Mohon maaf bila banyak Typo karena ngetiknya kilat dan gak di edit :)
*****
Vino hampir saja menjatuhkan barang barang yang pegangnya ketika ia terkejut melihat sosok Elang yang bersandar pada pintu mobilnya. Elang nyengir kearah Vino, sedangkan Vino mengubah rautnya yang terkejut menjadi datar dengan tatapan menusuk.
Elang mengangkat punggungnya dari pintu mobil Vino dan berkata, "buka dong, gue cape nih nungguin lo dari tadi," ujarnya tanpa dosa.
"Ngapain lo disini?" tanya Vino dengan nada seperti biasa. "Bukannya lo udah balik ke rumah tadi? Kenapa lo tiba-tiba ada disini?" tanya Vino lagi.
Elang mengembangkan hidungnya lebar-lebar dan menghela nafas. "Memang, tadi gue udah pulang kerumah. Tapi teman nge-game gue tiba-tiba ngajakin by one, dan jelas gue setuju. Demi menghemat bensin dan juga duit, gue jalan kaki deh. Eh pas pulang gue ngeliat mobil lo disini, yaudah gue tungguin aja. Lumayan kan dapat tumpangan gratis," jawab Elang menjelaskan panjang kali lebar.
Vino masih memandang Elang curiga. Pasalnya tadi ia menemukan hal aneh di markas sementaranya bersama Jason dan Michelle, lalu sekarang dengan tiba-tiba ia bertemu dengan Elang yang sudah bersandar pada pintu mobilnya sebelum ia sampai.
Tapi jika Elang lah yang tadi datang ke markasnya, itu sangat tidak mungkin. Elang sama sekali tidak pernah curiga setiap kali ia pergi, apalagi kerja otak Elang terkadang berjalan lambat. Satu-satunya orang yang Vino curigai adalah Dava. Karena Dava belakangan ini sering mengikutinya diam-diam, semenjak Dava tak sengaja membaca pesan Michelle di ponselnya.
"Woy! Buruan, panas nih!" teriak Elang membuyarkan lamunan Vino.
Langsung saja Vino mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya dan membuka kuncinya. Tanpa basa basi lagi, Elang langsung masuk ke penumpang tanpa menunggu Vino yang masih saja berdiam diri seperti orang linglung.
Karena Vino tak kunjung masuk ke dalam mobil, Elang kembali berteriak. "No buruan! Malah diem disono, kesambet setan mampus lo!"
Mendengar teriakan Elang yang kedua kalinya barulah Vino bergegas masuk ke dalam mobilnya. Ia langsung menyalakan mesin mobil dan mulai menjalankan. Dengan teramat sangat terpaksa karena kehadiran Elang yang tak terduga, Vino harus pergi mengantar Elang terlebih dulu.
"No, kok lo bisa ada disini? Terus yang lo bawa tadi apaan?" tanya Elang penasaran pada Vino yang sedang menyetir mobil sembari berfikir mengenai kehadiran Elang yang tiba-tiba sudah bersandar di pintu mobilnya.
Vino menoleh, "seharusnya gue yang nanya, lo ngapain nyender-nyender di mobil gue? bikin mobil gue lecet aja," balasnya sengaja agar Elang tidak curiga.
Elang tak menjawab, ia malah menoleh ke belakang, tempat dimana barang-barang yang Vino bawa berada. "Itu apaan sih?" tanya nya dengan tangan terulur dengan maksud hendak mengambil barang-barang tersebut.
Sontak saja Vino langsung memukul tangan Elang dengan cukup kuat agar Elang tidak jadi mengambil barang-barangnya. "Kepo banget sih lo!" ucapnya menatap sinis Elang.
"Yaudah sih, ngeliatin selow aja kali." Elang ikutan keki.
Vino memutar bola matanya dan kembali fokus pada jalanan di depannya, sedangkan Elang sendiri sibuk ngedumel dengan suara yang teramat sangat pelan tetapi masih bisa terdengar di telinga Vino. untung saja Vino menulikan telinganya dan membiarkan Elang mengoceh sampai kecapean dan pada akhirnya diam dengan sendirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know Who [TELAH DITERBITKAN]
Teen Fiction[Tersedia di toko buku seluruh Indonesia] Saquel of If You Know Why Deja vu Mungkin itu pilihan kata yang tepat jika aku bertemu dengan pria bermata hazel dengan wajahnya yang sedingin es. Bagaimana tidak? Setiap apa yang dilakukannya selalu membuat...