Bahagian 8

5.9K 406 5
                                    

Bahagian 8

Kini Prilly dan Juan telah sampai di kantor milik Ali. Sesampainya di loby prilly meminta sopirnya untuk pulang duluan.

"em... mang Didi pulang aja, disini mungkin masih lama. Baik non.."ujaar didi.

"yaudah mang saya masuk dulu.." pamit prilly yang dibalas anggukan oleh didi. Dan kini giliran juan pamit kepada Didi.

"ju. Acuk ulu yaah ..." pamit Juan dengan suara khas cadelnnya.

"baik den juan..." balas didi.

Prilly dan Juan pun memasuki kantor Ali. Sepanjang jalan Prilly memasuki kantor, karyawan-karyawan disana pun tersenyum dan menunduk hormat kepadanya, dan dibalas senyuman ramah pula oleh prilly.

Sesampainya di depan ruangan sudah ada sekretaris ali.

"siang bu prilly..."sapanya ramah.

"siang juga, apa Bapak didalam...?" tanya prilly kepada Ririn. Masih ingatkan yaa dia sekretaris yang dulu berucap tidak sopan kepada prilly. Namun kini ia telah berubah, ppakaiannya pun sudah tak terbuka dulu kini ia lebih sopan.

"Pak Ali masih di ruang meeting bu, mungkin sebentar lagi selesai."jawab Ririn.

"oh yasudah kalau begitu saya masuk duluan ya rin..."

"baik bu."

"bye aunty.." pamit Juan kepada Ririn.

"bye jagoan..." balas Ririn sembari tersenyum.

Prilly dan Juan pun masuk ke ruangan Ali.

Sesampainya didalam. Prilly memilih duduk di sofa.

"juan tidur dulu aja kalau ngantuk sekalian nungguin ayah selesai meeting yah." Suruh prilly kepaada anak lelakinya itu.

"yaa nda..." jawab Juan sambil mengedipkan matanya lucu. Dan itu membuat prilly gemas mengusap pipi chubby milik putranya itu.

"iiissh emesh banget deh, dah sekarang tidur yaaah..." ujar prilly sambil menidurkan Juan dipangkuannya. Setelah dirasa Juan tertidur, Prilly pun memindahkan Juan di kamar pribadi milik Ali. Yah di dalam ruangan Ali terdapat kamar untuk beristirahat istrinya jika sewaktu waktu istri dan anaknya itu datang berkunjung.

"masih lama yaaah.." gumam prilly karena mununggu ali sedari tadi belum juga ada tanda tanda ali selesai meeting.

"yasudahlah, mending tidur dulu. Makanannya disimpen dulu." Ujar prilly sendiri sambil merebahkan dirinya disamping tubuh mungil Juan.

Tak lama prilly pun telah terlelap kealam bawah sadarnya dan menuju ke alam mimpinya.

*******

"Ali ayolah jangan nolak gitu, aku tau kok kamu juga menginginkannyaa..."

"apa'an sih sekarang loe boleh pergi sekarang..."

Prilly pun mengerjap-ngerjapkan matanya. Samar-samar ia mendengar suara suaminya. Ternyata sudah selesai meetingnya.'batin prilly.

"tapi tunggu kenapa seperti dia sedang berbicara dengan seseorang, dan kayaknya ribut banget..." gumam prilly. Sembari bangkit dari tempat tidur.

"ri loe apa-apan sih loe tau kan kalo gue udah punya istri..."

"gue nggak perduli..."

Suara itu lagi, ini pasti ada apa apa deh sampai dirinya dibawa bawa.'batin prilly.

Saat Prilly membuka knop pintu itu, prilly dibuat menutup mulutnya dan dengan mata yang sudah berkaca-kaca menahan tangis tak percaya akan apa yang ia lihat sekarang bagaimana tidak, Prilly melihat suaminya sedang memeluk seorang wanita yang ia yakini ia tak asing dengan wanita itu.Maria.ya itu maria seseorang yg sangat membencinya dulu. Ya kini Ali tengah menangkap tubuh maura itu , karena tadi maura menyengajakan diri pura pura terpleset sehingga Ali reflek menahan tubuhnya.

Maura menatap Ali dengan senyum smirknya. Sehingga suara bergetar membuyarkan kegiatan itu reflek ali melepaskan pelukannya terhadap maura

"Alii...." ujar prilly serak dengan air mata yang sudah menggenang di matanya.

"sa..sayang...." ujar Ali tergagap. 'aahh sial, salah paham pasti dirinya'batin ali berteriak. Kenapa tadi ia harus menangkap Maria harusnya tadi ia membiarkannya jatuh tadi. Tapi sebentar kenapa prilly bisa ada disini.fikirnya.

"Aku nggak nyangka...kam..kamu..." ujar prilly tak terselesaikan karena ia langsung kembali ke kamar dan mengemasi barang juga segera menggendong juan yang masih ngantuk.

"ta au mana nda..?" tanya Juan.

"sekarang kita pulang ya nak..." ujar prilly serak.

"nda napa..?"

"bunda nggak papa kok..."

"Prill tadi nggak seperti kamu lihat ..." ujar ali yang kini telah berada dikamar setelah tadi ia marah terhadap Maria dan sekarang maria pergi dengan senyum kemenangannya

"kita pulang yah ju..." uujar prilly mengabaikan Ali.

"hey dengerin aku dulu dong ..." ujar ali berusaha menahan prilly.

"minggir aku mau pulang.." ujar prilly datar.

"dengerin dulu dong..."

Prilly mengabaikan Ali dan langsung keluar dari ruangan ali dengan tergesa juga air mata yang masih menggenang di matanya. Ririn yang melihat istri atasanya itu mengernyit bingung. Namun ia tak berani bertanya.

"Arrrggggh... SIAL..." umpat Ali keras.

***********************************************

hai datang lagi cerita ini. mungkin ini bakalan konflik ntahlah bakalan panjang atau pende nanti. so pada jangan baper nantinya.

peringatan keras. jangan jadi pembaca gelap!!

tinggalkan jejkak kalian dengan Vote dan comment.

aku nggak janji jika kalian tetap jadi pembaca gelap mungkin cerita ini bakalan aku stop.

Thank's.

Febry

11 July 2016

REYANDRA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang