Bahagian 23

4.1K 238 6
                                    

Hari ini Prilly berniat akan pergi ke kantor suaminya. Dia mengajak baby Ree besertanya. Sedangkan Juan, dia sedang menginap dirumah Oma Andrea dan Opa Fathan yang tak lain adalah ke dua orangtua Ali. Katanya sih mereka kangen dengan cucu laki-lakinya yang cerdas itu.

Sesampainya di kantor Ali, Prilly segera turun dari mobil yang tadinya disupirin oleh supir keluarga mereka. Dan Prilly menyuruh supir itu untuk pulang duluan, karena ia berniat jika nanti ia akan pulang dengan suaminya dan segera menyusul Juan di rumah mertuanya.

Prilly memasuki kantor milik suaminya dengan mengumbar senyum yang sangat menawan. Karyawan disana pun menyambutnya dengan sopan dan ramah. Tak lupa para karyawati pun terlihat menggida bayi montik yang berada di strooler yang tengah didorong oleh Prilly.

"Uuuch lucu banget sih bu Babynya!" Ujar salah satu staff kantor yang bernama Nina. Karena memang baru pertama kali ini Prilly menginjakan kembali di kantor milik auaminya dengan membawa Baby Ree.

"Makasih onty!" Prilly menjawab mewakilkan baby Ree yang belum bisa berbicara.

"Sudah kalian kembali bekerja saja, dari pada bos besar kalian marah!" Unar Prilly sedikit bercanda. Karena memang, suaminya yang kelewat serius dalam urusan pekerjaan itu, tidak akan suka jika para karyawannya tidak bekerja dengan baik, apalagi kalau dibuat untuk gosip.

"Baiklah bu, semenjak Ibu kembali, bos sudah lebih cerah wajahnya, dan sudah jarang tidak marah-marah lagi!" Ujar Vani yang merupakan staff marketing.

Prilly yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum, karena ia merasa bersalah sampai saat ini. Meskipun Ali sudah beberapa kali bilang padanya jika itu bukan kesalahannya.

"Yasudah, saya ke ruangan Bos kalian dulu yaa. Kerjakan pekerjaan dengan kalian. Yang saya tahu bulan ini kalian akan menerima gaji yaa?" Tanya Prilly.

"Iya bu..."

"Kalau begitu, saya akan mencoba rayu bos kalian biar menaikkan gaji kalian bulan ini!" Ujar Prilly mengerlingkan mata.

"Hahah ibu bisa saja, kalau gitu sih kita mau mau aja kalau Ibu yang rayu bos kita, apalagi gaji kita tambah!"

"Hahaha iya, yasudah saya duluan yaa semua!" Pamit Prilly undur diri sembari mendorong kembali baby strooler milik Reena.

*****

POV ALI

Hari ini aku kembali ke rutinitasku seperti semula, dengan berwajah cerah aku memasuki perusahaan yang selama ini aku rintis sendiri dari nol. Aku masuk dengan memasang senyuman yang membuat karyawanku memandang heran padaku, bagaimana tidak selama satu tahun lebih aku selalu datang dengan wajah yang muram, dingin tak tersentuh. Bahkan hal sekecil apapun yang menurutku mengganggu, aku tak segan-segan untuk memarahinya, bahkan sudah banyak karyaeanku yang aku pecat hanya hal sepele. Jika mengingatnya aku jadi merasa bersalah, padahal itu salahku sendiri yang membuat istri juga anakku pergi dan menyebabkan diriku yang baru itu. Tapi sekarang berbeda, istri dan anakku telah kembali. Bahkan aku mendapat anak lagi yang selama ini tak ku ketahui jika saat itu istriku tengah hamil buah hati ke dua kita.

Aku jadi merasa bersalah, aku tak bisa merawat dan menjaga mereka dengan baik. Aku tak bisa menuruti masa mengidam istriku seperti waktu dia hamil Juan. Tapi yasudahlah, itu sudah berlalu dan kata istriku aku tidak boleh berlarut dalam kesalahan dan penyesalan. Yang terpenting sekarang, kita telah utuh kembali.

"Selamat pagi Pak Ali!" Sapa salah satu karyawanku.

"Pagi!" ku balas dengan senyuman yang selama satu tahun ini hilang karena sebuah kesalahanku sendiri.

Dan ku lihat, karyawan yang menyapaku tadi hanya mampu diam terpaku melihat sapaan balik dariku, 'Apa sebegitu anehnya diriku?' tanyaku pada ririku sendiri.

"Saya akan menemui orang HRD dahulu, kalian bekerjalah dengan baik!" Perintahku pada semua karyawan. Setelah itu aku beranjak dan menuju ruang HRD.

Saat aku memasuki ruangan HRD, staff disitu pun langsung menundukan kepala mereka, seolah-olah aku ini monster bagi mereka.

"Selamat Pagi!" Sapaku yang dibalas mereka dengan mengucapakn pagi juga padaku.

"Saya minta pada kalian, siapa saja yang saya pecat kemarin tolongan hubungin mereka lagi dan suruh menghadap saya besok diruangan saya!" Ujarku yang membuat mereka semua beraluh berani memandangku. Kalau begini kan enak.

"Untuk apa Pak, kalau boleh tahu?"

"Saya hanya ingin mereka kembali bergabung dengan perusahaan ini, karena menurut saya mereka tak sepantasnya saya pecat hanya katena keadaan saya yang sedang kacau saat itu!" Jawabanku kali ini sukses membuat mereka memandangku tak percaya. 'emang kenapa? Apa ada yg salah dengan perkataanku?' fikirku.

"Sudah itu saja yang saya sampaikan, saya akan kembali keruangan dan kalian kembali bekerja dengan baik dan jangan membuat satu hal yang membuat saya kecewaa, mengerti!" Tegasku mengingatkan.

"Mengerti Pak!"

"Permisi!" Pamitku.

Setelah itu aku pun langsung segera bergegas ke ruangan kebesaranku.
Dan menyelesaikan tugas-tugasku, setelahnya aku akan menunggu istriku datang kerna kita telah sepakat untuk menjemput putra pertama kita di rumah orangtuaku.

Waktu terus berjalan hingga waktu istirahatpun tiba. Aku mendengar sebuah ketukan pada pintu ruanganku. Aku tak mempersilahkannya, melainkan beranjak dan berniat membukakan pintu, karena niatnya aku akan sekalian ingin pergi ke kantin sembari menunggu istriku.

Saat aku membuka pintu, tiba-tiba seseorang itu memelukku dengan erat sehingga aku tidak bisa menghindar. Sampai-sampai aku memelototkan mataku melihat seseorang yang kini aku lihat didepanku memandangku dengan terkejut.

Apalagi ini tuhan?

#############TBC############

REYANDRA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang