5. Plan

313K 18.2K 4.2K
                                    

"Woy ca!" Teriak Ziko di telinga Vennelica membuat Vennelica yang sedang melamun terkejut dan mendelik tajam kearah Ziko.

"Paan sih lo!"

Ziko mengendikan bahunya lalu menarik kursi yang berada persis di hadapan Vennelica. Tanpa memperdulikan Ziko, Vennelica kembali berkelana di fikirannya sendiri. Entah mengapa beberapa waktu belakangan ini ia sering bermimpi tentang seseorang yang ia rasa berkaitan dengan masa lalunya.

Ziko memakan sarapannya dalam diam. Sesekali ia memperhatikan vennelica yang tak kunjung memakan sarapannya.

"Ca, lo kenapa sih?" Tanya ziko yang mulai jengah karena vennelica yang terus menerus melamun.

Vennelica tak menggubris ucapan ziko. Ia masih memandang dengan tatapan kosong serta tangan yang memegang sendok, sibuk mengaduk aduk sarapan yang sama sekali belum disentuhnya.

"Vennelica Calista, can you hear me?!"

Vennelica tersadar namun ia tidak terkejut. Yang ada ia malah menatap Ziko dengan tatapan malas "Lo ngomong apa barusan?" Tanya nya.

Ziko mendengus "Lo ngelamunin apa sih?" Tanya nya kesal.

"Gak ngelamunin apa-apa." Elaknya yang langsung beralih ke sarapan yang ada di hadapannya lalu memakannya.

Heningg...

Baik Ziko maupun Vennelica kini tak ada yang bersuara. Ziko sibuk dengan makanannya, sedangkan Vennelica berulang kali menghela nafas.

Tiba-tiba saja Vennelica teringat akan Ziko yang mengaku sepupunya. Vennelica berfikir jika Ziko sepupunya pasti Ziko mengetahuinya dirinya yang dulu. Lebih tepatnya mengetahui dirinya sebelum ingatannya hilang. Dan jika di perhatikan Ziko terlihat dekat dengannya, itu berarti sebelum ingatannya hilang ia juga sangat dekat dengan Ziko.

"Gue mau nanya sesuatu deh sama lo." Ucap Vennelica menghentikan aktifitasnya dan menatap Ziko intens.

Ziko menaikan sebelah alisnya "Nanya apaan?"

"Lo kan sepupu gue, masa iya lo gak tau siapa aja yang dulu deket sama gue. Pasti lo tau kan?"

Mendengar pertanyaan Vennelica membuat gerakan tangannya mengudara tepat di depan mulutnya.

"Bukannya gue pernah bilang ya? Kalau pun gue kasih tau, lo juga gak bakalan ingat." Jawabnya sesantai mungkin.

Vennelica mendengus "Atau jangan-jangan-..." Mata Vennelica memicing membuat Ziko merasa terintimidasi.

"Jangan-jangan apaan?" Tanya Ziko terlihat gugup.

"Jangan-jangan lo semua bohong ya sama gue? Lo bukan sepupu gue kan?!"

Ziko membulatkan matanya dan diam seribu bahasa. Hal itu membuat Vennelica yakin bahwa ada sesuatu hal yang di sembunyikan oleh Ziko. Namun sedetik kemudian-...

"Pffttt.. Lo mikir apa sih ca? Kalau gue bukan sepupu, kenapa gue bisa masuk ke rumah ini? Kenapa Om Alex ngizinin gue tinggal di rumah ini? Dan kenapa kakak lo yang over protektif itu percaya sama gue untuk ngejagain lo?" Celoteh Ziko panjang kali lebar.

Vennelica menggaruk kepalanya "Iya juga sih."

Ziko hanya menggeleng lalu menaruh sendok yang masih di pegangnya keatas piring seraya beranjak "Makanya lo jangan kebanyakan negative thiking!"

Vennelica menutar bola matanya dan menyudahi sarapannya yang masih tersisa setengah. Sebenarnya ia masih tidak percaya dengan Ziko. Tetapi, mungkin saja perkataan Ziko ada benarnya. Mungkin ia terlalu banyak berfikir yang tidak tidak sehingga mencurigai sepupunya sendiri.

If You Know Who [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang