Aku terlelap dalam taksi karena terlalu lelah hari ini, untungnya supir taksi sudah tau alamat rumahku dan menggunakan GPS untuk navigasi.
"Mba, sudah sampai." Suara supir taksi membangunkanku.
"Ehh, udah sampai yaa." Desahku sambil perlahan membuka mata.
"Iya, mba."
"Berapa pak, argonya?"
"Rp. 124.700, mba."
"Duh, uangnya kurang. Bisa pakai debit card, pak?" Kataku sambil membuka dompet.
"Wah gabisa mba, lagi rusak mesinnya."
Kebetulan asisten rumah tangga mami keluar rumah, ingin membuang sampah sepertinya.
"Mba Dewi!" Teriakku memanggilnya.
"Eh iya." Dia menengok ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara.
"Mba Dewi! Aku di dalam taksi."
"Eh iya, ada apa?" Dia menghampiriku ke taksi yang ku buka kaca belakangnya.
"Mba Dewi bawa uang Rp. 25000 ga? Aku pinjam dulu buat bayar taksi uangnya kurang. Nanti aku ganti di dalam."
"Oh ada nih mba Nabil." Diberikannya uang pecahan Rp. 20.000 dan Rp. 10.000 kepadaku.
"Makasih, pinjam duluya mba."
"Nih pak, uangnya. Kembaliannya ambil saja.Terimakasih ya pak. Selamat sore." Aku memberikan uang Rp. 130.000
Aku turun dari taksi dan membuka gerbang rumahku, berjalan menuju pintu utama rumah. Duh pintu utama ya, seperti rumah mewah saja yang banyak pintu. Sebenarnya pintu utama adalah pintu depan rumahku saja, hehe.
Aku memasuki ruang tamu dan melihat ada koper berwarna coklat sudah tertata rapi seperti sudah siap untuk berangkat. Aku mencari mami di kamarnya. Dan benar saja, aku menemukkan mami sedang berias dan berkemas untuk pergi. Pasti yang tadi di depan adalah koper dengan isi barang-barang mami.
"Mami mau kemana?" Tanya ku di depan pintu kamar mami.
"Mami mau pergi ke rumah tante Ika, ada urusan keluarga mendadak yang harus diselesaikan secepatnya, dan mami harus pergi kesana."
"Yahh, trus kapan mami pulang? Naik apa, mi?" Tanyaku dengan nada lemas.
"Kurang lebih mami seminggu di sana. Mami naik kereta, jadi tolong antar mami ke stasiun. Nanti untuk uang jajan kamu, biar papi atau mami yang transfer."
"Yahh, aku jadi bertiga aja dong sama mba Dewi dan kak Arya." Sahutku sambil berjalan memasuki kamar mami dan melihat mami berhias.
"Iya, gapapakan? Papi kamu beberapa hari lagi pulang dari tugas dinasnya di Bandung."
"Iya, tapikan kak Arya suka begitu mi. Dia suka ga di rumah. Sok sibuk sama kuliah dan mainnya itu."
"Yaudah nanti mami bilangin kak Arya supaya dia lebih sering di rumah nemani kamu." Kata mami sambil mengelus rambut hitam bergelombangku.
"Yaudah yuk antar mami." Ajak mami sambil berjalan keluar kamar.
Aku harus mengantar mami ke stasiun Jatinegara untuk pergi ke Yogyakarta, ke rumah tante Ika karena ada suatu masalah yang harus diselesaikan. Huh, kenapa masalah datang bertumpuk semacam peribahasa "sudah jatuh tertimpa tangga pula". Mba Dewi membantu mami dengan membawakan koper.
Aku mengantar mami dengan Honda Jazz merahnya mami, gaul sekali memang mobil mamiku ini. Mobil kupacu dengan kecepatan standar menuju stasiun Jatinegara. Sesampainya di Jatinegara. Aku memarkirkan mobil mami, membantu keluarkan koper dari bagasi dan menghantar mami sampai naik kereta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Let You Go! [COMPLETED]
RandomSebuah cerita bertemakan cinta dan keromantisan yang dikemas dalam perjuangan seorang wanita remaja yang mempertahankan kekasihnya agar tidak pergi dan tetap di hatinya walau sejuta tantangan dan ribuan musibah datang menghampirinya. Nabila, pemeran...