Chapter 5

5 0 0
                                    

Kami sudah berangkat dan beberapa menit lagi akan segera sampai. Teman-temanku sepertinya sedikit merasa frustasi.

"Aku hari ini ada ujian Matematika. Padahal sudah benar-benar menyiapkan diri bersama Asaoka. Ahh. .." Kayasima histeris.

"Meyiapkan apa maksudmu?" tanya Mami-chan. Aku mengalihkan pandanganku pada Kayashima.

"Buku, kertas, handphone, meja.. kau tahu kan..hehehe." Glaarrr. Dasar ketua payah.

"Sudah kuduga..." kataku.

Lama aku terdiam dan hanya mendengarkan Kayashima dan Hideo bercicit. Aku sedikit merasa tidak enak akan apa yang akan terjadi. belum pernah aku merasa segalau ini hanya untuk mengikuti sebuah seminar. Aku duduk sendiri dan Mami-chan duduk jauh di belakang Hideo. Aku yang tepat duduk di samping sopir hanya bisa mendengarkan lagu-lagu dari earphone yang kupakai sambil melamun tentunya.

"berapa lama lagi kita sampai?" tanyaku pada sopir di sampingku.

"mungkin beberapa menit lagi. kita tinggal mencari tahu di blog mana." Jawab sopir itu singkat. Sopir sekolahku yang merangkap sebagai tukang kebun. Dia sedikit berantakan. Kaos biasa dengan celana bahan , rambut disisir rapi, tapi cambang dan kumisnya kemana-mana. Lampu lalu lintas menyala merah. Kami berhenti. Aku memperhatikan orang tua di sampingku ini sedikit lama hingga tak menyadari kaca jendela kanan sopir terbuka dan seorang pria memakai helm di atas motornya yang ternyata adalah pria mengantarku bertemu dengan ketua badan kemahasiswaan di universitas itu melihatku dan tersenyum. Deg,.aku hanya terdiam, bukan terpesona pada ketampanannya tapi pada matanya dan dadaku yang sesak hanya karena melihatnya. Aku tak bisa membuka mulutku dan menyapa, apalagi tersenyum aku hanya bisa melihatnya. Dia melambai padaku, tapi segera kupalingkan wajahku ke kaca jendela di sampingku.

"Kau mengenal pria itu? dia melambai padamu tuh." Pak sopir memberitahu. Aku sudah tahu, hanya saja kenapa aku menghindarinya. Kenapa aku harus memalingkan mukaku.

"Tidak. Aku tak mengenalnya." Tak kusadari aku menjawab dengan suara bergetar. Seperti ingin menangis tapi tak tahu mengapa. Kurasakan mobil melaju kembali. Aku menambah volume lagu ku dan diam.

Beberapa detik berikutnya mobil berhenti dan berjalan kembali melewati jalan yang kurasakan tidak rata. Dan langsung berhenti dan mesin mati.

"Ayo nona, kita sudah sampai. SEMUA BANGUN DAN TURUN KITA SUDAH SAMPAI.!!!" Pak sopir berteriak kencang menghadap ke belakang. Segera kupakai ransel yang sejak tadi tergeletak di depanku. Lalu membuka pintu dan turun.

"Mami-chan. Ayo..." aku sedikit bersemangat ketika melihat ada bukit di seberang bangunan ini. Yah seperti gedung pada umumnya di universitas. Tapi karena udara sejuk dan daerah yang menyenangkan dengan pohon dan bangku. Hemm.,sedikit melupakan kejadian tadi.

"Kenapa wajahmu sedikit berbeda. Apa kau sakit Maki-chan?" Mami-chan bertanya. Kenapa dia selalu tahu perubahan di wajahku.

"Tidak, hanya sedikit merasa pusing di mobil tadi. Ayo cari tahu ruangannya." Aku menggandengnya masuk ke dalam gedung. Kayashima dan Hideo ada di belakang bersama Aoi-chan. Mereka bertiga membicarakan sesuatu yang aku tak bisa mendengarnya karena mereka sudah agak jauh dari tempat kami berdiri. Mami-chan berjalan masuk terus mengikuti sebuah tulisan di dinding dan kaca bagian dalam gedung. Kami naik tangga, hanya di lantai 2 begitu yang dituliskan dipetunjuk ruang seminar itu. terdengar orang-orang beerbincang dilantai 2. Sudah ramai rupanya. Kami berdua muncul dan memang begitu banyak pelajar dengan seragam sekolah masing-masing dan beberapa mahasiswa di sana. Aku memandang Mami-chan.

"Mami-chan, kita tunggu Kayashima dan yang lain saja." Kataku menyarankan. Mami-chan mengangguk dan berjalan menuju sebuah bangku panjang di dekat kami. Ada rasa malu dan minder, tapi sepertinya tidak dengan sahabatku ini. Beberapa detik ketiga temanku datang dan duduk di samping Mami-chan.

EmoLostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang