Keputusan

1.1K 37 1
                                    

Fadli duduk dihadapan ibunya, sambil memegang kedua tangannya.

" ibu, maafkan Fadli. Fadli tidak dapat meyakinkan kak Sahara." sesal Fadli.

Ibu Fadli tersenyum, lalu mengelus puncak kepala putranya.

" ibu sudah tahu, jangan ganggu dia lagi. Dengan mengetahui dia baik - baik saja, ibu sudah senang." ucapnya lembut.

" tapi bu, dengan keadaan seperti ini, sampai kapan ibu bisa bertahan ? Setidaknya, disaat terakhir dia harus berada disampingmu. Dia harus tahu yang sebenarnya. Keadaan ibu .... " ucapan Fadli terpotong.

" hentikan, Fadli ! Ibu hanya ingin dia bahagia, ibu tahu dia pasti membenci ibu. Tapi kebencian itu, sama seperti kekuatan untuk ibu. Jadi jangan ganggu dia lagi, kamu mengerti !" pesan ibu Fadli.

" kak Sahara tidak tahu penderitaaan yang ibu rasakan. Tapi, hidupnya saat ini pun terlihat tidak terlalu baik." pikir Fadli.

" maksudmu apa Fadli ?" ibu Fadli tidak mengerti maksud perkataan putranya itu.

Fadli menatap mata ibunya, " aku hanya berasumsi saja, bu. Belum tentu itu benar."

" ibu harap itu tidak benar, agar ibu bisa pergi dengan tenang." gumamnya.

Keduanya terdiam, tak ada kata yang terucap diantara keduanya setelah itu.

***

Sahara tidak berselera makan pagi itu, makanan yang dia makan semuanya terasa hambar. Padahal, makanan dihadapannya adalah makanan kesukaannya. Tapi karena beban pikiran, makanan yang sejak dulu dia sukai jadi seperti makanan yang paling dibencinya.

Keluarganya kebingungan melihat Sahara yang bersikap sedikit aneh hari itu, kecuali Raihan tentu saja.

" kamu kenapa Sahara ?" tanya ayahnya, tepatnya ayah tirinya perhatian.

Sahara tersadar dari lamunannya, dia tidak bisa mengatakan apa pun selain bersikap manis dengan tersenyum. Walaupun itu bukan kebiasaannya, dia mencoba memperlihatkan bahwa dia baik - baik saja.

Mama Sahara tahu kalau ada yang aneh dengan Sahara. Walaupun dia tidak tahu apa masalahnya, tapi mama Sahara sangatlah khawatir jika ini berhubungan dengan keluarga barunya.

" Sahara, mama mau bicara sama kamu !" mamanya mengajak Sahara menjauh dari meja makan.

Raihan masih berpikir, alasan Sahara tidak bersemangat adalah karena patah hati. Sedangkan Ayahnya sama sekali tidak mengerti, dia ingin tahu karena terlihat seperti masalah serius," apa kamu tahu ?" tanyanya.

Raihan menggeleng, dia pura - pura tidak tahu dan tidak perduli karena dia sudah melakukan kesepakatan dengan Sahara hari sebelumnya. Dia tidak mau kesepakatan yang begitu menguntungkan dihancurkan begitu saja.

Ayahnya tidak bertanya lagi, dia segera melanjutkan sarapannya karena dia berpikir masalah Sahara hanya masalah yang biasa terjadi pada remaja seperti pertemanannya atau cinta masa remaja yang menggebu.

Di sisi lain, mama Sahara tengah berkacak pinggang di hadapan Sahara.  " apa kau buat masalah lagi di sekolah ?"

Sahara menggeleng, tapi mamanya tahu Sahara tengah menutupi sesuatu darinya.

" cepat katakan? Apa kamu ingin merusaknya lagi, Sahara? Apa kamu ingin mama terpuruk lagi karenamu? Sudah cukup, mama mengakhiri hubungan karenamu. Mama tidak sanggup harus mengurusimu yang selalu membuat masalah." mamanya sangat kesal dengan sikap Sahara.

" tidak ma, aku sudah cukup dewasa untuk mengerti keadaan. Aku tidak akan merusak hubungan mama lagi, tenang saja. Ini masalah sepele, yang tidak berhubungan dengan keluarga ini atau pun sekolah. Aku ingin mama percaya padaku." Sahara mencoba meyakinkan, tapi mamanya sama sekali tidak mempercayainya.

Rahasia SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang