Part 10 - Perjodohan (2)

77 6 1
                                    

Pagi ini mungkin adalah pagi yang membuatku tidak bergairah. Pagi yang kacau karena hari ini sosok lelaki anak teman rekan Papi di Bandung kembali berkunjung dan aku harus menyambutnya bagaikan seorang pejabat tinggi negara.

Aku memutar otak dan membuat strategi agar anak teman rekan Papi itu menjadi illfeel kepadaku. Bagaimana ya. Aku bingung juga. Karena aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya.

*BBM Chating*

Nabila Dhielty : PING!!!

Ira Siswanti : Whatttt?

Nabila Dhielty : Kak, gimana caranya supaya cowok illfeel ama kita?

Ira Siswanti : Gausah mandi. Bertingkah tomboy, dan cuek. Itu aja sih menurut gue.

Nabila Dhielty : Ihh yakali gamandi. Lu tau gua kan. Gua aja mau tidur kudu mandi dulu.

Ira Siswanti : Yakatalu bikin cowok illfeel. Ya itu caranya lah oon.

Nabila Dhielty : Oh iyajuga ya. Yaudah makasih yomss.

Ira Siswanti : Urwelll.

Dengan sedikit tips dari kak Ira Siswanti kakak kelasku sewaktu di SMP dulu, aku langsung mengikutinya. Aku tidak mandi pagi itu. Memakai baju yang yaa bisa dibilang kurang sopan sih. Aku memakai celana jeans robek-robek selutut, dan memakai tanktop berwarna hijau muda.

'Ceklekkk'

Aku membuka pintu kamar dan aku sudah dapati suara perbincangan tamu Papi yang bagaikan pejabat penting negara itu. Aku berjalan menuju sumber suara untuk membuktikan tips dari Kak Ira.

"Hai Pii." Sapaku kepada Papi dan langsung duduk di sebelahnya.

"Eh udah bangun princess Papi."

"Iyadong. Baru bangun nih Pi."

"Udah mandi belom?"

"Belom lah. Kan aku ga kemana-mana di rumah aja." Jawabku nyeleneh sambil memainkan kuku jari jemari kananku.

"Ih kamu gimana sih cewek. Bukannya mandi. Udah tau ada tamunya Papi."

"Emang penting Pi tamunya?"

"Ih kamu ituyaa." Papi memelototiku.

"Udah ah mau nyuci dulu."

"Nyuci apaan Nabil?" Tanya Aji kepadaku.

"Nyuci muka lu tuh yang jelek." Jawabku sinis.

Aku berjalan melenggang masuk ke kamar. Haha. Sepertinya ideku berhasil. Ya walaupun tidak 100% sih ya. Aduh, tidak betah rasanya jika tidak mandi begini. Udahan dulu deh skenarionya. Sekarang mandi dulu. Aku bergegas mandi dan membasuh setiap centi tubuhku dengan air sabun.

Setelah selesai mandi. Aku keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambutku dengan handuk motif doraemon ini.

*LINE Voice Call*

"Hah Kak Arya? Ngapain dia nelpon. Bukannya dia ada di halaman belakang tadi?" Batinku.

"Halo. Kenapa?"

"Eh buka pintu kamar bego lu. Ngapain pintu kamar dikunci. Gua pengen masuk ini."

*Ended LINE Voice Call*

"Ih kenapa sih?" Kataku sambil membuka pintu.

"Males gua diluar ada tamunya Papi."

"Yatrus kenapa masuk kamar gue? Kenapa ga masuk kamar lu aja dajjal."

"Enakan di sini ada elu. Lah di kamar gua sepi. Ih songongnya mulai nih. Manggilnya dajjal."

"Haha bodo. Elah bercanda gue kayak gatau gue ajasih." Aku menjambak rambutnya.

Never Let You Go! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang