Bahagian 24

4.4K 235 3
                                    

Saat aku membuka pintu, tiba-tiba seseorang itu memelukku dengan erat sehingga aku tidak bisa menghindar. Sampai-sampai aku memelototkan mataku melihat seseorang yang kini aku lihat didepanku memandangku dengan terkejut.

Apalagi ini tuhan!

Author POV

"Hay sayang..." sapa wanita yang tadi melihat adegan pelukan tak disengaja itu. Siapa lagi kalau bukan istri dari Aliandraxa, Prilly Reyandra. Dia tau, dan dia tak akan bertindak gegabah seperti yang lalu. Dia tau dari awal, sebelum Prilly akan memasuki ruangan suaminya itu, dia terlebih dulu bersinggah ke tempat sekretaris Ali untuk menanyakan Ali sedang sibuk atau tidak. Tapi ternyata ada sosok perempuan yang dulu mebuat hubungannya dengan Ali hampir saja hancur. Ya dia Clara, yang sekarang statusnya adalah mantan sahabat Ali setelah kejadian dulu.

"Ha.. Hay sweetheart" masih dari keterpakuannya, Ali segera sadar dan langsung melepaskan pelukan Clara dengan kasar. Takut jika istrinya itu akan salah paham.

"kenapa kesini gak ngabarin aku dulu hm?" Tanya Ali yang langsung berjalan menghampiri Prilly dan merengkuh pinggang istrinya itu dengan mesra tak lupa satu kecupan mampri ke kening Prilly.

"Tadinya aku kesini mau ngasih kejutan buat kamu, tapi malah aku yang dapat kejutan." Ujar Prilly dengan tenang sembari menatap Clara dengan tajam.

"sayang aku bisa jelasin..." Ujar Ali terpotong karena Prilly menyela duluan.

"I know baby...." Prilly melepaskan rengkuhan Ali dan berjalan menhampiri Clara yang sedari tadi hanya diam menatap adegan mesra Ali dan Prilly.

"Hallo nyonya Clara, apa kabar?" Tanya Prilly menatap Clara dengan lembut, namun tak urung ada ketegasan dalam tatapan itu, Ali yang melihatnya pun hanya mampu diam, dan akan melihat apa yang akan di lakukan istri ajaibnya itu.

"Baik... Seperti yang anda lihay barusan jika saya-" Perkataan Clara terpotong oleh sindiran halus dari Prilly.

"barusan memeluk seorang tabpa permisi yang jelas-jelas sudah punya istri dan dua anak. Sungguh memalukan!" tandas Prilly. Dan mampu membuat kedua mata Clara dan Ali membola.

"Apa maksud anda mengatai saya kalo-" lagi-lagi terpotong oleh kata-kata pedas Prilly.

"Emang bener kan, anda ini wanita. Harusnya punya harga diri dan martabat, apalagi anda terkenal dengan wanita terhormat. Tapi setelah kejadian ini anda jadi kehilangan martabat itu dari pandangan saya..." Prilly menghela sejenak lalu menatap tajam Clara dan menghilangkan tatapan lembut tadi.
"Jangan anda kira saya tak tau, Anda sengaja memeluk suaminya saya,padahal jelas-jelas Anda tahu jika saya juga akan ke ruangan suami saya. Mungkin tujuan Anda agar saya salah paham kembali padanya, dan membuat hubungan kami tidak baik seperti dulu. Dan saya tidak akan bertindak BODOH lagi jika harus percaya pada kejadian tadi!" Ujar Prilly dengan tegas lalu memandang suaminya dengan tersenyum manis. Sedangkan Ali menatap Prilly tak percaya, jika dia akan melakukan seperti itu pada Clara dan memukul telak pada pembelaan Clara yg tak berarti apa-apa buat Prilly, sungguh hebat istrinya itu. Fikir Ali.

"Dan sekarang, dengan secara terhormat saya meminta Anda angkat kaki dari perusahaan ini!" Ucapan Prilly membuat Clara yang langsung menatapnya dengan tajam.

"Apa-apaan kau ini, memang kau ini siapa?" Sewot Clara dengan nada tak terima karena baru saja diusir.

"Jangan lupakan kalau saya ini Istri dari pemilik perusahaan yang Anda pijak sekarang nyonya Clara, Dan..."
"Saya juga menanam saham kepada perusahaan ini!" lanjutnya dengan nada yang tak ada emosi sedikitpun.

"Kau....-" Tangan Clara hampir saja melayang mengenai pipi mulus milik Prilly,  jika saja suara keras tak menghentikannya.

"Jauhkan tangan kotormu dari Istriku!" Ujar Ali dengan lantang. "jangan sekali-kali kamu menyakitinya, kalau tidak jangan salahkan aku, apa yang akan aku lakukan pada keluargamu!" ancam Ali uang tak pernah main-main.

"See, sekarang kau bisa pergi dari sini Nyonya Clara!" Prilly mengangkat suaranya kembali.

