Sesampai mereka di apartemen, Jinri langsung membongkar isi tasnya untuk melihat apa yang diberikan ayahnya saat di bandara. Sesuai dengan apa yang dikatakan ayahnya, Jinri membukanya setelah sampai di apartemen. Awalnya, ia ingin membukanya saat di pesawat tapi Jungkook melarangnya.
Ia dengan cepat membuka kotak berbentuk persegi empat itu. Saat kotak itu sudah terbuka, Jinri langsung terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka isi kotak itu adalah sebuah buku tabungan.
Jinri menutup matanya sejenak lalu mengambil napas. Ia dengan pelan membuka buku tabungan pemberian ayahnya. Untuk kedua kalinya Jinri terkejut melihat nomimal uang yang tertulis di buku tabungan tersebut.
Apa orangtuanya tidak terlalu berlebihan memberikan uang sebanyak ini padanya. Dengan uang sebanyak itu, ia dan Jungkook bahkan dapat langsung membeli rumah di Amerika. Jinri memijat kepalanya, tiba-tiba kepalanya menjadi pusing ketika melihat pemberian orangtuanya.
Jungkook yang baru saja kembali dari dapur terlihat bingung melihat Jinri duduk di lantai sambil memijat kepala. Apa lagi pikirnya. Apa ada barang yang tertinggal atau barang hilang?
"Kau kenapa? Ada barang yang tertinggal atau hilang?" tanya Jungkook. Ia ikut duduk disamping Jinri.
Jinri mengangkat kepalanya. "Tidak. Tapi..., Jungkook-ah, Appa memberikan ini untuk kita. Bukankah itu terlalu berlebihan? Aku tidak paham dengan jalan pikiran Appa dan Eomma. Mereka tidak harus memberikan uang sebanyak itu."
Jinri memberikan buku tabungan itu pada Jungkook. Jungkook mengambilnya dan langsung melihat isinya. Lelaki itu terlihat biasa saja, ekspresinya pun sama sekali tidak terkejut.
"Aku sudah tahu." ucapnya.
"Bagaimana bisa? Apa Appa awalnya ingin memberikan ini padamu?" tanya Jinri. Ia terlihat terkejut bercampur bingung. Ia semakin penasaran apa saja yang dibahas Jungkook dan ayahnya hingga ayahnya memberikan uang sebanyak ini.
Jungkook mengangguk. "Ya, tapi aku mengatakan kepada Abonim jika aku tidak bisa menerima uang itu. Uang itu adalah milikmu, jadi kau yang harus menerimanya."
Jinri menghembuskan napas dengan berat. "Kalau aku tahu isinya adalah buku tabungan. Aku tidak akan menerimanya tadi."
Jungkook menyadarkan punggungnya di ranjang. "Jika kau seperti itu Abonim akan tersinggung. Ketika aku menolak untuk mengambilnya, beliau terlihat kecewa. Abonim hanya berniat ingin membantu kita." Ia menghela napas. "Abonim bahkan menanyakan bagaimana dengan tempat tinggal dan berniat ingin mencari apartemen untuk kita disana."
Mata Jinri membulat seraya ia menoleh kearah Jungkook. Ia terlihat tidak percaya jika sebenarnya ayahnya mengkhawatirkannya dan Jungkook sampai sejauh itu.
"Lalu kau jawab apa?" tanyanya.
"Aku mengatakan pada Abonim ada Hoseok Hyung yang membantuku untuk mencari tempat tinggal disana. Jadi ia tidak usah khawatir." Jungkook tersenyum. "dan Abonim mengatakan jika uangku tidak cukup untuk membayar sewa tempat tinggal gunakan saja uang yang diberikannya padamu. Abonim juga meminta foto tempat tinggal kita jika sudah dapat. Katanya ia ingin melihat desainnya apa nyaman atau tidak untuk ditinggali."
Jinri menggigit bibirnya pelan. Ayahnya begitu perhatian hingga tempat tinggal pun dikhwatirkan ayahnya. Benar kata ibunya, ayahnya selalu khawatir berlebihan padanya. Jika begini rasa bersalahnya semakin besar saja, ia selalu teringat ketika ia marah-marah pada ayahnya sebelum ia mendengar alasan sebenarnya kenapa ayahnya bersikeras menolak kepindahan mereka.
"Oh. Ada surat." seru Jungkook.
Ia tidak sengaja melihat surat yang dilipat kecil itu tergeletak begitu saja di atas lantai di dekat kaki Jinri. Sepertinya surat itu jatuh ketika Jinri mengambil buku tabungan dari kotak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident
Fanfiction[ver. belum di edit] Jeon Jungkook dan Shin Jinri adalah tetangga yang terkenal selalu tidak akur. Jeon Jungkook sangat suka menjahili Shin Jinri gadis imut dengan surai coklat panjang tetangganya tersebut bahkan mengganggu Jinri adalah aktivitas ya...