~Sahara~
Setelah makan malam, aku mengumpulkan semua orang. Kami berkumpul di ruang tengah.
Sejak awal mama sudah terlihat cemas dan khawatir, tapi aku harus mengatakannya hari ini agar semuanya jelas dan aku segera mendapat jawaban yang aku butuhkan. Raihan juga terlihat khawatir, sedang ayah terlihat penasaran.
" apa yang ingin kamu katakan Sahara ?" tanya ayah mengawali.
" maaf, aku tidak tahu harus memulainya dari mana. Aku juga bingung dengan apa yang harus aku katakan. Yang pasti, aku ingin minta maaf dan berterima kasih atas semua perhatian yang selama ini kalian berikan padaku. Semua itu adalah sebuah kenangan berharga yang tidak akan pernah terlupakan." ujarku mengawali. Yang aku sadari saat ini, mama dan Raihan menatapku tajam entah apa yang tengah mereka pikirkan.
" memangnya ada apa Sahara, kenapa kamu berkata seperti itu ?" Ayah terlihat bingung dengan apa yang aku katakan, tapi aku belum menjelaskan semuanya. Jelas saja ayah tidak mengerti maksudku, kecuali mama yang pasti sangat mengerti.
Aku menghela napas sejenak, " sebenarnya, aku bukan putri kandung mama. Aku hanya putri yang diasuh karena rasa kasihan. "
Aku lihat ayah, dan Raihan yang terlihat terkejut dengan penuturanku. Berbeda dengan mama yang sudah dipastikan bungkam, dengan ekspresi yang tidak aku mengerti. Untuk sesaat, mereka melihat mama, lalu kembali memandangku dengan iba. Sejujurnya aku tidak suka pandangan seperti itu, apalagi itu ditujukan untukku. Tapi, jika aku tidak mengatakan semua itu, semuanya tidak akan jelas.
" aku baru saja bertemu dengan ibu dan saudara kandungku beberapa hari yang lalu. Awalnya aku belum bisa menerima semua ini, tapi akhirnya aku sadar, semua itu hanyalah egoismeku saja. Aku tidak memikirkan apa yang mungkin mereka alami selama ini. Semua kesulitan mereka yang mungkin tak pernah aku rasakan." ujarku melanjutkan, mama makin terlihat tak nyaman. Dia tidak mau menatap mataku.
Sebenarnya aku hanya butuh satu jawaban, tapi kenapa itu sulit sekali mama berikan. 'ya' atau 'tidak' hanya diantara keduanya.
" lalu apa tujuanmu mengatakan itu pada kami ?" Raihan mulai bertanya serius.
" aku ingin berkata jujur, sekaligus minta jawaban atas pertanyaanku pada mama. Aku sudah menunggu jawaban itu beberapa hari ini, tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi...."
'.....karena ada orang lain yang juga menunggu jawaban ini, apalagi waktu mereka tak banyak' aku melanjutkannya dalam hati
Kulihat, Ayah dan Raihan langsung menatap mama penuh pertanyaan dan mama menatapku dengan ekspresi penuh emosi yang tertahan.
" Mungkin dengan cara ini, mama mau menjawab." lanjutku.
Mama yang mulai terpojok akhirnya buka suara. " mama tahu, kamu butuh jawaban. Tapi mama ingin bertanya satu hal padamu, dan kamu harus menjawabnya."
Aku bingung dengan maksud ucapan mama tapi aku justru mengangguk mengiyakan.
" jika pilihan itu ada di tanganmu, kamu ingin tinggal dengan siapa, siapa yang kamu pilih diantara kami ?" tanya mama penuh keyakinan.
Pertanyaan sulit yang agak mengagetkan, aku yang akhirnya terpojok sekarang. Semuanya menatapku, menunggu jawaban.
" aku...aku ingin tinggal bersama mama, sebenarnya aku sangat ingin tinggal bersama mama dan keluarga ini...." jawab Sahara.
" .... Ya, awalnya aku pikir mama bosan mengurusku. Maka, mungkin lebih baik aku membuat pertanyaan seperti itu untuk mengetes. Apa mama ingin aku tetap tinggal, atau membiarkan aku untuk pergi dan tinggal bersama keluarga kandungku. Tapi semakin kesini, aku juga sadar keluarga kandungku pun berharap aku tinggal bersama mereka, karena tak pernah ada waktu diantara kami selama hampir 17 tahun ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sahara
RomanceSahara mendapati mamanya menikah dengan seorang duda beranak satu. Dia sadar, akan kebencian yang pemuda itu taburkan. Hingga kemudian, berbagai fakta mengejutkan merubah jalan hidupnya yang seperti gurun sahara.