Paris, Perancis
11:00 PM"Bagaimana keadaannya dok?"
Tanya seorang pria paruh baya berusia 55 tahun dengan perawakan tinggi, dan aksen perancisnya yang sangat kental. Disisi pria itu terdapat seorang wanita paruh baya berusia 50 tahun yang mempunyai garis wajah orang asia, dan juga seorang laki-laki yang di perkirakan berusia 24 tahun berdiri disamping wanita yang merupakan ibunya.
"Dia baru saja melewati masa kritisnya." Jawab sang dokter sembari menatap ke arah brangkar yang berisikan seorang gadis cantik yang sedang tertidur pulas dengan berbagai macam alat yang menempel di tubuhnya.
"Kapan dia akan sadar?" Tanya laki-laki bernama viktor kepada Dr.Andreas selaku dokter pribadi keluarganya.
"Hanya Tuhan yang tau kapan dia akan sadar."
Semua yang berada di ruangan itu hanya bisa menghela nafas. Kalimat itulah yang selalu keluar dari mulut Dr.Andreas jika salah satu dari mereka menanyakan kapan gadis itu bangun dari tidur panjangnya.
"Apa dia akan terus seperti ini? Hidup di dalam alam bawah sadarnya?" Tanya Wanita paruh baya itu menatap iba ke arah brangkar dihadapannya.
"Kondisinya sudah terlalu parah, bahkan selama dua tahun belakangan ini ia sama sekali tak menunjukan tanda-tanda akan kondisinya yang semakin membaik. Yang ada dia selalu kembali ke masa kritisnya."
Yap, Dua Tahun.
Ralat, Hampir tiga tahun sudah gadis itu tak membuka matanya dan hanya bisa terbaring lemah diatas brangkar itu dengan alat-alat yang semakin banyak ditubuhnya. Gadis itu dalam keadaan koma, koma selama dua tahun setelah apa yang menimpa gadis malang itu.Sophia membekap mulutnya dan lagi-lagi airmata mengalir membasahi pipinya. Ia tak kuasa melihat keadaan anak gadis itu yang berada diantara hidup dan mati. Mungkin jika dokter mencabut semua alat-alat itu, gadis itu sudah tidak akan mempunyai harapan untuk hidup kembali.
"Ini sudah memasuki tahun ketiga dan dia belum sadar juga." Gumam viktor sembari menghela nafas berat.
"Sudah tidak ada harapan lagi untuknya viktor. Hanya ada dua pilihan, membiarkannya tetap hidup dengan selang dan alat-alat itu, atau membiarkannya kembali ke sisi Tuhan dengan tenang."
"Aku yakin pasti ada keajaiban untuknya andreas" Sahut Alex membuat Dr.Andreas menghela nafas.
"Baiklah, aku di pekerjakan olehmu dan semua keputusan ada ditanganmu." Jawab Dr.Andreas mengalah. "Jika terjadi sesuatu padanya, hubungi aku."
Andreas mengemasi barang-barangnya dan keluar dari kamar yang kini aromanya berganti menjadi aroma khas rumah sakit, di ikuti oleh Alex yang mengantarnya hingga ke depan rumah.
"Viktor yang akan jagain ica di sini." Ucap viktor seolah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh mommy nya.
Sophia tersenyum kepada anak laki-lakinya dan berjalan mendekat kearah gadis itu, lalu mengusap lembut rambutnya dan mencium kening gadis itu seraya berkata-..
"Cepat sadar dan kembali kepada kita semua."
******
Tubuh gadis itu terhempas kelantai dingin yang entah berada dimana. Lagi-lagi tempat yang di injaknya sama sekali tidak bercahaya, alias gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know Who [TELAH DITERBITKAN]
Teen Fiction[Tersedia di toko buku seluruh Indonesia] Saquel of If You Know Why Deja vu Mungkin itu pilihan kata yang tepat jika aku bertemu dengan pria bermata hazel dengan wajahnya yang sedingin es. Bagaimana tidak? Setiap apa yang dilakukannya selalu membuat...