Clara dengan segala amarahnya menghentakan kakinya dengan keras, menatap benci kepada Prilly, ia tak tahan dipermalukan seperti ini. Dia pun langsung beranjak dari sana sebelum sebuah suara menghentikannya.

"Satu lagi, kerjasama antara Brendan's group dengan Wijaya corps, saya batalkan! Jadi silahkan saja mencari client lagi yang mau menerima kerja sama dengan perusahaan keluarga Anda!" Cetus Prilly dengan lantang. Biarkan saja, jangan lupakan aifat Prilly Reyandra yang satu ini. Dia akan bisa snagan angkuh dan kejam bila ada yang berani mengusiknya terutama keluarganya. Memang perusahaan Brendan's Group diwariskan kepada Prilly, meski begitu Ali juga ikut mengelolanya. Jadi untuk satu ini dia sangat marah dan memilih memutuskan kontrak kerjasama itu, dan memblack list perusahaan Wijaya Corp dari perusahaan-perusahaan yang masih dalam naungan Brendan's Group, yang merupakan perusahaan yang sangat berpengaruh di negara ini.

Ali hanya mampu memandang takjub kepada istrinya itu, dia juga akan menjadi sangat bungkam jika ketenangan Istrinya di usik, di akan menjadi monster yang siap memangsa korbannya. Sudah dibilangkan istrinya itu sangat ajaib, dia akan bisa menjadi sangat lembut dan peduli jika bersama orang yg sekrinya ia anggap baik.

Berbeda dengan Clara,  dia berbalik memandang Prilly dengan wajah yang pucat. Dia melupakan yang satu ini, jika perusahaannya sedang menjalin kerjasama dengan perusahaan terbesar di negara ini. Apalagi dia mendengar tadi jika perusahaannya sudah di black list dari perusahaan² lainnya. Sungguh dia salah cari masalah dengan keluarga Reyandra. Clara buru-buru berbalik dan meninggalkan perusahaan itu dan berfikir bersiap mental saja jika setelah ini dia mendapat amukan dari Papahnya.

Ali menghampiri istrinya dan mencoba meredakan amarah dari diri Istrinya itu.

"Ayo sayang kita masuk, tenangkan diri kamu ya, atau kita pulang saja?" Tanya Ali dengan lembut dan menatap Prilly dengan sayang.

"Kita makan siang saja dulu Pah, kita cari restoran saja. Oke!" Diluar dugaan istrinya langsung menjawab pertanyaannya suaminya tak kalah lembut dan manis. Ali pun tersenyum manis dan segera menggandeng istrinya itu dengan mesra.

"Yasudah ayo, aku juga lapar. Kamu pasti juga karena marah² sama Clara!"

"Kamu benar, capek juga yaa! Hahaha, tapi aku puas!" Jawab Prilly dengan puas, sedangkan Ali hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sepanjang mereka berjalan tak banyak pula yang memandang pasangan suami istri yang sangat romantis dan membuat mereka merasa iri.

"Bagaimana dengan Deejuan dan baby Ree sayang?" Tanya Ali setelah mereka usai memesan makanan.

"Aku menitipkan mereka pada mbak Asiyah dan Daddy. Disana juga ada Rere yang berkunjung serta Kak Anisa." Jawab Prilly yang sedari tadi mengaduk minuman sembari menunggu makanan mereka datang.  Anisa merupakan istri dari Rey kakak Prilly dan Rere adalah anak pertama mereka dan sekarang Anisa juga tengah mengandung yang kedua kalinya.

Pesanan pun datang, dan mereka menikmatinya dengan canda tawa yang menghiasi makan siang mereka.

"Princess" Panggil Ali kepada Prilly dengan panggilan kecil mereka.

"Ya Prince.. "

"You know what?" Ali memandang Prilly dengan penuh cinta.

"what?" Prilly membalasnya dengan pertanyaan bingung dengan pertanyaan yang diajukan Ali.

" I'm really really so lucky, cause i have you a love me and i also loving you!" Ujar Ali dengan lembut.

"Aku juga beruntung, bisa menjadi wanita yang beruntung yang memilikimu!" Jawab Prilly tak kalah lembut menatap suaminya itu.

"I love you so much Reyandra!"

"I love you more Aliandraxa!"

******************************

Tak ada yang tau bagaimana takdir tuhan.
Mereka dipersatukan kembali setelah beberapa masalah yang selalu datang silih berganti.
Pernah berfikir jika takdir tak pernah berpihak kepada mereka.
Tapi, mereka selalu ingat,
Jika di dunia ini manusia hanya mampu menjalankan tak dapat mengatur bagaimana takdir mereka.
And see, mereka bahagia dengan takdir yang digariskan untuk nya.

End.


Tunggu extra partnya yaa. Jangan diharapin juga aku nggak janji akan cepat next-pnya.

REYANDRA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang