Bahagian 17

3.6K 238 7
                                    

Prilly dan Juan telah sampai di kantor Ali. Datang Prilly disambut dengan ramah oleh para karyawan disana.

"selamat siang Ibu Prilly" sapa salah satu karyawan.

"Selamat siang" balas Prilly balik menyapa kepada karyawan tersebut.

Setelah itu Prilly melangkahkan kakinya menuju ruangan suaminya dengan Juan yang berada pada gandengannya.

Prilly sampai didepan pintu ruangan milik suaminya dan mendapati Ririn sang sekretaris yang tengah mengamati layar didepannya.

"Siang Ririn"sapa Prilly kepada Ririn dan mengalihkan pandangan Ririn kearah Prilly.

"Ah iya, selamat siang ibu Prilly. Hay Juan" balas Ririn yang kemudian menyapa Juan.

"Hay juga Aunty Rin." balas Juan dengan tersenyun.

"Apa bapak ada?"

"Tuan Ali ada bu, tapi beliau sedang ada tamu didalam?" tanya Ririn sedikit ragu.

"Oh, yasudah saya tunggu saja disini" ujar Prilly yang kemudian beranjak menghampiri sofa yang ada disamping meja Ririn.

"Apa saya beritahu Tuan saja, jika Bu Prilly kesini?" uajr Ririn menawarkan.

"Tidak usah, saya menunggu saja sampai selesai takutnya nanti mengganggu!" ujar Prilly.

"Baiklah bu" sahut Ririn. Dan setelah itupun dia kembali fokus kepada komputer didepannya.

Sedangkan Prilly sibuk mempok-pok Juan yang tampaknya mengantuk. Benar saja selang beberapa menit Juan sudah terlelap dengan damainya.

Ckleeek

Suara pintu terbuka, nampak Ali yang telah keluar bersama seorang wanita cantik. Dan itu tak luput dari pandangan Prilly. Prilly membiarkan mereka terlebih dahulu karena sedang saling berbincang. Hingga keterdiaman Prilly membuat ia menahan amarah. Bagaimana tidak tiba-tiba saja wanita itu memeluk suaminya dengan erat bahkan Ali membalasnya. Sudah cukup ia diam. Prilly beranjak dua manusia itu dan menitipkan Juan kepada Ririn.

"Oh jadi bagini kelakuan kamu di kantor Tuan Aliandra!" ujar Prilly menyentak kedua manusia itu dan membuat pelukan itu terlepas.

"Pri...lly.." gugup Ali yang sudah  seperti tertangkap basah karena tindakannya barusan.

"iya ini aku, kaget hah?" tanya Prilly sinis.

"Sayang, kamu kok bisa disini?" bukannya menjawab Ali malah berbalik tanya.

"emang kenapa? Nggak boleh? Ini kan juga perusahaan milik kamu suami aku yang berarti juga milik aku!" jawab Prilly sakartis.

"bukannya begitu."

"Apa kamu lupa? Pagi tadi aku sudah bilang padamu, jika siang ini aku akan kesini bersama Juan. Dan kamu mengiyakan!". "Sekarang jawab pertanyaanku siapa dia?" tanya Prilly melirik wanita tadi dengan tatapan tajam.

"Dia bukan siapa-siapa" elak Ali.

"kalau bukan siapa-siapa kenapa kalian berpelukan di kantor kamu sendiri?". "oh atau mungkin jika tak ada aku kau emang seperti ini, bahkan bisa saja lebih dari sekedar berpelukan Tuan!" ujar Prilly menahan emosi.

"Bukan begitu sayang, kau salah paham. Ini tak seperti--"

"seperti yang ku lihat! Iya, kau mau bilang begitu bukan Tuan?" sahut Prilly. "dulu kau juga pernah mengatakan begitu padaku"Lanjutnya.

"tapi apa, kau mengulanginya lagi Tuan Aliandraxa!"ujar Prilly menekankan kata terakhirnya.

"tidak sayang sumpah, aku tak seperti itu tadi itu--"lagi-lagi ucapan Ali terpotong.

REYANDRA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang