Seperti ada yang memanggilku. Memanggil namaku.
"Maki." Suara itu begitu familiar. Kubuka mataku perlahan karena cahaya yang menyilaukan. Perlahan kulihat seorang gadis manis yang ku kenal, Aoi. Entah mengapa aku berharap melihat Kosuke disamping Aoi. Tapi harapan itu pupus. Aku hanya melihat Aoi dengan seorang pria tinggi dan tampan yang aku bahkan tak mengenalnya. Siapa dia. Mereka berjalan ke arahku.
"Aoi.." sapaku.
"Maki." Bukan suara Aoi yang kudengar. Tapi pria itu yang mengeluarkan suaranya. Tiba-tiba silau cahaya membuatku menutup mata dan aku kembali membuka mata. Aku berada di kamar tidur dengan selimut. Apa yang kumimpikan tadi. Kulihat jam di damping tempat tidur. Masih terlalu pagi. Tapi cahaya apa yang menyinariku tadi.
Kembali aku berpikir. Aku hanya bisa mengingat wajah Aoi, bahkan aku tak bisa mengingat wajah Kosuke pagi ini. Ini membuatku kaget dan aku merasa aku memang harus melupakan pria itu kembali. Air yang keluar dari keran kusapukan ke mukaku. Dingin. Kulepas pakaianku dan menggguyurnya.
Sekolah masih begitu sepi padahal sudah waktunya untuk melakukan upacara, benar-benar tak ada orang. Aku masuk ke kantor guru. Kulihat penjaga sekolah sedang bersih-bersih.
"Ohayou Gozaimasu, sensei." Sapa pria tua itu.
"Ohayou gizaimasu, Hiroshi- san." Jawabku sambil kubungkukkan badanku sedikit.
"Untuk apa amda datang di hari Minggu?" tanya pria tua itu. Aku kaget. Apa? Aku baru menyadari ini adalah hari minggu. Ada apa ini?.
"Aah..sepertinya saya melupakan sesuatu. Saya akan segera pergi setelah ini. Terimakasih." Aku berjalan ke mejaku dan berpura-pura mengambil sesuatu. Lalu aku segera membungkukkan badan dan pergi.
"Apa yang terjadi padaku?" gumamku.
Aku memutuskan untuk pergi ke apartemen ibuku walaupun mereka belum pindah tapi memastikan tempatnya akan lebih baik. Haha. Ternyata memang agak jauh jika aku harus jalan kaki. Untunglah aku membawa sepeda. Aku masuk ke atas dan menanyakan di lantai berapa orang tuaku akan tinggal kepadsa seorang resepsionis di bawah. Sungguh, apartemen ini agak aneh. Tidak seperti apartemen pada umumnya. Di sini ada penjaga, resepsionis dan juga ada beberapa orang berlallu lalang seperti layaknya kantor. Mungkin saja ini adalah kantor di lantai bawah dan apartemen di lantai atas. Setelah naik ke lantai 4 di mana orang tuaku akan tinggal aku segera turun dan kembali ke apartemenku sendiri. Aku mencuci pakaian dan melakukan kegiatan lain seperti yang kulakukan biasanya di hari minggu. Hingga tiba-tiba aku merasa tubuhku begitu berat. Pusing, mual dan rasanya sakit di perut. Aku menahannya dengan menempatkan sebagian tubuhku di tempat tidur lalu mencoba menutup mata. Namun tak ada yang berkurang sama sekali. Cucianku belum kujemur, belum sempat mencuci piring, hanya membersihkan lantai dan perabot. Aku menyerah aku tertidur. Aku bermimpi kembali, mimpi yang sama dengan tadi malam, tapi kali ini aku mendengar suara telepon. Kulihat di layar ada nama Mami-chan di sana dengan gambar fotonya yang dingin. Aku mengangkatnya. Terlalu pusing untuk membuka mata. Kukatakan hallo tapi yang keluar hanya erangan sakit dan tubuhku yang entah sejak kapan mulai menggigil.dan susah payah aku megatakan aku sakit di apartemenku.
"Apa? Kau sakit? Di sini ada yang mencarimu. Namanya kosuke Miyazaki." Suara Mami-chan tak terdengar. Aku hanya mendengar sebuah nama, Kosuke. Lalu aku tak sadarkan diri..
KAMU SEDANG MEMBACA
EmoLost
RomansaPast means nothing. Future means everything. But my future with someone from my past is my everything. Even though my past wasn't that beautiful to remember.