Part 23

146 12 6
                                    


"Reyhan, kita ke sini mau ngabarin sesuatu," kata Devi, diikuti anggukan Lidya dan Diandra seperti biasanya.

"Eh bentar, tumben kesini nggak sama Zahra?"

"Nah itu dia, kita mau bilang kalo Zahra sekarang udah pindah sekolah," kata Lidya tidak sabar.

"Lho? Kemana? Kok gak langsung bilang ke gue? Lo gak bercanda kan?"

"Ya enggaklah, kita sendiri juga nggak tau kemana Zahra. Yang jelas tadi di sekolah tiba-tiba ada pengumuman mau diadain upacara perpisahan Zahra yang katanya mau pindah sekolah, tapi waktu upacaranya mau mulai Zahranya udah nggak ada. Kata Pak Satpam sih Zahra buru-buru banget udah ditungu Mamanya."

"Plis telfonin Zahra sekarang! Dia kemana coba?" Reyhan panik.

"Daritadi juga kita udah nelfonin dia tapi nggak aktif." Lalu Reyhan menyarankan mereka bertiga untuk mendatangi rumah Zahra, telepon orang tua Zahra, tanya pihak sekolah, dan lainnya. Tapi ternyata semua itu sudah dilakukan oleh mereka bertiga, tapi tidak membuahkan hasil sama sekali.

"Maaf mbak, waktu kunjungan sudah habis," seorang polisi mengingatkan.

"Yaudah, kita pergi dulu ya Rey. Kita pasti cari Zahra kok, jangan khawatir!"

[-]

"Zahra, nggak papa nih kamu nggak pamit dulu ke teman-teman?" tanya Mama Zahra.

"Aku sengaja Ma, biar mereka nggak khawatirin aku,"

"Tapi dengan kamu tiba-tiba hilang kayak gini mereka pasti semakin bingung, nanti mereka bikin gosip yang enggak-enggak, atau, ya... hal-hal yang nggak kamu kira bisa terjadi,"

"Aduh... Biarin deh Ma, lagipula Elvis tahu kok kenapa Zahra pergi," kata Zahra meyakinkan Mamanya. "Ma, itu kita sudah dipanggil. Boarding pass-nya ada di Mama kan?"

[-]

Di tempat lain, Dinda dan Elvis sedang melamun dengan pikiran mereka masing-masing, membiarkan es batu di dalam gelas mereka meleleh.

"Din," Dinda terbuyar dari lamunannya. "Ini rekaman enaknya diapain ya?" Elvis menunjukkan sebuah file rekaman di hp-nya.

"Gue juga bingung. Dihapus eman, disimpen bikin galau, disebar namanya cari mati. Enaknya gimana dong?" Dinda tanya balik.

"Tangan gue udah gatel sih pengen nge-upload rekaman ini, tapi gimana ya..." Elvis memutar-mutar HP-nya

"Upload aja lah, tapi bikin akun baru." Usulan Dinda dibalas gelengan Elvis.

"Din, gimana kalo kita ke rumah Reyhan? Barangkali kita nemu sesuatu gitu? Police line-nya kan udah dilepas,"

"Emang lo punya kunci rumahnya?"

"Enggak sih, tapi Zahra punya. Kita minta aja ke dia."

"Zahra kan udah pindah. Eh btw lo tau gak Zahra kemana?"

"Tau dong.." ups. Elvis buru-buru menutup mulutnya. Kenapa pula tadi dia mengatakan 'Zahra' dengan santainya?

"Loh? Lo tau? Kok ga bilang-bilang gue? Si Zahra kemana sih, kok gue aja gak dikabarin? Dia pamitan ke gue aja enggak, masa ke lo iya?" bingung kali Elvis jawabnya.

"Eee... itu... Gue tau... Kalo Zahra pindah sekolah. Kalo urusan kemananya gue gak tau sih," bohong sekali-kali gapapa lah ya.


