Part 21

346 17 11
                                    

Sesampainya di rumah, Dinda masih saja memikirkan perilaku Zahra kepadanya. Bukankah kemarin-kemarin, Zahra meneriakinya 'munafik' di pengadilan? Dan, hei, kemarin Zahra menolak mentah-mentah sementah-mentahnya perminta maafannya dan Elvis, lalu kenapa Zahra tadi, dengan entengnya memaafkannya? Seenteng niup kapas. Semudah membalikkan telapak tangan. Segampang salting di depan gebetan.

Dinda semakin lama semakin bingung, tidak tahu harus bertanya pada siapa, haruskah dia bertanya pada Elvis? Tidak, Mamah Dedehnya itu seperti biasa tidak akan memberikan banyak solusi, atau bahkan tidak memberi solusi sama sekali, malahan dia akan menerima jawaban super duper ngawur.

Haruskah tanya ke guru BK? Enggak, enggak boleh, guru BK yang Dinda punya kontaknya Cuma Pak Doha-guru paling ganteng se-antero sekolah, lesung pipitnya bisa buat semua cewek tua-muda, guru ataupun siswa di SMA Persada langsung kejang-kejang, habis napas, terus pingsan. Dinda emang nge-fans banget sama Pak Doha, tapi sekitar dua bulan yang lalu, Dinda ketauan ngefoto Pak Doha waktu pelajaran, dan pada akhirnya jadi bahan bully-an anak sekelas, dan parahnya Pak Doha jadi tahu kalo Dinda mempotretnya.

Dinda mengambil handphone yang ada di ranselnya lalu membuka aplikasi Whatsapp dan meng-klik kontak Pak Doha, kemudian dilihatnya foto profil guru yang gantengnya legendaris itu.

Dinda mengambil handphone yang ada di ranselnya lalu membuka aplikasi Whatsapp dan meng-klik kontak Pak Doha, kemudian dilihatnya foto profil guru yang gantengnya legendaris itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hm.. gantengnya, chat gak ya?, batin Dinda.

Gak, gak boleh, nanti gue dicap anak cabai sama Pak Doha, batinnya lagi.

Lah terus gue tanyanya sama siapa dooong-AHA!!

Dinda buru-buru menutup foto guru idolanya itu sekaligus menutup aplikasi Whatsapp, kemudian..

"OKE GUGEL"

" Gugeeeel, temen gue ada yang kemarin-kemarin itu jutek, judes, marah-marah, tapi tadi, tanpa alasan dia tiba-tiba baik ke gue.. itu kenapa ya? Lo tau gak?"

"Hasil pencarian tidak ditemukan"

"HM, ANJIR BANGET YHA,"

[-]

Sesampainya di sekolah, Zahra langsung berjalan tanpa ba-bi-bu ke kelasnya-kelas X-IPA-4-tapi, sebelum sampai ke kelas, Zahra merasakan pundak kanannya ditepuk oleh seseorang, Zahra lekas menoleh ke belakang dan seketika mendapati Dinda sedang tersenyum manis ke arahnya, dan Zahra seratus persen tidak suka seorang Dinda nan munafik ini muncul dihadapannya.

"Eh, lo, Muna! Ngapain nepuk-nepuk pundak gue? Najis! Gausah deket-deket gue!" Dinda pun makin bingung dengan sikap Zahra yang berubah lagi dari kemarin.

"Loh bukannya kemarin lo udah maafin gue ya, Zah?" tanya Dinda masih dalam kebingungan.

"HA!? GUE MAAFIN LO? SETELAH SEMUA PERBUATAN JAHAT LO, ELVIS DAN FERDI KE REYHAN? MIMPI AJA SANA!" bentak Zahra yang kemudian pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya ke lantai dengan kasar, meninggalkan Dinda yang sempurna sudah melongonya.

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang