Bahagian 3

7.8K 461 2
                                    

Bahagian 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bahagian 3

Waktu sudah menunjukan pukul 18.36, ali baru saja keluar dari kantornya. Tadi ia habis selesai meeting dengan client-nya dan sekarang ali memutuskan untuk ke rumah sakit menjemput istrinya, yah meskipun prilly belum selesai ali akan menunggunya, sebagai suami yang baik, dia harus menjadi suami yang siaga. tepat pukul 19.00 ali sampai di rumah sakit.

"aah sampai juga..." ujar ali yang baru saja turun dari mobilnya dan segera masuk ke rumah sakit untuk menemui istrinya.

Saat sudah sampai di depan ruangan prilly, ali segera membuka knop pintu ruangan tersebut, namun setelah pintu terbuka, satu yang ia temui kenapa sepi? Bukannya jika jam segini setauku prilly istirahat untuk sholat." Gumam ali.

Alipun segera masuk keruangan prilly, ali mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan prilly, satu objek yang membuat bibirnya melengkungkan senyumannya.

Foto pernikahan mereka di pasang di meja kerja prilly. Ali pun melihatnya sambbil masih melengkungkan senyumannya, ketika ali sudah meletakan kembali foto itu, ali segera keluar berniat untuk mencari prilly.

Saat sampai diluar ali tak sengaja bertemu dengan suster jaga, ia berinisiatif untuk bertanya dimana istrinya sekarang.

"em, sus saya mau tanya..?" tanya ali kepada suster tersebut.

"eh pak ali, mau cari dokter prilly yah..?" tanya suster tersebut, memang benar ali sedang mencari istrinya.

"iya sus, ngomong ngomong prilly dimana yah?

"kebetulan tadi dokter prilly bilang sama saya, katanya pergi ke caffe sebentar." Jelas suster tadi.

"oh caffe depan itu yah...?"

"iya pak ali."

"kalau begitu terima kasih ya, saya langsung jemput saja. Permisi.." pamit ali, yang dibalas anggukan oleh suster tadi sembari tersenyum.

********

Dilain tempat.....

"oh ya gimana keadaan kamu prill.." tanya seseorang yang sedang duduk berdua dengan prilly.

"em... gue baik An.." jawab prilly sekenanya, yah memang kenyataanya keadaan prilly baik kan, malah terlampau baik.

Ya kini prilly memang sedang di caffe, awalnya ia ke caffe hanya untuk membeli coffee. Tapi belum lama ia akan berdiri dan kembali ke rumah sakit, tiba tiba ada yang menghampirinya dan mengajak ngobrol dengan prilly. Andi Saputra. Pria yang sempat hadir dalam hidupnya selama di Jerman dulu. Dan juga pria yang telah membuat hatinya sakit.

Setelah percakapan dua dialog tadi, terjadi keheningan tak ada yang memulai percakapan lagi, sampai...

"em...prill..." panggil Andi memecahkan keheningan dan mengalihkan pandangan prilly yang sedari tadi hanya menatap secangkir kopinya.

"ya..." jawab prilly

"aku minta maaf.." seru Andi meminta maaf kepada prilly, terlihat raut penyesalan di matanya. Prilly tahu itu, namun ia berusaha tetap bersikap biasa saja. Ya meskipun rasa benci itu masih ada, prilly berusaha agar tidak di ingat lagi, karena kejadian itu sudah lama banget.

"sudah gue maafin." Jawab prilly singkat, andi yang mendengar penuturan prilly pun hanya tersenyum kecut, mungkin prilly masih marah padanya.fikir Andi.

"soal dulu aku nggak bermak-." Sebelum andi melanjutkan perkataanya sudah di potong terlebih dahulu sama prilly.

"sudahlah jangan diungkit, lagian gue udah lupa kok." Seru prilly

Andi masih menatap prilly dengan rasa bersalah dan menyesal. Sebenarnya ia sangat rindu terhadap prilly, Andi sengaja ke Indonesia untuk mencari prilly meminta maaf, dan meminta untuk memulai semuanya dari awal.

Disisi lain ada sepasang mata yang menatap prilly dengan Andi dengan tatapan tajam menyalang. tangannya mengepal kuat.Siapa lagi kalau ukan milik Ali, ya setelah suster tadi mengatakan jika prilly sedang berada di caffe depan rumah sakit, Alipun segera bergegas menuju di caffe itu, namun setelah sampai ali segera masuk kedalam caffe dan mengedarkan pandangannya untuk mencari prilly, sekalinya liat, Ali melihat Prilly sedang bersama seorang pria, yang ia kira usianya tak jauh dari Prilly maupun dirinya. Ali memtuskan untuk menghampiri mereka berdua. Dengan berjalan sesantai mungkin Ali tak ingin membuat kegaduha yang akan mempermalukan dirinya sendiri.

"oh ya sekarang kamu kerja dimana...?" tanya Andi, yang pandangannya masih tertuju pada prilly. Prilly yang merasa ditatap andi seperti itu merasa risih.

"gue jadi Dokter, di Rumah Sakit dep-." Belum sempat prilly mengucapkan dimana ia bekerja, suara berat telah meotong duluan.

"Oh jadi tempat ngelemburnya untuk operasi pindah tempat ya jadi di Cafe, bareng cowok lagi..." suara berat yang tiba tiba datang dan menghampiri dua orang yang sedang duduk berdua disalah satu meja.

"A...Ali..." gugup prilly. Ya suara yang berat tadi adalah milik ali, yang menghampiri prilly.

"Pulang sekarang..." ucap ali dingin tanpa ekspresi.

"tap-" belum sempat prilly mengucapkan perkataanya sudah disela oleh ali

"aku bilang pulang SEKARANG." Ucap ali suaranya meninggi.Ali kini sedang menahan amarahnya.

"eeh broo santai dong, jangan kasar sama cewek." Ucap Andi

"anda jangan ikut campur urusan saya." Ujar ali datar

"tapi bisa santai kan." Ucap Andi

"jangan ikut campur dengan urusan saya sama ISTRI saya." Ujar ali sambil menekankan kata istri.

Pria tadi pun langsung diam. Dan ali pun segera menarik pergelangan tangan prilly agak keras, dan langsung membawanya kedalam mobil. Dengan amarah yang tertahan.

"jadi prilly sudah punya suami." Gumam Andi setelah kepergian Ali dan Prilly tadi.

*********

Sekarang Ali dan Prilly telah berada dimobil dan segera pulang, Ali sudah tak menghiraukan soal operasi yang akan ditangani oleh istrinya, sekranag ini ali sedang kalap.

Prilly yang duduk disampingnya hanya bisa diam, ia tak berani menatap wajah suaminya. Prilly tau sekarang ini Ali sedang marah. Seharusnya tadi ia langsung kembali ke rumah sakit, bukannya ngbrol dengan pria lain, yang telah membuat nya sakit hati.

Ali melajukan mobilnya semakin kencang, ia tak perduli dengan keadaan malam ini, yang ali rasakan sekarang ini marah, kesal, cemburu, kecewa jadi satu di dalam benaknya. Prilly yang lama kelamaan semakin takut dengan ali yang mengendarai mobil dengan ugal ugalan.

"Ali, pelan pelan aku takut..." teriak prilly namun tak di indahkan oleh ali, Ali masih saja mengendaai mobbilnya dengan kencang.

"Ali please, aku tau kamu marah, kamu kecewa. Tapi please jangan ngebut." Seru prilly yang sekarang sudh campur dengan isakan. Tapi masih saja ali tak endengarkannya sampai-..

"Ali please STOP, aku bilang. Kalau kamu nggak berhentiin ini mobil aku bakalan Loncat." Seru prilly kali ini, yang berhasil membuat ali memberhentikan mobilnya.

Ciiiitttt. Suara ban mobil yang mereka tumpangi berdecit akibat gesekan ban dengan aspal.

"AAARRRRRGGGGGHHHHH....."

##################################

Hay lama ya di next-nya, maaf yah. sibuk soalnya sama tugas tugas. hehe

semoga selalu suka cerita abal abalan ini.

jangan lupa tinggalin vote dan comment yah.

REYANDRA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang