Part 6

445 72 23
                                    

"YAAMPUN HANI!! kamar kamu berantakan banget sih, udah kayak 'kapal pecah'cepet bersihin! Pokoknya kamu gakboleh pergi sebelum kamarnya bersih! "

"Iya Maaaa, nanti Hani bersihin kooook".

" Btw Ma, Hani bagusan pake baju yang ini, apa ini, apa yang itu, atau yang itu?" Hani nyerocos sambil mengangkat dress yang ada ditangan kanan dan kirinya secara bergantian, lalu menunjuk dua baju yang tergeletak di lantai kamarnya.

"Kamu pake baju yang mana aja, wajah kamu tetep sama, kan? Udah, cepet beresin kamarnya, gausah pake acara geledah lemari, kayak cewek mau ketemu pacarnya aja, kamu kan gapunya pacar. Lagian siapa juga yang mau pacaran sama cewek yang kamarnya berantakan." Ujar Ibu Hani sambil berjalan keluar dari kamar Hani.

" Mama gak seru, ih! Hani minta saran aja ngambek. Masih ada lagi, yang mau pacaran "

Ding!

Mendengar handphone-nya berbunyi, Hani langsung mencari dimanakah telepon genggamnya itu berada. Hani mencari di seluruh bagian kamarnya tetapi tetap saja, benda itu tidak ditemukan. Pada saat-saat seperti inilah, Hani menyesal telah membuat kamarnya berantakan. Mungkin kalau dia orang yang sangat kaya, dia akan menyewa Tim SAR untuk mencari keberadaan Handphone yang paling ia cintai itu. Atau apabila ia memiliki seekor anjing pelacak, dia pasti sudah memerintah anjingnya untuk mencari dimana keberadaan telepon genggamnya.

Ding!

Ding!

Ding!

Ding!

Ding!

Ding!

Hani pun mendekati sumber suara yang diyakininya sebagai suara dentingan ponsel kesayangannya. Pose Hani saat ini jika dilihat-lihat, sudah mirip seperti Sherlock Holmes ketika menyelidiki kasus – Badan condong empat puluh lima derajat kedepan, kepala dimajukan, mata disipitkan, dan hidung mengendus-endus. Ya gak sampe ngendus-endus juga ding!

And finally.. Found it! Setelah berbagai perjuangan yang Hani lakukan untuk mencari pasangan sehidup sematinya tersebut. Akhirnya ponsel kesayangan Hani ditemukan dalam keadaan menggenaskan karena tertimpa ribuan baju Hani. Eh, cuma puluhan, gaksampe ribuan.

"Yaampun, sayang aku, cinta aku, pujaan hati aku, kamu kok sukanya ngilang sih, jangan ngilang lagi ya, nanti Hani khawatir. Maafin Hani ya udah nelantarin kamu, Hani janji deh bakal lebih perhatian sama kamu, tapi kamu jangan ninggalin Hani ya, kamu kan udah janji bakal temenin hidup Hani selamanya, I Love You." Hani kemudian mencium handphone kesayangannya itu. Setelah ia menyelesaikan ritual romantis dengan ponselnya itu, barulah Hani menyalakan ponselnya, 6 pesan dari Ferdi.

Ferdiansyah C. : Han, gue udah ada didepan rumah lo cepetan keluar.

Ferdiansyah C. : Han! Cepet.

Ferdiansyah C. : Haniiiiii.

Ferdiansyah C. : Haaaaaaaaaannnnnnniiiiiiiiiiiii............

Ferdiansyah C. : Jadi ikut gak nih, gue tinggal loh nanti.

Ferdiansyah C. : Hani Sayaaaaang...

Demi melihat pesan terakhir yang dikirimkan oleh Ferdi, jantung Hani sempurna telah meloncat ke perutnya, suara detaknya keras sekali, Hani tidak bisa mengontrolnya. Ketika jantung Hani telah berdetak secara normal, ketika jiwa Hani yang sebelumnya melayang-layang di udara telah kembali ke tubuhnya, dia seketika sadar – dia belum ganti baju. Hani pun segera menjawab pesan dari Ferdi, takut ditinggal.

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang