Keputusan

1.4K 35 0
                                    

Sahara berada di meja makan sendirian. Tatapannya tertuju pada kamar mamanya. Seperti biasa, mamanya selalu tak ada di rumah. Sahara tak berselera makan. Dia bosan dengan rutinitas yang monoton seperti itu.

Tak berapa lama terdengar bunyi pintu terbuka. Mamanya pulang bersama seorang pria yang tak dia kenal. Sahara diperkenalkan oleh mamanya dengan pria itu. Pria itu bernama Pak Hardiana. Dia adalah seorang pria mapan yang telah memiliki seorang anak. Istrinya telah meninggal sekitar 4 tahun lalu. Itu yang pria itu katakan sendiri pada Sahara.

Sahara sama sekali tak bertanya dan berminat untuk berakrab ria dengan orang yang sama sekali tak dikenalnya. Sekalipun, dari wajah pria itu terlihat kalau dia orang yang ramah dan berwibawa.

" apa kamu setuju, jika kami menikah ?" tanya pria itu setelah berbicara panjang lebar.

Sahara terdiam sesaat, dia melirik mamanya yang tersenyum penuh arti padanya.

' inikah jalan agar mama mau berubah, inikah yang harus aku lakukan ?' tanya Sahara dalam hati.

***

Raihan tengah duduk di ruang tamu sendiri sambil menonton tv. Ayahnya datang dari arah dapur, sambil memegang segelas air. Dia menghampiri Raihan, lalu duduk tepat disampingnya.

" kamu belum tidur, ini sudah terlalu malam untuk menonton televisi !" ujarnya.

" aku bukanlah seorang anak gadis, dan kurasa aku sudah cukup dewasa untuk melakukan sesuatu, apalagi hanya karena menonton televisi." komentar Raihan datar.

Tangan Raihan tak henti memindahkan chanel televisi, dia malas harus berdebat dengan ayahnya.

" ayah tahu itu." gumamnya.

Sejenak suasana menjadi hening, " Sebenarnya, ayah ingin membicarakan sesuatu denganmu. Hanya saja kesibukan dan waktu yang tidak tepat, membuat ayah harus terlambat mengatakan ini. Mungkin sekarang waktunya ayah bicara." ujar ayahnya mencoba mengawali.

Raihan melirik wajah ayahnya sesaat lalu dengan segera mematikan televisi.

" sekarang aku sudah mengantuk, aku harus istirahat !" ujar Raihan cepat.

" ayah tahu kamu mau menghindar. Ayah cuma mau bilang, bahwa ayah telah memutuskan untuk menikah dengan Hasri." ujarnya mantap.

" memangnya apa yang ayah lakukan padanya, sampe mau nikah sama dia ?" seru Raihan tiba - tiba kesal.

" dengar Raihan ! hidupmu, yang membuat ayah khawatir. Ayah pikir, memiliki saudara adalah hal yang terbaik. Sudah cukup, ayah melihatmu terpuruk seperti ini. Calon ibu barumu memiliki anak seumuran kamu. Dan dia akan pindah ke sekolahmu besok." cerita ayah Raihan.

Raihan mengambil ponselnya dari meja dengan kesal. Dia tidak mau mendengar pembahasan seperti itu.

" ayah tidak akan meminta padamu lagi. Setuju atau tidak setuju, kamu harus setuju ! Ayah hanya khawatir padamu." ujarnya menegaskan.

Raihan berjalan sambil mengepalkan tangannya, " lihat saja, apa yang akan kulakukan nanti padanya. Dia tidak akan pernah nyaman tinggal disini." gumamnya.

Rahasia SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang