Pesan Ayah

3 0 0
                                    

"Ra, tolong baca email. Penting."

"Seberapa penting?."

"Aku tunggu jawabannya sekarang."

"Ya."

Maura segera membuka komputer lalu mengaktifkan modemnya. Ia segera membuka yahoo.

Ra, aku benar-benar minta maaf denganmu. Aku takut sekali kehilanganmu. Jujur, aku cemburu dengan Iyan yang sepertinya masih ada di hatimu, walau kau meyakinkan bahwa kau sudah melupakannya dan tidak mengharap dirinya lagi.

Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi entahlah mengapa aku takut mengatakannya. Nanti suatu hari aku akan curhat padamu.

Aku senang bisa mengenalmu, apalagi aku bisa menjadi pacarmu. Sungguh aku merasa jadi cowok paling beruntung sedunia bisa memilikimu.

Aku sudah lama memperhatikanmu. Dulu, saat kita masih kelas 2, aku melihatmu menolong Ibu kantin membersihkan mie goreng yang tercecer di lantai. Sebenarnya bisa saja kau mengabaikannya, tapi karena kecantikan hatimu Ibu itu tertolong.

Bukan itu saja, Ra. Aku senang kau bisa mandiri meski aku selalu bersedia mengantarkanmu kemanapun kau mau. Tapi aku akhir-akhir ini sibuk hingga jarang memperhatikanmu.

Aku siap menerima segala kemungkinan yang akan kau lakukan padaku, tapi asal kau tahu kalau aku sangat menyayangimu, Ra.

Deny.

Maura meneteskan butiran bening yang ditahannya sejak tadi agar tidak membanjiri wajahnya. Ia menangis bukan karena terharu, tapi ia takut disakiti lagi oleh Deny. Tapi ia tidak dapat berbohong, ia masih menyayangi Deny.

Maura memberikan kesempatan kedua padanya.

Hai, Den?thanks sudah menyempatkan diri mengirimkan email padaku. Aku hanya ingin mengatakan kalau aku berharap kau tidak mengecewakanku lagi, atau aku akan pergi meninggalkanmu dan melupakanmu selamanya. Jangan pernah berharap nanti bila kau kecewakanku lagi, biar akan ku kubur rasaku ini sedalam-dalam yang ku mampu.

Your Maura.

*

Ayah Maura memergoki anak gadisnya sedang menangis di kamar. Maura mengurung diri selama beberapa hari ini. Ayah berpikir bahwa anak sulungnya itu sedang latihan soal-soal untuk masuk Sekolah Tinggi Akuntansi terbesar di Indonesia milik pemerintah itu. Ia tahu bahwa anaknya sedang berusaha mengejar cita-citanya untuk bisa masuk universitas negeri.

Ayahnya bingung melihat Maura menangis tanpa sebab, akan tetapi naluri Ayahnya tahu anaknya sedang gundah gulana.

"Ra, sebaiknya kau fokus saja dulu untuk ujian-ujian masuk universitas. Ayah tidak suka dengan teman cowokmu yang kemarin itu."

"Yang mana?, Deny maksud Ayah?."

"Iya, mungkin. Ayah tidak tahu. Kau kan tidak mengenalkan kepada Ayahmu ini."

Bisa mati aku kalau Ayah curiga itu pacarku.

"Iya, Ayah. Dia tidak akan pernah ke rumah ini lagi. Kemarin hanya kebetulan ketemu saja di jalan."

"Baguslah. Kau istirahat lah dulu."

"Sebentar lagi."

"Jangan terlalu sering tidur malam, tidak baik untuk kesehatanmu."

Maura senang. Ayahnya bersikap manis padanya. Sudah lama ia merindukan hal tersebut. Ayah selalu membuatnya kesal dan marah. Tapi meski demikian, Maura sangat menyayangi Ayahnya. Kalau ayah habis pulang kerja dari shift malam dan sedang masuk angin, ia langsung mengambil koin dan minyak kemiri untuk mengerok badan ayahnya.

Semua usaha Maura untuk menyenangkan Ayahnya selalu sia-sia. Ia hanya dimarahi karena sakit dikerok akibat terlalu kuat. Alhasil Maura dimarahi habis-habisan. Kalau sudah seperti itu, Maura berlari meninggalkannya dan langsung tidur, tanpa makan dan minum selama beberapa hari.

Maura pun jatuh sakit.

Ibunya mengatakan bahwa sebaiknya Maura memutuskan hubungan dengan Deny. Karena beliau tidak melihat iktikad yang baik dari Deny terhadap anak sulungnya itu.

My Complicated Love Story Where stories live. Discover now