"Maukah kau menjadi pacarku, Maki-chan?" Asaoka-san sudah ada di hadapanku. Seorang senior yang umurnya lebih tua dariku tapi masih duduk di kelas 3 hanya berbeda kelas saja di Higashi Gakuen. Dia adalah orang yang sangat populer. Bagaikan seorang Kim Hyun Joong di film BBF. Namun mengapa dengan kata-kata manis ini, wajah yang tampan berseri, pria dengan kepopuleran tinggi berdiri di hadapanku tidak membuat hatiku bergetar. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya. Tidak.
"Asaoka-san, apakah kau serius dengan perkataanmu?" aku bertanya tidak percaya apa yang kudengar. Kami bahkan tidak dekat, hanya menyapa ketika bertemu saja. Tak pernah ngobrol panjang lebar bahkan untuk berkencan pun itu tidak mungkin.
"Tentu. Apa kau terkejut?" dia bertanya dengan enteng, raut mukanya sedikit berubah. Sedikit terkejut dengan pertanyaanku mungkin.
"Aku sangat terkejut. Aku bukan seorang wanita populer dan bahkan mungkin aku tidak menarik sama sekali. Apa yang membuatmu menyukaiku?" aku benar-benar tak habis pikir. Apa yang ada di otaknya, aku bahkan tak bisa menebaknya. Mungkin kalau digambarkan dengan karikatur atau karakter manga aku akan seperti Naruto atau Nobita yang menginjak kotoran shiro-nya sinchan.
"Aku hanya menginginkanmu menjadi pacarku itu saja. Tak bisa dipungkiri bahwa aku menyukaimu karena kau berbeda dari yang lain. Kau baik, kau tidak terlalu pintar, biasa dan kau menarik." Dia benar-benar tak mengerti apa yang sedang dikatakannya kurasa.
"Asaoka-san. Kita bahkan tidak pernah dekat, tidak pernah kenal, hanya sering saling menyapa. Aku menghormatimu sebaga sebagai kakak tingkat. Aku hanya memohon padamu untuk tidak gegabah mengambil keputusan atas apa yang kau rasakan dalam waktu singkat." Aku hanya ingin memberikan dia pengertian bahwa aku tidak menyukainya dan kami tidak memiliki hubungan apapun. hanya seorang adik kelas dan kakak kelas saja.
"Apa itu artinya kau menolakku? Baiklah, sampai ketemu di sekolah." Dia pergi. Aku menyakiti satu orang lagi.
Aku terdiam, duduk dan merenung. Mendung yang tadi hanya tampak tipis mulai menebal dan membuat angin semakin kencang. Dingin. Kurasa hujan akan segera tiba. Sejenak aku mulai merenungi masa-masa laluku. Mengingat kembali sejak kapan aku tidak merasakan sebuah getar-getar lain dalam hatiku selain ketika aku bertemu pria itu.
Sudah 6 tahun semenjak pria itu lenyap tak berbekas dari pikiranku. Aku berusaha melupakannya. Dan berhasil. Saat ini aku sudah kelas 3 SMA,6 tahun yang lalu aku bertemu dengan seorang pria dari Kyoto. Hanya dalam waktu 20 hari dan rasa itu tumbuh seperti rumput liar yang tak terawat. Begitu liar. Namun aku tak pernah mengungkapkan dengan kata-kata apa yang sebenarnya kurasakan padanya. Pertama kali dengan hanya melihat senyumnya, membuatku meleleh. Kelas 1 smp semester akhir, aku masih belum tahu apa yang sebenarnya kulakukan. Kami berkomunikasi layaknya seorang teman biasa. Hanya saja perhatianlah yang membuat hubungan itu menjadi lebih dari sekadar teman. Tapi kami tetap terbatas dengan kata 'teman'. Entah mengapa aku begitu menikmatinya. Tapi ketika aku sudah memasuki masa SMA hubungan kami terputus. Kami tak pernah berkomunikasi lagi. masa-masa itu menjadi sangat sulit untukku. Aku mencari pelampiasan di sekolah. Memenuhi waktuku menjadi seorang aktivis sejati. Jarang sekali mempunyai waktu luang untuk sekadar melamun atau bahkan tidur. Itu membuatku benar-benar melepakannya dari pikiranku. Aku melupakan wajah dan suaranya. Tapi "mungkin" aku masih mengingat getar-getar yang ada dalam hatiku ketika aku mengingatnya dengan sebuah nama Kosuke Miyazaki. Nama itu yang membuatku sampai sekarang tak bisa merasakan getar yang sama pada orang lain. Sulit sekali untuk menghilangkannya. Namun, karena aku kemungkinan sudah melupakannya ,serasa aku benar-benar melupakan memori itu. Sekarang aku sudah kelas 3 SMA, sama sibuknya dengan masa-masa SMP. Ini menjadi suatu bawaan kebiasaan betapa sibuknya aku. seringkali masalah pencernaan menggangguku, tapi ini tidak menyurutkanku untuk terus maju menjadi orang yang benar bermanfaat untuk orang lain.
Angin bertiup semakin kencang dan kurasakan mendung itu semakin berjalan cepat di kaki langit menuju ke arahku. Aku berdiri dan segera menapakkan kakiku di jalan raya berdebu. Mempercepat langkahku agar hujan tak bisa menyergapku. Tapi kenyatannya lain, baru beberapa meter melangkah titik-titik air membuat kacamataku kabur. Aku melepasnya dan menyiapkan payung lipat dari tas ku. Aku begitu memperhatikan apa yang kubawa. Setiap cuaca panas aku bisa menggunakan payung begitupun hujan. Berguna. Kecipak langkahku membuat air kemana-mana. Pikirankku kosong, bukan karena pernyataan dari Asaoka-san, tetapi ada hal lain yang aku tak tahu apa itu. begitu kosong dan hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
EmoLost
RomancePast means nothing. Future means everything. But my future with someone from my past is my everything. Even though my past wasn't that beautiful to remember.