Jinri merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku dan pegal. Ah... dia sangat lelah bahkan setelah bangun tidur. Bahkan, ia merasa waktu tidurnya sangat kurang namun apalah daya ia dan Jungkook harus melanjutkan jadwal liburan mereka hari ini.
Ngomong-ngomong masalah liburan, pagi ini mereka berencana untuk ikut tur mendaki gunung Fuji. Jinri menghela napas pelan dengan mata yang masih terpejam. Ia tidak yakin bisa menikmati kegiatan mendaki mereka hari ini. Tubuhnya lelah dan kurang tidur karena ulah Jungkook.
Jinri memaksa dirinya untuk mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dengan harapan rasa kantuknya sirna. Ia meraba sekitar bantalnya untuk mencari ponselnya dan melihat pukul berapa sekarang.
Pukul 09.00 pagi.
Mata Jinri terbelalak kaget. Sudah jam segini pikirnya. Ya Tuhan, ia kesiangan. Mereka tidak punya waktu banyak untuk bersiap-siap jika seperti ini. Jika ia kesiangan maka tidak ada harapan untuk Jungkook bangun dari tidurnya juga.
Tapi, tunggu dulu. Sepertinya ia salah. Ia baru sadar jika Jungkook sudah tidak ada disampingnya. Tempat tidurnya kosong. Jika laki-laki itu sudah bangun. Kenapa tidak membangunkannya juga?
Ketika Jinri masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Jungkook datang dari arah pintu kamar sambil membawa kantong belanjaan yang cukup besar. Sepertinya laki-laki itu baru kembali dari acara belanjanya tanpa sepengetahuan Jinri.
Hal itu langsung mengundang keingintahuan Jinri. Ia langsung bangkit berdiri dan menghampiri Jungkook yang tengah melepas mantel tebalnya.
"Oh, kau sudah bangun?" Jungkook yang lebih dulu bersuara.
Jinri menyipitkan matanya setengah kesal. "Kita sudah hampir terlambat dan kau malah keluar tanpa membangunkan aku, Jungkook-ah. Kau dari mana saja?" omelnya.
Jungkook memegang kedua bahu Jinri dan mendorongnya pelan untuk duduk di kursi. "Tenang... tenang dulu. Kita tidak akan terlambat." ucapnya dengan nada tenang.
Jinri mengernyit bingung. "Maksudmu? Bukannya kita berangkat jam 10 pagi?" tanya nya sambil bersedekap.
Jungkook hanya menunjukkan senyum misteriusnya ketika mendengar pertanyaan Jinri. Ia ikut duduk di kursi berhadapan dengan istri cerewetnya itu. Ia berdeham pelan.
"Kita tidak jadi mendaki gunung Fuji." beritahunya. "Sebagai gantinya kita akan pergi ke suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari sini."
Apa Jinri bisa bersorak bahagia sekarang? Akhirnya, ia terhidar dari kegiatan mendaki ditengah udara dingin seperti yang direncanakan Jungkook.
"Lalu kita pergi kemana?" tanya Jinri dengan senyum senang.
Jungkook tersenyum penuh arti. "Pergi ke danau Motosuko. Kita akan camping disana." sahutnya tanpa beban sama sekali.
Senyum senang yang sempat terpatri di wajah Jinri kini langsung luntur begitu saja ketika mendengar kata 'camping' yang keluar dari mulut Jungkook.
Jungkook benar-benar gila. Apa laki-laki itu tidak tahu berapa suhu diluar sana? Apa tidak ada kegiatan lain selain camping? Kenapa acara berlibur mereka menjadi acara ala-ala pecinta alam? Bagaimana pun camping saat musim dingin dengan suhu ekstrem bukanlah hal yang bagus. Lebih tepatnya tidak bagus untuknya. Ia tidak kuat udara dingin.
"Bisakah kita kembali ke Tokyo saja, Jungkook-ah? Jika kau ingin camping, kita bisa kesini saat musim panas nanti." tawarnya dengan wajah putus asa.
Jungkook menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. "Kau lupa? Musim panas tahun depan kita sudah pindah ke Amerika. Mustahil bisa kembali kesini." beritahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident
Fanfiction[ver. belum di edit] Jeon Jungkook dan Shin Jinri adalah tetangga yang terkenal selalu tidak akur. Jeon Jungkook sangat suka menjahili Shin Jinri gadis imut dengan surai coklat panjang tetangganya tersebut bahkan mengganggu Jinri adalah aktivitas ya...