Part 7 - First Meet

82 7 0
                                    

Aku bosan, tidak ingin tidur sekarang. Aku ingin kesibukan lain. Aku menulis diary saja deh, mau tulis semua kejadian yang aku alami hari ini. Aku membuka rak bukuku. Buku-buku sangat berantakan. Aku mencoba mencarinya. Saat aku menarik buku ekonomi, tiba-tiba buku diary yang bergambar doraemon itu terjatuh.

Buku itu terjatuh dan terbuka tepat pada halaman yang berisi diaryku tentang hari pertamaku bertemu dengan Rei. Dan tertempel sebuah foto berukuran 2R terlihat Rei sedang menggendongku saat kami pergi mendaki gunung bersama komunitas pecinta alam.

"Dear diary. 20 Desember 2011"

Kemarin aku pergi ke Gunung Gede, bersama komunitas pecinta alam dari beberapa sekolah di Jakarta. Aku pergi dengan teman sekelasku, Dita. Dan beberapa kakak kelas dalam satu ekskul Paskibra yang aku kenal. Mereka juga tergabung dalam komunitas pecinta alam ini. Kami pergi kesana menggunakan mobil minibus yang disewa oleh komunitas ini.

Di dalam minibus. Mereka semua kongkow bareng. Aku hanya terdiam memandang keluar yang dituruni air hujan melalui jendela mobil.

Setibanya di kaki Gunung Gede. Banyak anak yang tidak aku kenal, aku hanya mengenal Dita, kak Ira, dan kak Fara.

Ketua komunitas yang bernama, Reinaldy Zhefran Abdullah itu membuka amanah singkatnya sebelum menaiki Gunung Gede ini.

"Ganteng banget tuh ketua kita." Kata Dita sambil melirik ke Reinaldy.

"Halah bodo amat." Jawabku dengan mata memutar.

Reinaldy Zhefran Abdullah. Namanya tidak asing bagi sebagian besar murid di sekolah kami. Dia ketua OSIS, sekaligus ketua komunitas ini. Mempunyai paras yang sangat tampan, tubuh tinggi, badannya yang tegap semakin terlihat macho dan dia banyak disukai wanita di sekolah kami.

Kami memulai perjalanan. Sedangkan Reinaldy sedang melakukan registrasi di bawah, kak Ryan memimpin perjalanan kami mendaki gunung.

Aku berjalan menaiki gunung perlahan di samping kananku Dita. Dia terlihat sangat diam, semoga saja tidak kesambet. Di sebelah kiriku ada seorang perempuan yang tingginya melebihiku. Sepertinya dia usianya lebih jauh dariku dan dari sekolah lain.

"Jauh loh nanjaknya." Kata perempuan di sebelah kiriku.

"Seberapa jauh emang?" Tanyaku penasaran.

"Lumayan sihh. Pos pertama aja masih jauh banget." Lanjutnya.

Aku terdiam tidak mengubris omongannya itu.

"Kenalin, gue Rara. Komunitas pecinta alam dari SMAN 28." Dia mengulurkan tangan kepadaku.

"Oh iya. Gue Nabila. Nabila Arizona Dhielty dari SMPN 209." Aku menjabat tangannya.

"Oh satu sekolah sama Rei berarti ya." Sahutnya

Oh ternyata Reinaldy Zhefran Abdullah akrab dipanggil Rei.

"Iya. Kok ketuanya dia sih? Kan banyak nih kakak-kakak yang udah SMA."

"Iya. Tadinya itu ketuanya kak Ryan. Tapi sekarang turun ke Rei. Ya kan selamanya gajadi ketua. Ga selamanya jadi pemimpin." Jelasnya.

"Oh gituu." Aku mengangguk pelan.

Kami terus berjalan, walaupun suasana di sini sangat dingin. Tetapi terasa sangat gerah dan berkeringat karena kami mendaki. Dita terlihat diam saja. Tidak berkomentar apa-apa selama dia berjalan dari kaki gunung.

"Dit. Jangan bengong. Gainget tadi kata Reinaldy apa? Kalo lu bengong nanti lu kesambet penunggu sini." Kataku.

Dia terdiam terus. Sampai akhirnya sampai di pos pertama. Di pos pertama itu kami semua beristirahat. Terlihat Reinaldy berjalan paling belakang menutup barisan rombongan kita.

Never Let You Go! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang