Part 13

244 31 6
                                    


"Maaf ya Han, yang kemarin itu dibajak temen."

Deg. "Oh dibajak ternyata."

"E-eh? Iya gapapa kok."

"Untung aja gajadi gue jawab."

"Lo... ga ngarep kan?"

"Hm? Ngarep? Enggaklah." Jawab Hani dengan senyum yang agak dipaksakan.

Setelah obrolan pendek yang sedikit canggung itu, keheningan kembali menyelimuti mereka. Tidak ada satupun yang tau bahwa ada hati yang terluka diantara mereka.

[-]

Pengumuman! Pengumuman! Dikarenakan ada rapat guru, ketua kelas masing-masing kelas diharap mengambil tugas yang sudah disediakan di ruang piket. Sekian.

"Han, Han!"

"Hm."

"Tadi Ferdi ngapain?"

"Gitu deh, Din."

"Gitu gimana? Cerita napa."

"Males gue. Lagian bodo amat." Dengan malas Hani beranjak pergi dari kursinya dan meninggalkan Dinda yang menatapnya dengan bingung.

"Tumben amat tuh anak badmood. Lagi dapet kali ya?" Gumam Dinda.

Hani sebenarnya merasa bersalah telah meninggalkan Dinda begitu saja. Tapi karena gengsi telah menguasai tubuhnya, ia jadi tidak memperdulikan hal itu. Lagipula ia tahu Dinda pasti mengerti bahwa dirinya perlu sendiri untuk sementara waktu.

[-]

Di waktu yang sama, dengan tempat yang berbeda, ada seorang anak lelaki yang sedang meruntuki dirinya sendiri. Ia kecewa dengan dirinya. Sebegitu lemahkah ia sampai-sampai ia tidak bisa jujur pada perasaannya sendiri, begitulah pikirnya.

Mendengar pengumuman yang disampaikan lewat speaker, ia buru-buru kembali ke kelas. Ia lupa bahwa bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Setelah melewati beberapa kelas, sampai lah ia didepan kelasnya. Ia dengan tenang masuk ke kelasnya. Ketika hendak mengambil tugasnya, ia tidak sengaja mendengar pembicaraan Hani dan Dinda. Hanya dengan mendengarnya, senyumnya kembali merekah. Moodnya naik seketika. Entah dia yang terlalu pede, atau firasatnya benar-benar benar, tidak ada yang tau itu.

[-]

Ferdiansyah C.: Han pulang sekolah nanti ada acara gak?

Allexa Hani: Gaada

Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda, mereka merasakan hal yang sama; masih ada harapan. Ferdi yang berpikir Hani 99% sebenarnya membalas perasaannya, dan Hani yang setidaknya masih memiliki 1% keyakinan bahwa chat yang kemarin bukan dibajak.

Ferdiansyah C. : Mantai yuk

Allexa Hani : Mantai? Ke pantai?

Ferdiansyah C. : Iyalah masa ke gunung

Ferdiansyah C. : Ke pantai yang deket-deket aja. Besok libur kan?

Allexa Hani : Iya. Boleh tuh. Sama siapa aja?

Hani mencoba berpikir jangan-geer-dulu-siapa-tau-dia-gak-cuma-ngajak-kamu.

Ferdiansyah C. : Berdua?

Yah kok tanda tanyanya ikut ke-send, Ferdi menyesal.

Allexa Hani : Terserah sih, gue ikut aja.

Untung jawaban gue yang 'Oke berdua aja' gak jadi ke-send, Hani mengelus dada.

Ferdiansyah C. : Yaudah nanti bel pulang gue tunggu di parkiran ya. Lo hafal kan mobil gue?

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang