8. Third Meet

303K 19.4K 5.8K
                                    

Kringg.. kringg..

Jam wakker yang berbunyi membuat vennelica menggeliat kesana kemari sembari menutup kedua telinganya menggunakan bantal. Sayangnya jam tersebut terus berbunyi hingga membuatnya kesal. Vennelica mengomel dengan mata terpejam, lalu tangannya meraba nakas dan mematikan jam yang begitu mengganggu tidurnya itu.

sepersekian detik kemudian ia kembali terlelap. Semalam ia terjaga hingga pukul setengah empat dini hari. Karena itu ia sangat mengantuk dan tidak ingin di ganggu oleh suara suara apapun. Kecuali suara perutnya yang meminta jatah makan, barulah ia akan bangkit dari singgasananya.

Sangat disayangkan, tidurnya kembali terganggu oleh suara ketukan pintu-- gedoran lebih tepatnya.

"VENNELICA CALISTA, WAKE UP!!"

Vennelica mengerang, ia mencoba membuka matanya tetapi tidak bisa sepertinya ada lem yang merekat pada kedua kelopak matanyanya.

"Apaan sih? berisik tau!" sahut Vennelica dengan mata terpejam sembari kembali menggeliat kesana kemarin untuk mencari posisi ternyaman agar bisa kembali terlelap.

Pintu kamarnya kembali di gedor, tetapi kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"KALAU LO GAK BANGUN SEKARANG, GUE TINGGALIN!"

Dengan teramat sangat terpaksa Vennelica mengangkat tubuhnya hingga duduk diatas kasur. Selama beberapa detik ia mencoba untuk membuka matanya, meski hanya setengah terbuka. Setelah itu ia turun dari atas kasurnya dan berjalan seperti zombie kearah pintu.

"Apaan sih? berisik tau gak!" omel Vennelica ketika ia membuka pintu dan mendapati sosok sepupunya sudah bersiap dengan kemeja putih dan celana hitam. Vennelica memperhatikan penampilan Ziko dengan seksama lalu bertanya "Lo ngapain pake baju hitam putih gitu? mau ngelamar jadi spg?"

Ziko menatap Vennelica tajam lalu melemparkan baju kearah Vannelica dan menaruh sebuah kardus tepat didepan kaki Vennelica "Buruan pake. Gue tunggu 15 menit dari sekarang. Kalau lebih dari 15 menit, lo gue tinggal!" ancam Ziko berlalu meninggalkan Vennelica yang terdiam di depan pintu seraya memperhatikan barang barang yang diberikan Ziko.

Vennelica mencoba mengingat ada apa dengan hari sehingga dirinya dan Ziko harus menggunakan seragam hitam putih. Karena tak bisa mengingat apa apa, Vennelica membongkar barang barang yang di berikan Ziko dan menemukan sebuah papan nama yang bertuliskan 'JENGKOL'.

"ZIKOO INI APAAN SIH? KOK ADA PAPAN NAMA TULISANNYA JENGKOL SEGALA?! SIAPA YANG MAU MOS? KAN GUE KAGAK SEKO---" ucapannya menggantung begitu saja karena sesuatu melintas di fikirannya. "ASTAGAAA!! HARI INI GUE OSPEK!" teriaknya heboh seraya menepuk jidatnya sendiri. Segera ia memunggut barang barang tersebut dan membawanya masuk kedalam kamar.

Secepat kilat Vennelica masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Lebih tepatnya mencuci muka dan menggosok gigi karena tidak ada waktu lagi untuk mandi. Setelah itu ia memakai seragam yang diberikan oleh Ziko, mengikat dua rambutnya dan menghiasnya dengan pita berwarna merah dan biru, mengganti tali sepatunya dengan tali rafia, memaikan papan nama, dan yang terakhir memakai topi kerucut dan juga tas kardus.

"Persis sama orang gila yang gue temui di pinggir jalan kemarin." ucapnya ketika ia melihat penampilannya di cermin. "Ah bodo amat lah." putusnya keluar dari dalam kamar menuju lantai satu rumahnya.

Ketika ia sampai di bawah, ia sama sekali tak melihat satu pun orang disana. Matanya dengan liar mencari sepupunya di setiap sudut rumahnya, tetapi ia tidak menemukannya. Samar samar telinganya mendengar suara deru mobil.

"Jangan jangan gue--- AHHHHH ZIKOOOO TUNGGGUINN GUEEEE!!" Vennelica langsung berlari keluar dari rumahnya dan menemukan mobil Ziko yang telah keluar dari pintu gerbang. Ia pun menambah laju larinya tetapi tetap tidak terkejar.

If You Know Who [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang