Hubungan baru

948 29 0
                                    

" sepertinya asumsiku benar, bu." gumam Fadli.

Dari balik telepon ibu Fadli sedikit bingung, " asumsi yang mana maksudmu ?"

" kakak tidak baik - baik saja. Aku pikir dia bahagia sekarang, tapi ternyata tidak sebaik itu." jawab Fadli.

" memang apa yang terjadi ?" tanya ibunya khawatir.

" tenang saja bu, aku pasti cari kakak." Fadli mencoba menenangkan.

Hubungan telepon pun terputus, Ibu Fadli sangat khawatir. Akhirnya dia memanggil supirnya untuk mengantarkannya ke suatu tempat.

Di perjalanan, Ibu Fadli tak hentinya menatap foto Sahara dengan raut khawatir bercampur sedih. Sebagai seorang ibu, dia merasa tidak berguna. Tapi situasi saat itu tidak memberikan pilihan lain yang lebih tepat.

Sesaat ibu Fadli memandang keluar, dan dia melihat seorang gadis dengan seragam sekolah tengah duduk, dengan wajah tertunduk. Ibu Fadli sempat berpikir mengenai Sahara, tapi karena tidak melihat secara jelas dia tidak menghentikan mobilnya. Karena sejak awal ibu Fadli tidak tahu kalau Sahara tidak masuk sekolah dan membolos.

***

Sahara mengangkat wajahnya dan dia bersikap sebiasa mungkin saat melihat Fadli berdiri dihadapannya sambil tersenyum.

" aku pikir kakak bunuh diri, ternyata sedang menangis disini. Kakak benar - benar kekanak - kanakan, seperti anak TK saja." ejek Fadli. Dia lalu duduk disamping Sahara.

Sahara diam saja, dia tidak menanggapinya. Sudah cukup, pembicaraan mereka waktu itu. Jadi tidak ada hal yang perlu mereka bicarakan lagi.

" jika kakak marah padaku aku terima itu. Aku minta maaf. Apa kakak tidak ingin punya saudara kandung ?" tanya Fadli.

Fadli melirik Sahara ingin mengetahui reaksinya, tapi wajahnya datar datar saja. Dia agak kecewa, tapi melanjutkan ucapannya, " Padahal aku sangat ingin sekali. Aku selalu bermimpi bisa berbagi cerita bersama saudaraku. Bercerita kalau aku punya seorang kekasih atau baru berkelahi dan menang tanpa lecet." cerita Fadli panjang lebar.

Mendengar kalimat terakhir Fadli, ujung bibir Sahara tertarik ke atas Dia merasa ucapan Fadli membuatnya sedikit terhibur.

" aku selalu bermimpi seperti itu selama ini. Aku selalu menunggu saat dimana aku bisa bertemu saudara kandungku, lebih tepatnya kakak perempuan yang selalu ibu bilang. Dan sekarang aku telah bertemu dengannya, tapi aku sangat kecewa saat tahu kakakku ini sangat egois." ujar Fadli kemudian.

Sahara tetap diam, ucapan Fadli menyadarkannya kalau saat itu dia memang bersikap sangat egois. Dalam hati, Sahara memimpikan hal yang hampir sama dengan Fadli. Disaat yang dulu dia inginkan telah berada di depan matanya, dia tidak bisa menerima kenyataan yang harus dia dapat.

Fadli melirik Sahara lagi, ingin tahu sikap Sahara setelah mendengar ucapannya. Melihat ekspresinya tetap sama, Fadli mulai putus asa. Dia akhirnya diam tanpa bicara lagi, tetap dengan posisinya.

Sahara menoleh melihat Fadli yang akhirnya diam. " aku yang seharusnya minta maaf." ujarnya tiba - tiba.

Mendengar itu Fadli kaget dan menoleh dengan ekspresi tak percaya, " tidak usah berekspresi seperti itu," komentar Sahara sambil tersenyum.

Fadli menepuk bahu Sahara keras, seperti pada teman - temannya membuat Sahara kesakitan. " ah, maaf kak, aku terlalu senang." sesal Fadli sambil menyunggingkan senyumnya.

Sahara pun ikut tersenyum dan membalas perlakuan Fadli dengan melakukan hal yang sama. Mereka pun akhirnya tertawa bersama.

" aku rasa ini sedikit melegakan. Mimpi kita sama, aku senang bisa memiliki adik sepertimu." puji Sahara sambil merangkul pundak Fadli dengan sebelah tangannya, Fadli pun melakukan hal yang sama.

Rahasia SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang