"So.. kali ini apa yang akan kita bahas?" Vino bersuara sebentar lalu menyeruput minuman yang telah di pesannya sembari menunggu Michelle ataupun Jason membuka suara mereka. Sudah hampir 15 menit mereka berkumpul, tapi tak satupun dari mereka bersuara hingga akhirnya Vino jengah dan memilih untuk menghancurkan keheningan yang tercipta.
Michelle menarik nafas dalam-dalam dan menggeliat memperbaiki posisi duduknya dengan jari jemari yang saling bertautan di atas meja. Otaknya sedang memikirkan sebuah rencana untuk misi yang akan mereka jalankan.
"Jadi gini..." Michelle membuka suara namun menggantungnya. "Kita gak akan bisa ngelakuin rencana yang kemarin, karena saat ini Om Arsen dan juga Kak Rey curiga terhadap kita."
"Curiga?" tanya Vino tak mengerti.
Jason mengangguk dan mengambil alih pembicaraan "Iya, Kak Rey curiga semenjak gue tertangkap basah masuk ke dalam ruang kerja pribadinya. Mulai dari situ Kak Rey selalu memata matai gue, dan berusaha untuk menghalangi kita dalam mencari bukti kematian Vanilla." ucap Jason membuat otak Vino mulai sedikit berjalan. "Tapi itu ngebuat gue lebih yakin lagi bahwa ada sesuatu di balik ini semua."
"Lo pernah dengar mitos yang mengatakan bahwa di dunia ini, setiap orang memiliki 7 kembaran yang tersebar di seluruh dunia?"
Ucapan Vino sukses membuat Jason tertawa sinis "Dan lo berfikir, cewek itu hanya kebetulan mempunyai rupa yang sama dengan Vanilla?" tanya Jason balik sukses membuat Vino terdiam karena perkataan konyol yang dilontarkannya.
"Oke, dari pada kita terus berdebat masalah hal yang gak ada ujungnya, gimana kalau kita do something yang bisa ngebantu kita sebagai pengalihan sebelum gue masuk ke jaringan data rumah sakit milik Om Arsen." Ucap Michelle memberi solusi karena sejujurnya ia bosan mendengar pembicaraan yang selalu sama di setiap pertemuan mereka.
"Contohnya?" tanya Vino.
"Lo satu kampus sama cewek itu kan?" tanya Michelle di balas anggukan oleh Vino "lo harus cari tau gimana sifat dan sikap dia di kampus, kalau lo merasa itu semua benar-benar mirip Vanilla, lo harus ngebuat ingatan cewek itu kembali." Jelas Michelle.
Vino menaikan sebelah alisnya "caranya?"
Michelle menggeram kesal karena disaat seperti ini, otak Vino tidak dapat diandalkan.
"Cari tau sendiri caranya gimana!" jawab Michelle ketus membuat Vino langsung mengubah raut wajahnya. "Sedangkan lo Jason.. lo harus cari tau keluarga cewek itu. Lo megang salah satu perusahaan bokap lo yang bekerja sama dengan GD Group kan? Itu bisa mempermudah lo untuk mendapatkan informasi mengenai keluarga mereka."
Jason menjentikkan jari tangannya "gue ingat sesuatu." Ucapnya yang memang langsung teringat akan sesuatu. "Beberapa bulan lagi GD Group akan merayakan ulangtahun perusahaan, dan mereka akan mengundang seluruh relasi yang berkerja sama dengan mereka untuk hadir di acara itu. Otomatis gue dan keluarga gue serta keluarga Vanilla bakalan datang ke acara itu."
Vino menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal karena ia tidak mengerti apa yang sedang di bahas oleh Jason dan juga Michelle mengenai perusahaan. Mungkin ini faktor Elang yang menjemputnya dengan membawa mobil ugal ugalan sehingga otaknya terguncang dan tidak dapat di gunakan untuk berfikir ataupun mercerna sesuatu yang saat ini tengah dibicarakan.
"Kalau gitu gue bakalan manfaatin kesempatan itu untuk menerobos masuk ke jaringan data Rumah Sakit bokap lo. Mereka pasti bakalan sibuk sehingga sedikit melupakan hal yang lain."
Jason menganggukan kepala tanda bahwa ia setuju dengan apa yang tadi di rencanakan oleh Michelle. Entah berjalan dengan lancar atau tidak, yang jelas mereka harus mencoba, atau mungkin harus membuat beberapa rencana tambahan sebagai antisipasi jika rencana pertama gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know Who [TELAH DITERBITKAN]
Teen Fiction[Tersedia di toko buku seluruh Indonesia] Saquel of If You Know Why Deja vu Mungkin itu pilihan kata yang tepat jika aku bertemu dengan pria bermata hazel dengan wajahnya yang sedingin es. Bagaimana tidak? Setiap apa yang dilakukannya selalu membuat...