Part 22

221 19 1
                                    


"AAAAAAAAAAAAAAAAKKKKK!!!!!!!"

Zahra yang tiba-tiba berteriak, sontak membuat seisi lapangan menoleh padanya. Pada saat itu juga, entah kenapa Zahra pun pingsan.

Pengadaan upacara dihentikan sejenak. Elvis dan Dinda sebenarnya ingin membantu Zahra, tetapi daritadi tangan mereka berdua dicekal oleh Ferdi.

Teman-teman Zahra -Lidya, Devi, dan Diandra- segera berlari mengikuti guru yang menggendong Zahra ke UKS.

Di sana, Zahra masih tertidur tetapi daritadi ia mengingau. Ia terus terus an berkata "Reyhan... Hani... Maafin aku.. Maaf.. Maaf..".

Lidya, Devi, dan Diandra masih terus mencoba membangunkan Zahra. Tapi Zahra masih saja menutup matanya sambil terus mengingau.

"Zah, bangun Zah!"

"Zahra ayo bangun!!"

"Eh, Dev, coba lo ambil minyak kayu putih deh. Kali aja dia bisa dibangunin pake itu."

Tanpa menjawabnya, Devi segera mengambil minyak tersebut dan mengoleskan ke leher dan ke bawah hidung Zahra.

"Adoohh.. Panas woyy!!" Zahra tiba-tiba berteriak.

"Akhirnya sadar juga lo Zah." Ujar Devi sembari tersenyum.

"Ehh, emang barusan gue kenapa?"

"Lo itu habis pingsan Zah. Btw, Lo ngapain pake pingsan-pingsan segala?"

"Sejak kapan gue pingsan?"

"Kepala lo kejedot Zah?"

"Nggak. Udahlah, ayo balik ke kelas."

"Masih upacara kok."

"Lah? Upacara apaan?

"Lo tuh amnesia Zah? Kan barusan ini Persada ngadain upacara buat ngenang Hani."

"Hani kenapa?!"

"Hani kan.. "

"Kenapa?"

"Hani udah meninggal kan Zah. Lo lupa ya.."

"Nggak nggak! Hani ga meninggal! Hani ga kenapa-napa. Gausa ngomong yang enggak-enggak deh kak!"

"Zah, tolong terima kenyataan kalo Hani emang udah meninggal. Dia gabakal tenang kalo lo gini terus."

"POKOKNYA HANI GA MENINGGAL!!"

Setelah itu Zahra berlari menuju kelasnya, mengambil semua barangnya dan berlari lagi menuju kompleks rumahnya.

Selama diperjalanan, Zahra tidak berhenti menangis. Pikirannya bercampur aduk. Bahkan ia pusing sendiri memikirkan hal-hal yang ia sendiri tidak paham. Baginya, Hani belum meninggal. Tapi mengapa semua teman-temannya mengatakan hal aneh itu. Bahkan, dengar-dengar ada yang mengatakan bahwa pembunuh Hani adalah Reyhan. Bagaimana ia bisa percaya semua hal itu.

Sesampainya didepan komplek, ia mengurungkan niatnya untuk pulang. Ia lebih memilih untuk mampir ke sebuah taman yang tak jauh dari situ. Di sana, ia hanya duduk termenung. Beban pikirannya berat sekali.

"Halo Zah."

"Halo jug-- Elvis?! Ngapain lo disini?"

"Tadi gue liat lo lari keluar sekolah. Terus gue ikutin deh." Ucapnya sambil cengar-cengir tidak jelas.

"Trus sekarang lo mau apa kesini?"

"Ee... ga ngapa ngapain sih.. hehehe"

"Apasih gaje lo ah"

Keadaan hening sejenak. Tensi Zahra yang tadinya naik, kini berkurang perlahan-lahan.

"Ehm.. Zah?" panggil Elvis dengan hati-hati.

A vs BTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang