya, tapi ia mempersilahkan mereka untuk masuk, dan kembali mengunci pintu.

          "Duduk dulu aja. Kalian mau buka pake apa?"

          "Lah?! El, lo ngapain di rumah gue?"

          "Ngelucu Han?"

          "Paan sih. Gue serius nih."

          "Peka mbak, peka. Lihat dan perhatikan sekitar anda."

          Hani mengedarkan pandangannya. Elvis benar, ini bukan rumahnya.

          "Ini rumah sapa kalo gitu?"

          "Rumah gue pe'a! Susah banget ngomong ama lo. Sebel dah gue."

          "Udahan dong bertengkarnya. Udah adzan, ayo buka. Gue laper. EEELLLL!! CEPET SIAPIN MAKANAN KITA!!"

          Elvis mendengus sebal. Beruntung rumahnya sedang kosong hari ini. Jadi tidak ada yang terganggu dengan teriakan mereka.

[-]

           Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Mereka masih dirumah Elvis. Awalnya mereka menonton tv, tapi pada akhirnya mereka hanyut dalam pikirannya sendiri dan tetap tidak mematikan tv.

           "El. Han."

           "Ya?" Jawab mereka kompak.

           "Zahra– gimana?"

           "Gue gatau. Lo kan belum cerita Din."

           "Oh iya. Han, lo aja yang jelasin."

           Hani memberi penjelasan singkat. Tentang Lidya, Zahra, juga Reyhan. Taka da yang ditambahi atau dikurangi.

           "Jadi, menurut lo gimana?"

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang