CHAPTER 23

1 0 0
                                    

Mataku terbuka ketika aku mendengar seseorang mengetuk pintu. Aku bangun dan berjalan perlahan menuju pintu. Apa yang dilakukan seseorang di pagi yang bahkan matahari belum muncul, tentu saja tidur. Siapapun dia pasti sudah gila.
Pintu di ketuk semakin sering.
"Ya. Siapa di luar?" Tanyaku.
"Ini aku. Asaoka." Suaranya dalam.
Pintu terbuka dan dia melihat kearah ku. Dia terlihat tidak baik.
"Apa kau baik....?" Belum sempat aku meneruskan pertanyaan ku. Dia sudah ambruk menimpaku.
"Asaoka...Asaoka...."
Tubuhnya panas sekali. Demam..benar.
"Asaoka-san. Kubantu berdiri." Dia bisa berdiri. Sangat lemah. Aku memapahnya sampai tempat tidur. Di dalam pikiranku hanya ada satu pikiran. Seorang pria adalah sosok yang kuat. Wanita adalah sosok yang lemah. Apa yang harus dilakukan saat seorang pria menjadi lemah. Aku hanya memandang Asaoka yang tergolek lemah di tempat tidur. Selimut yang tergolek di samping tempat tidur ku pindahkan ke atas tubuhnya.
"Apa kau merasa pusing? Atau dingin. Asaoka san?" Aku duduk di samping tubuhnya.
"......" Dia tak menjawab hanya menganggukkan kepalanya. Nafasnya berat.
"Aku akan membuat sesuatu untukmu. Tidurlah." Kusentuh dahinya. Begitu panas.
Aku berjalan menuju dapur mencuci muka dan membuat bubur.
Semangkuk bubur, handuk basah dan obat sudah kubawa. Ketika aku masuk ke kamar dia sudah terlelap. Kalau kuperhatikan lagi lebih seksama, dia masih sama seperti dulu. Jika kupikirkan lagi kenapa dia datang kesini bukan langsung pulang ke rumah. Handuk basah segera kuletakkan di dahinya. Dia bergerak sedikit.
"Its okay. Dont move too fast. Btw asaoka san, i'll feed you and you should wake up." i said.
"Emm..okay. Chotto." dia mencoba bangun. Kubantu dia bangun dan duduk bersandar di dinding.
"Dizzy?"
"Yes."
"Drink this water first."
He drunk the water and make a cute expression.
"What is it?" i said
"Its quite warm. I mean more warm than usual."
"Sorry. A always did the same thing when i sick."
He ate all the porridge. And i dint think if its dellicious or not. Whatever.
"The medicine..." i gave it to him.
He drunk it and he back lying down on the bed.
"If you need something then tell me. I am at the kitchen."
"Are you not going to work?"
"Whats that supposed to mean.? You're sick. In a bad condition. How can i just go to work. Iam not that kind of girl you know asaoka san."
"Thats good then."
"Just sleep and youll be better."
"Ok. Thanks alot..."
"For?"
"Everything."
"Daijoubu. We're friend after all."
I stop for a moment. A few days ago it might be bad if i said something like that. He said something so unpredictable.
I walked to the kitchen silently. Washing the dish and make something to eat. Its 6 am. I still asleep. I put the meal in the refigerator. So i can warm it later. I saw him sleeping already. Its good. The medicine is working. I sat beside him.
"How can you catch a cold. Are you working too hard. Or are you thinkin something unnecessary again." i mumble to myself. I covering his body with the blanket. Turning on the heater and give him a space.
I'll sleep in the living room then. I lay down on the sofa. And closing my eyes. The only one i can hear is the sound of my alarm on my phone. Then..i completely sleeping.

EmoLostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang