Alasan Sahara

1K 31 7
                                    

Sahara telah membereskan pakaiannya, karena hari itu dia akan pergi. Dia akan mulai tinggal bersama dengan ibu kandungnya juga Fadli.

Raihan hanya bisa melihat Sahara dari balik pintu yang terbuka, semua harapannya telah hancur. Tidak lama kemudian, dia langsung pergi dari rumah. Dia sangat kesal dan marah dengan pilihan Sahara juga pada dirinya sendiri karena keterlambatannya.

Tak lama berselang setelah kepergian Raihan, Mama Sahara masuk ke dalam kamar Sahara dan ikut membantu membereskan pakaian dan barang yang akan dibawa Sahara.

Pada awalnya tak ada suara diantara mereka, suasananya sangat hening. Sahara terus memandangi mamanya yang ikut membantunya memasukkan barang - barang yang akan dia bawa ke dalam koper. Melihat itu, tanpa terasa air matanya telah mengalir deras.

" maafkan Sahara ma, Sahara memang tidak tahu diri. Sudah seharusnya mama membenci Sahara. Sahara akan sangat mengerti." ujar Sahara tiba - tiba, dengan air mata yang mulai mengalir dari balik matanya. Dia sangat sedih melihat mata mama yang terlihat bengkak, apalagi penyebab keadaan itu adalah karena dirinya.

Mama Sahara yang sejak awal mencoba tegar justru tak bisa membendung air matanya lagi, mendengar ucapan Sahara. " mama tidak akan benci padamu Sahara. Mama tahu kamu punya alasan untuk melakukan ini. Mama minta maaf, kadang mama menyakiti perasaanmu. Jangan lupakan mama,  berkunjunglah kemari jika ada waktu."

Sahara tak tahan lagi, dia dengan segera memeluk erat mamanya. Keduanya menangis keras menumpahkan beban yang selama ini menumpuk dalam hati.

" mama menyayangimu, Sahara." ujar Mama Sahara.

" Sahara juga menyayangi mama, maafkan Sahara, ma. Maafkan Sahara." balas Sahara di sela - sela tangisnya.

***

Sahara telah siap dengan semua barang - barang miliknya, dia sudah berdiri di luar ditemani ayah Raihan dan mamanya.

" Raihan kemana? Kenapa dia tidak ada disini ?" tanya Sahara ingin tahu.

" Kami tidak melihatnya, mungkin dia ada urusan penting. Kalau dia pulang, kami akan memintanya untuk ikut mengantarmu nanti ke bandara." jawab Ayah Raihan.

" oh, begitu." gumam Sahara kecewa. " aku harap dia bisa datang." lanjutnya penuh harap.

" tolong jaga mama dengan baik ya, yah." pesan Sahara.

Ayah Raihan mengangguk, tepat saat Fadli datang dengan mobilnya, untuk menjemput Sahara. Sahara pun berjalan memasuki mobil Fadli.

" hati - hati, kami akan sangat merindukanmu." pesan ayah Raihan. Mama Sahara sudah kehilangan suaranya, dia tidak sanggup mengucapkan kata - kata perpisahan untuk Sahara. Yang bisa dilakukannya hanya menangis dipelukan suaminya.

Hingga mobil Fadli menghilang dari pandangan pun, mama Sahara masih menangis. " apa kamu tahu alasan Sahara memilih tinggal bersama ibu kandungnya ?" tanya ayah Raihan.

Mama tidak merespon pertanyaan ayah Raihan, dia masih harus menumpahkan semua kesedihannya. Kehilangan seseorang yang sangat berharga, adalah suatu hal yang tidak pernah dia sangka - sangka, dan tidak pernah terpikirkan sama sekali dalam benaknya. Bahwa Sahara akan pergi meninggalkan dirinya, tanpa alasan yang bahkan takut untuk dia tanyakan.

***

Di dalam mobil, Sahara terus meneteskan air mata. Sekeras apapun Sahara menahan tangisnya, nyatanya air matanya tetap mengalir.

Fadli jelas melihat itu, ada keraguan dalam hatinya mengenai keputusan Sahara. " apa kakak menyesal ?" tanya Fadli serius.

" aku..aku tidak menyesal." jawab Sahara, masih dengan tangisnya.

Rahasia SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang