Flashback
Ibu Sahara memeluk Sahara erat, setelahnya mereka duduk berhadapan.
"Aku sangat senang kamu mau menemuiku, melihatku dan bahkan memelukku seperti ini." ibu Fadli mengawali pembicaraan.
Fadli tersenyum, tanpa sungkan dia merangkul pundak Sahara. Sahara menoleh dan tersenyum.
"Seharusnya kita bisa seperti ini, selalu bersama dan tertawa bersama seperti keluarga. Keluarga ini terasa tak lengkap tanpamu, kak!" cerita Fadli.
"Bagaimana keadaanmu selama ini, apa kamu bahagia." ibu Fadli jelas sangat memperhatikan Sahara. "Selama ini, itu yang selalu ibu khawatirkan."
Jelas, Sahara merasa sangat canggung berada diantara mereka.
"Aku bahagia, dan aku baik - baik saja. Kadang ada sedikit masalah tapi itu biasa terjadi." jawab Sahara seadanya. 'Aku senang mendapat perlakuan seperti ini. Tapi...'
"Sekarang, kamu mau memaafkan ibu, kan!" tanya Fadli.
"Ya, aku juga seharusnya ikut meminta maaf. Maafkan aku karena telah berprasangka buruk." Sahara mengatakan itu dengan tulus.
Mereka pun mengobrol panjang mengenai banyak hal. Tanpa sadar, dari obrolan itulah terjalin kedekatan yang lebih baik diantara mereka.
" ....ibu harus berjalan ke setiap warung dan rumah untuk menjual kue sambil menuntunku. Ada yang mau beli, tapi kebanyakan tidak. Aku sangat kesal waktu itu, tapi pada kenyataannya dari berjualan kue keliling itu ibu bisa memiliki sebuah toko dan akhirnya memiliki beberapa cabang sekarang. Perjuangan ibu selama ini sangat sulit, kak!" cerita Fadli penuh semangat.
"Sudah jangan ceritakan hal itu." lerai ibu Fadli.
Sahara mengerti, dia merasa sangat bersalah tidak mau menerima ibunya sejak awal dan malah berprasangka buruk. Tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi terlebih apa yang dialami ibu dan saudaranya selama ini.
'Aku benar - benar minta maaf. Aku sangat menyesal.' batin Sahara.
"Kamu mau tinggal bersama kami? Tanpamu keluarga ini terasa tak lengkap." ibu Fadli sangat berharap Sahara mau.
"Iya, benar. Kita harus tinggal bersama !" seru Fadli penuh semangat.
Sahara bingung, "Aku sangat senang bisa kembali bertemu dengan keluargaku yang sebenarnya. Tapi, mama telah merawatku sejak kecil. Aku tidak bisa dengan seenaknya pergi. Aku akan meminta izin padanya. Jika dia memperbolehkanku pergi, aku akan pergi dan tinggal bersama ibu. Tapi, jika tidak, aku akan tetap tinggal bersamanya. Maaf, jika aku berkata seperti ini." sesal Sahara.
Ibu Fadli tersenyum dan mengusap rambut Sahara, "Ibu tahu, kamu tidak mungkin bisa pergi begitu saja. Ibu tahu, kamu pasti sangat menyayangi mama yang selama ini menjaga dan mengurusmu. Dan, ibu mengerti jika kamu tidak bisa tinggal bersama kami." ujar Ibu Fadli bijak.
"Tapi bu, kita tidak bisa tinggal lebih lama lagi disini. Bukannya minggu ini kita akan pindah ke Inggris." potong Fadli.
"Pindah?" ulang Sahara.
Fadli mengiyakan, ibu Fadli menambahkan."Jika kamu ingin pergi bersama kami, ibu berharap keputusannya sebelum hari keberangkatan. Kami akan menghormati apa pun keputusanmu nanti."
Fadli sangat kecewa mendengar ucapan ibunya. Tapi Fadli tidak bisa memaksa Sahara ikut dengannya. "Sayang sekali kalau kakak tidak ikut, tapi aku setuju dengan keputusan Ibu. Apa pun keputusannya, aku akan menghargainya." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sahara
RomanceSahara mendapati mamanya menikah dengan seorang duda beranak satu. Dia sadar, akan kebencian yang pemuda itu taburkan. Hingga kemudian, berbagai fakta mengejutkan merubah jalan hidupnya yang seperti gurun sahara.