Married by Accident

Chapter 50

Seperti yang Jungkook pikirkan, ibunya adalah orang yang paling susah dibujuk dibanding ayahnya. Setelah makan malam keluarga, Jungkook dan Jinri langsung mengutarakan rencana kepindahan mereka ke Amerika dan tentang beasiswa Jungkook.

Tuan Jeon terlihat senang, ia langsung tertawa mendengar putra satu-satunya itu berhasil mendapatkan beasiswa disalah satu Universitas terkenal di Amerika. Sedangkan, Nyonya Jeon ekspresinya sangat berbeda, ketika ia mendengar putranya itu berencana pindah, ibu dua anak itu langsung terlihat terkejut.

"Kalian berniat untuk meninggalkan Eomma dan Appa disini sendirian dan menjalani hari tua kami tanpa anak, menantu, dan cucu?!" pertanyaan yang lebih terdengar seperti pernyataan itu langsung keluar dari mulut Nyonya Jeon ketika mereka tengah menikmati kebahagian atas beasiswa Jungkook.

"Eomma, kenapa Eomma berbicara seperti itu?" Hana terlebih dulu memberi respon.

Wajah Nyonya Jeon terlihat langsung cemberut, ia bahkan menatap kearah lain ketika semua orang di ruang keluarga menatapnya dengan tatapan bingung bercampur terkejut.

"Tentu saja Eomma berbicara seperti itu. Kau dan suamimu berencana untuk pindah ke Paris, Jungkook dan Jinri juga harus pindah ke Amerika. Lalu kapan waktu kalian untuk menjenguk Eomma dan Appa disini? Kami sudah tua dan harapan kami hanya bisa berkumpul bersama anak dan cucu sesering mungkin." jelas Nyonya Jeon dengan mata yang berkaca-kaca.

Jungkook dan Jinri bertukar pandang. Jinri terlihat jelas-jelas khawatir, ia tidak menyangka kepindahannya bersama Jungkook membawa masalah yang cukup rumit. Setelah ayahnya yang sempat menentang keputusan mereka, kali ini giliran ibu mertuanya. Apalagi Jungkook sudah wanti-wanti akan hal ini, ibu mertuanya itu tipikal ibu-ibu yang susah dihadapi karena sangat keras kepala. Jungkook sudah mengatakan padanya tadi sebelum mereka berangkat dan benar saja.

Hana menatap Jungkook dan Jinri dengan senyum tenang. Wanita itu memberi kode agar mereka berdua lebih baik tidak berbicara terlebih dulu. Jungkook cukup lega karena ada kakaknya disini, Hana lebih baik jika dalam urusan berbicara kepada ibu dan ayah mereka.

"Eomma, aku hanya 3 bulan di Paris dan itu pun karena urusan pekerjaan. Sedangkan, Jungkook dan Jinri, mereka berdua bisa pulang ketika Jungkook mendapatkan libur dan kalian juga bisa mengunjungi mereka, Eomma." Hana mencoba menjelaskan dengan nada bicara hati-hati.

"Tapi tetap saja kalian jauh dari kami. Eomma sudah tua dan tidak gampang untuk bepergian jauh untuk mengunjungi kalian. Entah kapan kalian mengerti bagaimana menjadi orangtua seperti kami. Eomma tidak mengizinkan kalian untuk pergi keluar dari negara ini." Nyonya Jeon tetap pada pendiriannya dan mulai mengeluarkan berbagai alasan. Bahkan, setelah itu ia langsung pergi untuk mempertegas bahwa tidak ada lagi yang bisa mengeluarkan protes atas keputusannya.

Hana mengambil napas, jika ibunya seperti ini tidak ada yang bisa membujuknya kecuali menunggu emosinya mereda. Ayahnya pun biasanya angkat tangan jika ibunya seperti ini. Sebenarnya ini memang salahnya, ia tidak seharusnya mengatakan ia akan pergi ke Paris selama 3 bulan setelah melahirkan. Ibunya pasti sedih ketika mendapat berita sekaligus darinya dan Jungkook dengan inti berita yang sama yaitu kepindahan mereka ke luar negeri.

Jika semuanya tengah menatap kepergian ibunya dengan tatapan bingung bercampur khawatir, berbanding terbalik dengan Jungkook. Ia hanya geleng-geleng kepala sambil menahan senyum ketika mendengar ibunya berulang kali mengeluhkan keadaannya yang sudah tua.

Ia tidak yakin dengan perkataan ibunya yang susah bepergian karena sudah menua. Seingatnya ibu dan ayahnya baru saja beberapa bulan lalu pergi berlibur ke Thailand dan mendaki anak tangga ke Wat Saket yang terkenal dengan banyaknya anak tangga. Orangtua mana yang seumur mereka masih kuat mendaki 300 anak tangga kecuali ibu dan ayahnya.