Chapter 12

91.6K 7.5K 833
                                    

Jungkook tampak sibuk memasang tenda dan perlengkapan camping lainnya sambil sesekali memperhatikan Jinri yang tengah berlari-lari dengan girang seperti layaknya bocah. Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Jinri yang tiba-tiba seperti anak umur 5 tahun. Ia melihat jam tangannya, sudah waktunya untuk makan siang. Jungkook menepuk-nepuk tangannya lalu mengusap keringat didahinya. Ia tersenyum puas melihat tenda yang ia pasang sudah terpasang dengan sempurna. Kau memang hebat, Jeon Jungkook pikir Jungkook dengan percaya diri.

Jinri akhirnya menghampiri Jungkook setelah ia merasa lelah berlari-lari sambil menikmati keindahan alam hutan tersebut. Ia terengah-engah. Jungkook hanya mendengus saat melihatnya. Ia tau pasti laki-laki itu merasa jengkel padanya karena ia sama sekali tidak ada membantu. Jinri melihat tenda yang dipasang oleh Jungkook sambil mengerutkan dahinya.

“Kenapa hanya ada satu tenda?” tanya Jinri.

“Karena aku hanya mempunyai satu tenda,” jawab Jungkook santai.

“Lalu malam ini kita satu tenda begitu, hah? Kau pasti sengajakan hanya membawa satu tenda agar kau bisa melakukan hal yang macam-macam padaku?” tuduh Jinri. Gadis itu menutup dadanya sambil menatap Jungkook penuh curiga.

Jungkook menghela napas. Mulai lagi pikir Jungkook. “Ya! Shin Jinri. Aku tidak berminat padamu. Aku tidak tertarik dengan gadis berdada rata sepertimu. Jika kau tidak ingin satu tenda denganku, kau bisa tidur diluar. Jika kau beruntung, kau bisa bertemu dengan saudaramu diluar malam ini,” sahut Jungkook. Laki-laki itu menyeringai.

Jinri tampak berpikir. “Saudara? Ya! Apa maksudmu? Kau yang  harusnya tidur diluar malam ini,” ucap Jinri mulai tersulut emosi.

Jungkook tersenyum mengejek. “Bukankah kau bersaudara dengan beruang, Shin Bear?” ejek Jungkook.

“Ya! Jeon Jungkook menyebalkan!” teriak Jinri. Jungkook tertawa terbahak-bahak.

Jungkook menghentikan tawanya. Ia tiba-tiba menatap Jinri tajam. Jinri terkejut ketika melihat Jungkook menatapnya seperti itu. Apalagi yang direncanakan oleh laki-laki ini pikir Jinri. Jungkook tiba-tiba mendekatkan mulutnya ditelinga Jinri dan membisikkan sesuatu.

“Kita akan tidur bersama dalam satu tenda malam ini. Jangan lupakan itu, Jeon Jinri.” Bisik Jungkook dengan suara yang membuat Jinri merasakan gelenyar diseluruh tubuhnya. Sudah lama Jungkook tidak memanggilnya seperti itu. Jinri diam mematung, entah apa yang terjadi padanya. Pengaruh Jungkook memang sangat kuat hingga membuatnya merasakan sensasi yang hanya ia rasakan jika bersama laki-laki itu.

Jinri terkejut ketika ia menyadari Jungkook sudah tidak ada dihadapannya. Ia mencari keberadaan laki-laki itu. Ternyata Jungkook sudah berjalan cukup jauh darinya sambil membawa kotak bekal dan kain berukuran sedang. Laki-laki itu menggelarkan kain tersebut diatas rumput lalu duduk diatasnya.

Jinri menatap Jungkook dengan tatapan jengkel. Bagaimana bisa laki-laki itu bersantai seperti itu setelah puas menggodanya. “Ya! Jeon Jungkook. Kemari kau. Urusan kita belum selesai, bodoh,” teriak Jinri.

Jungkook melambai-lambaikan tangannya. “Kau yang kemari, bodoh. Aku akan menghabiskan seluruh makan siang ini jika kau masih berdiri disitu.” Sahut Jungkook dengan berteriak. Jinri mendengus, ia berlari menghampiri Jungkook dan bergabung dengan suami menyebalkannya itu untuk makan siang.

-00-

Jungkook dan Jinri kini sedang asyik memancing dipinggir danau. Mereka berdua duduk dengan santai sambil menikmati angin sore yang sepoi-sepoi. Jinri berkali-kali menguap bahkan hampir tertidur menunggu pancingnya. Mereka sudah duduk satu jam lebih namun belum mendapatkan satu ekor pun. Hal tersebut membuat Jinri bosan akhirnya mengantuk. Lain halnya dengan Jungkook, laki-laki itu duduk diam ditempatnya asyik dengan pikirannya sendiri. Sepertinya Jungkook sedang melamunkan sesuatu sejak tadi. Laki-laki itu memang seperti memiliki banyak pikiran, Jungkook bahkan kedapatan melamun dua kali oleh Jinri saat makan siang tadi.

Married by AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang