Mohon maaf bila banyak Typo karena ngetiknya kilat dan gak di edit:)
*****
Vennelica melihat penampilannya di cermin full body yang kini berada di hadapannya. Sebuah dress merah marun selutut, menempel di tubuhnya. Heels setinggi 15 cm pun menghiasi kakinya. Serta sebuah topeng yang kini berada di genggaman tangannya. Rasanya saat ini juga ia ingin melepaskan semua benda-benda merisihkan di tubuhnya ini. Dress, heels, rambut yang di tata sedemikian rupa, make up, arghh Vennelica membenci semua itu.Berbeda dengan dirinya yang sibuk mengomel dalam hati, Ziko sedari tadi tak henti-hentinya mematut diri di depan cermin. Merapikan Jas yang di pakainya, dan juga rambut yang klimis karena terlalu banyak memakai pomade.
"Sip, gue udah ganteng, sebelas dua belas sama Christian Grey," ucapnya terlalu percaya diri membuat Vennelica langsung memperagakan gaya seperti orang muntah. "Look at you Ca, lo udah mirip sama Anastasia Steel, dan kita adalah pasangan fenomenal versi majalah Bobo."
Vennelica mendegus kesal, "Lo ngomong atau kumur-kumur sih?" balasnya menatap Ziko datar. "Gue sama sekali gak ngerti lo ngomong apaan," lanjutnya sarkasme dan pergi meninggalkan Ziko keluar dari kamar hotel.
Ziko menggaruk kepalanya, lalu merapikan kembali rambutnya. Sedetik kemudian tangannya mengambil topeng yang tergeletak di atas meja, dan keluar menyusul Vennelica yang terlebih dahulu pergi menuju ballroom hotel, tempat acara di adakan.
Suasana ramai menyambut Vennelica dan Ziko ketika mereka masuk ke dalam ballroom yang sudah terisi penuh oleh rekan bisnis Papanya. Seingat Vennelica, selain sebagai acara peringatan ulang tahun perusahaan, acara ini juga sebagai peringatan di resmikannya salah satu perusahaan cabang milik Papanya.
Vennelica tidak dapat melihat jelas wajah orang-orang yang berada di ruangan tersebut karena mereka semua menggunakan topeng, seperti dirinya. Yap, sebut saja ini adalah pesta topeng.
"Sumpah demi apapun ini rame banget dan gue cape berdiri pake heels setinggi 15 cm," keluh Vennelica pada Ziko yang di gandengnya.
Ziko mendekatkan wajahnya ke telinga Vennelica, "Namanya juga pesta. Lo itu cewek dan lo harus keliatan elegan," balas Ziko membuat Vennelica mendengus kesal.
Percakapan singkat itu pun berakhir karena kedua orangtuanya datang dan menarik dirinya bersama Ziko menuju tengah-tengah kerumunan. Memperkenalkannya satu per satu pada rekan bisnis Papanya dan itu membuat Vennelica ingin malam ini segera berakhir.
"Alexander Giardano..." sapa seorang pria paruh baya yang di balas pelukan hangat oleh Alex. Sedangkan wanita yang bersama pria itu, bercipika cipiki ria dengan istri Alex, Sophia. Vennelica dan Ziko pun hanya diam melihat kedua orangtuanya mengobrol.
Tiba-tiba Vennelica berbisik, "Ca, gue kebelet pipis nih. Gue ke toilet bentar ya,"
"Jangan lama-lama. Ntar gue kayak orang bego disini," balas Vennelica ikut berbisik. Ziko menganggukkan kepalanya dan pergi menuju toilet.
Vennelica pernah mengatakan bahwa ia benci berada di tengah keramaian seperti ini, karena ia terlihat seperti orang linglung yang kehilangan arah. Jika saja ini bukan acara orangtuanya, ia tidak akan pernah mau hadir di acara seperti ini.
"Dia putri mu?" tanya pria paruh baya yang mengobrol dengan Alex membuat Vennelica langsung menoleh dan tersenyum paksa sembari mengulurkan tangan.
"Vennelica Calista,"
Tak lama setelah Vennelica berjabat tangan dan memperkenalkan dirinya, rekan bisnis papanya yang lain datang, dan sama seperti tadi.. mereka berjabat tangan dan memberikan pelukan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know Who [TELAH DITERBITKAN]
Teen Fiction[Tersedia di toko buku seluruh Indonesia] Saquel of If You Know Why Deja vu Mungkin itu pilihan kata yang tepat jika aku bertemu dengan pria bermata hazel dengan wajahnya yang sedingin es. Bagaimana tidak? Setiap apa yang dilakukannya selalu membuat...