Jinri terbangun ketika merasakan suhu di kamar semakin dingin. Ia meraba nakas disamping ranjang untuk mencari remote AC lalu mematikan mesin pendingin ruangan tersebut. Jinri mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap kanan. Ia tersenyum kecut menatap tempat kosong di sampingnya. Jungkook tidak kembali ke kamar. Semarah itu kah Jungkook padanya hingga tidur disampingnya pun laki-laki itu enggan.
Lelah berlarut-larut dengan masalah Jungkook yang tak kembali ke kamar. Jinri akhirnya memilih untuk bangkit dari posisi tidurnya. Wanita itu melangkah untuk keluar kamar.
Ruang tengah dan dapur terlihat dalam keadaan gelap. Jungkook tidak ada disana. Jinri melanjutkan langkahnya menuju ruang studio pribadi suaminya. Jungkook pasti ada di studio pikirnya.
Ia membuka pintu studio dengan gerakan pelan. Pintunya tak terkunci yang menandakan jika Jungkook ada didalam. Ia mengintip ke dalam, takut laki-laki itu masih belum tidur. Namun, studio tampak sunyi hanya komputer yang dibiarkan menyala menunjukkan wallpaper dirinya dan Jungkook yang tengah tertawa didepan kamera. Ia ingat foto itu diambil saat mereka pergi ke LA.
Jinri cukup lega ternyata Jungkook tak mengganti wallpaper komputernya dengan gambar lain. Saat ia mengganti wallpaper komputer, Jungkook sempat protes. Laki-laki itu mengatakan wallpapernya sangat norak. Memang sangat Jungkook sekali yang kerap kali mengeluarkan protesnya dengan apa yang Jinri lakukan.
Jinri tersenyum ketika mengingat bagaimana ekspresi pasrah Jungkook saat ia mengganti wallpaper komputer yang awalnya bergambar Ironman berubah menjadi foto mereka berdua. Jinri juga mengotak-atik isi meja laki-laki itu. Sekarang, di meja kerja Jungkook sudah dipenuhi fotonya, fotonya bersama Jungkook dan foto pernikahan mereka.
Sejak pertengkaran mereka waktu itu, Jungkook tidak melarangnya lagi untuk masuk ke dalam studio pribadinya. Laki-laki itu memberikan kebebasan sepenuhnya untuk Jinri. Mereka berdua bahkan sering mengisi waktu bersama di studio jika ada waktu. Mengobrol, bermain game, menonton film, mengerjakan tugas kuliah bersama, membaca komik bahkan sampai... ehm... bercinta sering mereka lakukan di studio yang tak terlalu luas itu.
Puas melihat isi meja Jungkook, Jinri memalingkan wajahnya ke arah sofa dimana Jungkook tengah tidur meringkuk dengan pulas. Ia menghampiri laki-laki itu dengan langkah pelan berusaha tidak menciptakan suara apapun yang dapat membangunkan Jungkook.
Sebenarnya, Jungkook bukanlah orang yang mudah terbangun karena suara atau apapun itu, bisa dikatakan si Jeon itu akan seperti orang mati jika sudah bertemu dengan bantal. Ia tidak akan peduli dengan suara apapun saat ia sudah terlelap dalam tidurnya. Apalagi laki-laki itu tengah kelelahan sekarang. Tidurnya pasti akan sangat pulas. Namun, Jinri tetap saja waspada. Ia hanya takut Jungkook terbangun dan mendapati dirinya masuk ke studio. Ia tidak tahu harus berkata apa. Mereka masih bersitegang.
Jinri menarik pelan-pelan selimut yang tersampir di lengan sofa, dibawah kaki Jungkook. Laki-laki itu terlihat bergerak sedikit lalu kembali tertidur. Jinri tanpa sadar menghela napas lega. Ia dengan telaten menyelimuti Jungkook yang meringkuk di sofa.
Selesai menyelimuti suaminya itu, Jinri tidak langsung pergi. Wanita itu malah duduk berjongkok menatap wajah tertidur laki-laki yang dicintai itu dengan tatapan sendu.
Jinri membawa tangannya untuk mengusap kening Jungkook. "Kau sangat menyebalkan hari ini, Jungkook-ah." bisiknya.
"Kau membuatku takut." lanjutnya sangat pelan.
Ia menghentikan usapannya lalu menarik tangannya menjauh dari kening laki-laki itu. Jinri menundukkan kepalanya sejenak, wanita itu tampak menghela napas dengan pelan. Kenapa rasa sakit semakin menggerogoti hatinya? Perkataan dan sikap kasar Jungkook terhadapnya masih terngiang-ngiang dipikirannya. Jungkook seperti memiliki dua sisi dalam dirinya dan Jinri berdiri di antara dua sisi tersebut. Ia akan terlena dengan sisi manis Jungkook, sisi itu sangat memikatnya membuat ia hayut akan segala perbuatan laki-laki itu. Namun, sisi lain dari Jungkook yang begitu gelap dan kelam bisa kapan pun bangun dan mengendalikan pikiran dan emosi laki-laki itu. Jungkook yang manis dan penuh kelembutan seperti hilang digantikan dengan keberingasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident
Fanfiction[ver. belum di edit] Jeon Jungkook dan Shin Jinri adalah tetangga yang terkenal selalu tidak akur. Jeon Jungkook sangat suka menjahili Shin Jinri gadis imut dengan surai coklat panjang tetangganya tersebut bahkan mengganggu Jinri adalah aktivitas ya...