"O gitu. Yaudah, kita ke warung Mak Yan aja yuk, barangkali ada kuncinya."

[-]

"Din, gue cek lantai dua ya," Elvis segera menaiki tangga rumah Reyhan. Mereka berhasil mendapatkan kunci dari Mak Yan.

"Ya ampun... Gue jadi sedih, keinget Hani lagi. Coba tembok bisa ngomong, pasti tembok ruang tamu ini bisa bersaksi," Dinda meraba tembok, lalu sofa. Membayangkan bagaimana sahabatnya bisa terluka dengan nahas di tempat ini. Lalu Dinda memasukkan tangannya ke kolong sofa, berharap menemukan sesuatu.

Sementara itu Elvis di lantai dua merasa aneh. Lantai duanya kosong. Benar-benar tidak ada barang satupun. Hanya ada satu ruangan, kamar yang rapi seperti tidak pernah ditempati. Isinya hanya dipan dan kasur, tidak kurang tidak lebih.

"Din, gue gak nemu apa-apa. Di atas cuma ada satu kamar, isinya kasur doang. Lo nemu apa?" tanya Elvis.

"Ini gopro bukan sih?" Dinda melambai-lambaikan barang temuannya. Elvis langsung menyambar gopro hitam itu dan menyalakannya.

"Assalamualaikum, teman-teman! Saya disini, Reyhan, akan membuat vlog pertama saya yang berisi tentang kegiatan belajar saya dirumah, vlog saya kali ini akan berjudul, "Belajar Bersama Reyhan" Namun, sebelum kita mulai, mari membaca basmallah bersama-sama! Bissmillahirrahmanirahim!"

"Din, gue baru tau kalo Reyhan ngevlog. Mana vlognya berfaedah banget kayak gini," kata Elvis seraya mem-pause video di tengah-tengah asyiknya menonton.

"Dia kan udah bilang kalo mau ngevlog biar tambah famous. Udah ah, play lagi. Gue penasaran nih,"

"Jadi, mari kita bahas trigonometri. Kalian pasti udah tau kan, ini namanya sisi depan, ini sisi samping, ini sisi miring. Kalian udah hafal rumus sin, cos, tan, belum? Kalo belum, baca nih catetan gue," Reyhan menunjukkan buku catatannya ke kamera. "Hoaahhmmmm... Guys, gue ngantuk banget nih, padahal baru satu materi. Sumpah gue gak suka materi yang ini. Kalo materi fisika yang lain gue suka, dan kalian bisa tanyain di comment. Oh iya gue lupa, besok gue ulangan kimia. Kenapa malah bahas fisika? Udah ah gue ngantuk. Subscribe ya guys," Reyhan tertunduk jatuh lalu beberapa lama kemudian terdengar suara dengkuran.

"Ini... semalem sebelum ulangan kimia?" mata Dinda membulat.

"Jangan-jangan disini ada bukti!" Elvis mem-play lagi videonya, penasaran apa yang terjadi setelah Reyhan ketiduran.

"Haaaa, si Kecoa Terbang ngapain tidur di ruang tamu?" terdengar suara berat khas laki-laki dewasa, dan gopro jatuh terkena suatu benda berwarna hijau. Lalu video selesai.

"Din, apa lo berpikiran sama kayak gue?" Dinda mengangguk, padahal belum tentu pemikiran mereka sama. "Tanggalnya... 1 Desember 2016. Bener! Kita harus cepat-cepat ke kantor polisi, kasih bukti ini. Sama rekaman Ferdi juga."

-


Halo semua! Author A vs B udah selesai UN!!! Maaf kita hiatus lama bgtt sampe 2 bulan :v sibuk US, USBN, UN, dan ujian-ujian lain TT

Dan maaf part ini pendek bgt soalnya author udah agak lupa ehe. Tapi tetep lanjut kok, kita janji bakal nyelesain A vs B. Keep reading!

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang