CHAPTER 18

1 0 0
                                    

Dia menatapku. Penuh makna.
"Aku bersedia menjadi suami yang akan menjaganya saat dia sakit maupun sehat......" Suaranya tegas dan dalam. Tangannya menggenggam erat tanganku. Asaoka. Aku tidak akan menyangka secepat ini kami akan menikah. Aku melihat ayahku tersenyum lebar. Ibuku menyeka air matanya berkali-kali. Saudara2ku mengucapkan selamat pada kami. Mereka semua bahagia. Tapi mengapa aku tidak merasakan hal yang sama.
Hingga semua tamu undangan habis. Aku baru menyadari ruangan ini begitu sempit. Aku melihat seseorang berjalan ke arahku. Dia tinggi. Tubuhnya berjalan tegap ke arahku. Tapi kepalanya menunduk menatap lantai beku di bawahnya.  Dia berhenti tepat di depanku. Matanya dingin. Aku menoleh ke samping. Asaoka tidak mengatakan apapun. Pria ini sangat familiar. Tapi aku tak mengingatnya. Aku mencoba begitu keras tapi tak mengingatnya. Padahal aku ingin sekali mengingatnya. Air mataku menggantung dipelupuk mataku. Dia menatapku. Aku terdiam. Tangannya meraihku, menarik tubuhku yang terbungkus gaun pengantin panjang. Hingga aku merasakan hangat tubuhnya. Aku merasa gaunku ditarik. Asaoka menariknya begitu kencang hingga aku limbung. Keseimbanganku hilang. Aku akan jatuh, pikirku. Pelukan itu terlepas. Kututup mataku.
Bammmmm....
Aku tak merasa sakit. mataku terbuka karena silau. Ruangan ini bukan tempat pernikahanku. Ini kamarku.
Oh my gosh. Bagaimana aku bisa mimpi seperti itu. Tapi....
Siapa pria itu.

EmoLostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang