Bahagian 9

6.3K 360 4
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahagian 9

"Ririn tolong cancel semua jadwal saya hari ini..." Perintah Ali pada Ririn sang sekretaris, Ririn yang mendapat perintahpun hanya mengangguk takut, karena melihat wajah ali yang nampak mengeras menahan Amarah, yah Ririn dengar semuanya tapi dia yakin ini hanya salah Faham.

"Baik pak... dan semoga cepat selesai masalahnya.." ujar Ririn nampak ragu namun juga disertai senyuman, Ali yang mengertipun langsung menjawabnya dengan angguan kepala dan. "Makasih..."Ujarnya.

"Dan untuk SECURITY...."Panggilnya keras. Security yang merasa ia dipanggil pun langsung menghadap ke atasannya. YA siapa lagi kalau bukan Aliandraxa.

"Iyaa tuan ...?"

"Jangan sampai perempuan Jalang itu masuk dan menginjakan kaki di perusahaanku lagi. MENGERTI !!!!" sentaknya keras.

"ba...baik Tuan, kami mengerti..." balas mereka sambil menganggukan kepala takut.

"Saya pergi dulu..." ujarnya datar, dan kemudian langsung pergi meninggalkan kantor, dan segera menyusul sang istri yang sudah duluan pergi membawa Juan dengan kesalah pahaman yang sangat tidak ia lakukan.

"Aahhhh shit, kenapa jadi begini sih...? Siiiaaal..." umpatnya, yang langsung membanting pintu mobilnya dengan keras.

Ali pun segera mengendarai mobilnya dengan cepat dan tak perduli dengan umpatan-umpatan orang yang sedang berlalu lalang. Yang ada dipikirannya sekarang adalah ketemu sang istri dan menjelaskan semuanya.

Ali mencoba menghubungi Prilly namun selalu tak diangkat sesekali telepon darii Ali pun di riject olehnya, dan yang terakhir ponsel sang istri tak dapat dihubungi.

"Shiiit, Damn. Ayolah sayang kamu dimana...? kenapa tak bisa dihubungi jangan buat aku khawatir denganmu dan Juan."gumamnya yang sesekali memukul stir mobil juga melontarkan beberapa umpatan, karena macet yang sedang melanda jalanan sekarang ini. Tidak tau apa kalau dirinya sekarang ini sedang kalut karena memikirkan keadaan istri dan anaknya.

"Ayoolaaah, heeey ada apasih, kenapa lama sekali..." teriaknya pada pengendara didepannya.

TIN...TIN....TIN.

Ali tak henti-hentinya membunyikan klakson mobilnya, karena sudah tak sabar untuk segera melajukan mobilnya dan segera pulang. Ali pun mencoba untuk menelpon rumah.. tut...tut...tut.

Dan tersambung...

"Hallo..." suara dari seberang sana.

"Hallo bibi, apa Ibu Prilly ada di Rumah...?." tanya Ali dengan si pengangkat telfon, yah dia bibi Asiyah, ya selain Baby sister Sinta juga ada asisten yaitu bibi Asiyah.

"Loh bukannya Nyonya sedang Ke Kantor bersama den Juan. Tuan...?" tanya sang bibi yang malah bingung dengan keberadaanya dengan majikannya.

"iya, tapi apakah belum sampai rumah...?" tanya Ali

"Tidak ada Tuan, nyonya Prilly dan Den Juan belum ada pulang ke Rumah Tuan..." balas sang Bibi.

"yasudah kalau begitu bibi, saya tutup"

"Baik Tuan..." sambungan telepon pun terputus.

"Arrrrggghhh, dimana kamu sebenarnya sayang. Jangan buat aku khawatir dong...."gumam Ali.

"ah iyaaa, rumah Daddy... ya semoga kamu kesana sayang, aku harap begitu..." harap Ali. Ya mungkin Prilly kesana, kerumah Daddy.

****

Sesampainya Di Rumah Daddy Brendan. Ali pun langsung tergesa untuk keluar dari mobil, dan langsung menuju pintu segera menekan bel rumah.

TENG...TONG...2x

"Assalamualaikum, Daddy...." panggil Ali agak meninggikan suaranya, agar pintu segera dibukakan.

Tak lama suara pintu terbuka, dan Gotcha yang membuka adalah Brendan sendiri. Brendan sudah mengira jika yang bertamu adalah sang menantu. Brendan sudah memasang wajah garangnya.

"Ngapain kamu...?" tanyanya datar,

"Ayolah dad, maafkan anakmu ini dad. Ini hanya salah paham dad, percaya sama Ali please!!!" pinta Ali memohon kepada sang mertua. Brendan yang melihat Ali pun hanya memandangnya iba, sebenarnya Brendan tau jika ini pasti salah Paham, Brendan pun memutuskan untuk mengijinkan Ali menjelaskan semuanya.

"yasudah, temui dia dan jelaskan semuanya, Dad tak ingin masalah kalian sampai berlarut-larut apalagi sampai dengan perceraian."

"nggak Dad Ali tak akan membiarkan Anakmu itu menceraikanku, Ali sudah susah payah membangun keluarga ini, dan Ali tak akan membiarkan Keluarga Ali hancur begitu saja karena kesalah pahaman...." tegas Ali. Yah Ali tak akan membiarkan itu semua terjadi pada keluarganya.

"Bagus boy, sekarang princess ada di Kamarnya, dan kebetulan Juan sudh Tidur dengan bibi..." Balas Daddy Brendan.

"Thank's Dad... Ali masuk dulu..." ujar Ali pada sang Daddy dan segera dibalas anggukan oleh Daddy.

Brendan yang melihatnya pun hanya mampu menggelengkan kepalanya.

"Daddy percaya sama kamu Ali, jika kamu tak akan menyerah. Semoga princess kamu itu tidak akan keras kepala..." doanya dalam hati. Yaps benar sekali jika sudah begini Prilly akan sulit dibujuk, karena dia sangat keras kepala, gen menurun dari sang Daddy.

###############

Nih sudah gue next, dan maaf kalo kali ini pendek.

Akhir-akhir ini banyak tugas banget. dan baru kemarin selesai semuanya termasuk tugas ngurusin buat adik-adik kelas yang PTA/PTT yang sudah SMA pasti dau dong yaah.

dan Ya itu. jadi pikiran gue buntu.

Sekali agi maaf yaa, di diusahain di next kok. dan baru malem ini gue ketik dan langsung gue update. sorry juga kalo nggak nge-feel.

byeee.. 

REYANDRA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang