Part 8

325 56 5
                                    

Tidak ada yang menyadari bahwa akhir-akhir ini Lidya semakin dekat dengan Hani, Dinda, dan Zahra. Terutama setelah Lidya mengajak mereka bertiga ke rumahnya. Lidya juga menggunakan kesempatan ini untuk mendekati Reyhan dan gengnya atas perintah Devi. Mungkin diantara Dinda dan Zahra tak ada yang menyadari jika Lidya berubah 180 derajat dari Lidya yang dulu. Tapi tidak dengan Hani. Ia sudah curiga dengan perubahan sikap Lidya yang begitu drastis. Dulunya sombong, classy dan anti-sosial banget, mainnya cuma sama geng Tigade, tapi sekarang bahagia gitu main sama Dinda dan Zahra, bahkan sering mentraktir mereka. Tetapi karena ia tidak mau menuduh sembarangan, ia ingin mencari bukti terlebih dahulu.

Berminggu-minggu setelah Lidya mengundang mereka bertiga ke rumahnya, ia tidak pernah terlihat sedang bersama dengan Devi dan Diandra [tapi masih kontakan aja]. Ia selalu bersama dengan Hani dkk.

"Hi guys! Gue punya 7 tiket buat nonton bioskop nih. Kalian mau gak?"

"Beneran Lid? Widiihh.. Mau dong!! Buat kapan?"

"Buat besok malem. Tayang perdananya film ini. Kalian ikut yaa.. By the way, Hani kemana? Kok gak keliatan?"

"Hani gamasuk Lid. Katanya sakit."

"Yaudah deh. Gue titipin kalian aja ya."

"Boleh." Jawab Dinda singkat.

"Kurang tiga lagi. Enaknya ngajak siapa nih?"

"Gimana kalo ajak Ferdi, Faris sama Reyhan? Itung-itung kita bales budi buat tiket konsernya kemaren. Boleh ga Lid?"

Mendengar Zahra menyebut nama Reyhan, Lidya semakin yakin bahwa Zahra punya hubungan dekat dengan Reyhan. 'Kenapa ga gue aja tadi yang ngusulin. Kan sebenernya gue udah mau ngajakin mereka.' Lidya masih larut dalam pikirannya sendiri.

"Lid? Boleh ga? Kalo gaboleh gapapa sih. Kan lo yang punya tiket."

"Eh. Engga— Boleh kok. Boleh. Siapa aja boleh kok." Jawabnya gelagapan.

"Halo! Lagi bicarain kita nih?" Tanya Ferdi sambil menaik-turunkan alisnya.

"Pede lo." Ketus Dinda.

"Tau nih. Orang kita lagi bicarain Reyhan juga."

"Hah? Reyhan? Ciee Zahra ciee.." Ledek Ferdi.

'Sialan. Mulut gue ngeselin banget. Pake acara keceplosan lagi.'

"GUYS!! ZAHRA LAGI BICARAIN REYHAANN.. JANGAN-JANGAN MEREKA PACARAN LAGII!!" Teriak Ferdi toa.

Seisi kantin langsung menoleh ke arah Zahra dan Reyhan. Mereka terus menerus ditatap dengan tatapan mengintimidasi. Sedangkan mereka berdua hanya diam. Tidak bisa melakukan apapun. Hanya menundukkan kepala dengan muka memerah.

'Kak Reyhan pacaran?!'

'Siapa itu Zahra? Beraninya ngerebut Reyhan dari gue'

'Kok mereka pacaran ga ngomong-ngomong'

'Kak Reyhan jahat. Gue sakit hati nih.'

'Aahhh.. Kakak kok gitu sih. Mending sama gue aja.'

Dan masih banyak lagi komentar-komentar yang dilontarkan anak Persada.

Di pojokan kantin, ada dua orang perempuan yang sedang duduk. Tidak seperti anak lain yang sibuk menggosip antara Rehyan dengan Zahra. Yang satu diam termenung dan yang satunya lagi menundukkan kepala, sambil mencoba untuk tidak mengeluarkan air matanya.

Lidya yang berada di sebelah Zahra sangat kaget mendengar hal itu. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Sedangkan Zahra hanya duduk dengan muka merah padam dan Reyhan, untuk pertama kalinya ia menjitak kepala seseorang. Yang dijitak hanya memasang cengiran khasnya sambil menunjukkan tanda peace.

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang