Part 16

248 32 9
                                    

Di sebuah kamar, di dalam gedung yang bernuansa putih, tertidur seorang gadis dengan dikelilingi lumayan banyak orang. Suasananya nampak begitu suram. Bau alkohol dan obat-obatan menyeruak hidung siapa saja yang berada di dalamnya.

Hening. Tak ada satupun yang berbicara. Hanya terdengar beberapa kali isakan tangis dari beberapa orang yang tidak kuasa menahan emosinya. Beberapa lainnya lebih memilih menunggu diluar kamar tidak kuat melihat orang yang disayangnya tergeletak tak berdaya dikasur rumah sakit, ditemani dengan dentingan elektrokardiogram yang berbunyi dengan teratur.

Dalam hati semua orang yang hadir disana, tersemat sebuah do'a untuk gadis yang terbaring lemah itu. Do'a untuk gadis yang tidak pernah ingkar janji itu.

[Flashback On]

Ferdiansyah C. : Han, udah nyampe rumah kan?

Ferdiansyah C. : Eh, besok ada ulangan kimia ya? Bantuin gue belajar dong.

Ferdiansyah C. : Kok lo gajawab sih? Gue langsung ke rumah lo aja ya. Tunggu gue ya honey :v <3 :*

Ferdi segera bergegas mengambil jaket dan kunci motornya, lalu segera berangkat menuju rumah gadisnya itu. Ia sedikit khawatir karena serentetan pesannya tadi tidak dibalas oleh Hani. Tapi ia tidak ingin berpikiran buruk, segera ia buang pikiran-pikiran negatif yang tadi sempat lewat di otaknya.

Sesampainya disana, Ferdi memencet bel beberapa kali. Terdengar suara langkah kaki dari dalam. Ferdi berharap itu adalah Hani yang sudah menunggunya, dan akan membukakan pintu untuknya. Tapi sayang sekali harapannya tidak terkabul.

"Assalamualaikum tante. Saya Ferdi. Haninya ada?" tanya Ferdi dengan sopan.

"Eh, Nak Ferdi temannya Hani ya? Tadi Hani baru aja keluar. Tunggu aja di dalam ya. Tante mau lanjut masak dulu."

Sudah sekitar 5 menit Ferdi menunggu, tetapi Hani belum pulang juga. Perasaan khawatir mulai menyerang dirinya.

"Tante, Haninya kemana sih? Kok gabalik-balik?"

"Aduh, tante juga nggak tau nih. Tadi sih dia bilang mau ke rumah Reyhan ambil buku kimia."

"Ooh.. Ke rumah Reyhan ya.. Yaudah aku jemput aja ya te. Sekalian mau belajar bareng nih."

Setelah berpamitan, Ferdi segera tancap gas ke rumah Reyhan. Sesampainya disana, ia terkejut. Sepertinya ada yang tidak beres disana. Ada suara seorang laki-laki sedang membentak perempuan didepannya. Tiba-tiba saja, perempuan itu terjatuh sambil memegangi perutnya. Entah ada keberanian apa yang ada di dalam dirinya, ia berlari menghampiri perempuan itu, meninggalkan motor beserta kunci yang masih menempel.

Dengan perasaan bercampur aduk, ia segera mengangkat wajah perempuan itu sambil berharap ia bukanlah gadis yang sedang dicarinya. Namun lagi-lagi harapannya itu sirna. Wajah kesakitan milik Hani terpampang jelas di depan matanya. Ia tidak bisa berkata-kata. Sedetik kemudian tubuhnya lemas. Namun pada detik berikutnya ia sadar, berdiam diri disini hanya membuat pacar pertamanya itu semakin parah keadaannya. Tanpa berpikir dua kali, ia segera mengangkat tubuh gadis malang itu dan mencari taksi, segera pergi ke rumah sakit dengan harapan nyawa si gadis dapat tertolong.

[Flashback Off]

Sudah lebih dari 15 menit sejak dokter keluar dari kamar Hani dan berkata bahwa hanya keajaiban yang dapat menyelamatkannya, dan masih tidak ada satupun yang berani mengeluarkan kata katanya.

[-]

Disekolah, Ferdi tidak pernah fokus pada pelajarannya lagi. Sejak kemarin Hani masih saja belum terbangun dari tidur lelapnya. Ia sekarang juga tidak banyak bicara, baginya tak ada yang lebih penting dari kesehatan Hani sekarang ini.

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang