Valentine Kelabu

16 1 1
                                    

"Seminggu lagi aku akan memberikan kado untuk Iyan. Mungkin ia akan senang."

"Tanteku jualan coklat berbentuk love. Mau pesan tidak?."

"Ya. Aku mau. Berapa satu?."

"Rp 2.500. Kau mau pesan berapa?."

"Lima saja."

"Warna apa?."

"Pink dan putih."

"Ya. Nanti aku pesankan. Coklatnya dikemas dalam kotak mika berbentuk love bening yang diikat dengan pita pink."

"Bisa ditambahkan kartu tidak?."

"Bisa. Tambah biaya. Tapi untuk kau aku minta gratiskan saja."

"Wah, kau ini Softa baik sekali. Sekalian saja coklatnya digratiskan."

"Itu punya tanteku. Kalau punyaku boleh aja."

"Aku bercanda, kok."

Maura senang sekali. Hari ini ia ada jadwal les MIPA di Bimbel, itu berarti Maura bisa bertemu dengan Iyan.

Maura selalu datang lebih awal. Ia tidak ingin terlambat, kecuali kalau terpaksa oleh keadaan.

Ia meletakkan tasnya kemudian keluar ruangan, karena belum ada murid yang datang.

Maura menunggu kedatangan Iyan. Benar saja, hanya sepuluh menit dia menunggu. Maura bersembunyi di balik pintu kelas.

Maura kembali masuk ke kelas dan segera ke bangku yang ditempati Iyan nanti. Tak lupa ia menutup pintu kelas.

Maura mengecek isi tasnya. Tapi ia hanya membuka kantong kecilnya saja. Seumur hidupnya baru kali ini ia membuka tas orang lain tanpa izin. Dia bukan ingin mencuri. Namun mencari tempat strategis untuk meletakkan coklatnya di tanggal 14 Februari nanti.

"Maafkan aku, Iyan."

**

Coklat sudah di tangan. Tapi rencana sepertinya akan gagal. Iyan lebih dahulu datang dan ia bersama-sama temannya. Dan parahnya, mereka tidak keluar kelas sama sekali hingga bimbingan belajar selesai.

"Mati aku. Ini coklat mau dikemanakan?. Mana mungkin aku berterus terang memberikan langsung padanya. Pasti ia sangat membenciku."

Maura menunggu bis kota sambil mengamati gerak-gerik Iyan. Ternyata Iyan naik bis kota juga. Ia masih tinggal di rumah yang sama. Satu komplek dengan Maura. Ia mengikuti Iyan dari belakang. Tapi Iyan berjalan secepat cheetah.

"Ngapain sih dia mengikutiku dari tadi?."

Iyan ketakutan. Ia segera masuk ke dalam rumah kemudian mengunci pintunya.

Maura menunggu di sudut rumah sebelah. Berharap Iyan keluar dan menemuinya. Tapi senja semakin matang. Hari semakin gelap. Maura mengurungkan niatnya. Ia sedih. Rencananya satu minggu ini gagal total.

"Lebih baik ku makan sendiri coklat ini."

Coklat yang dibelinya dari Softa sangat lembut, enak dan harum. Maura bertanya bagaimana cara membuatnya.

"Lain kali aku akan buat sendiri saja. Tidak susah ternyata. Kalau tidak dimakan bisa dicairkan lagi lalu disimpan di kulkas."

Dear You,

I was so sad today. My first love avoid me. He told that he was annoyed with me. Although he didn't tell it directly to me, but I really know him.

Please forgive me, Iyan.

I love you so much whether you know or not.

Sad. So sad. :'(

***

My Complicated Love Story Where stories live. Discover now