2

4.9K 558 6
                                    

"Nyokap gue sekarat,"

Mata gue langsung membesar. "Maksudnya?"

Sehun menarik napas pelan trus natap gue. "Kayanya enakan kalo gue ngomong informal kaya gini. Gapapa kan?"

Gue cuma ngangguk, nunggu jawaban selanjutnya dari dia.

"Nyokap gue sekarang lagi sakit. Kanker stadium 2. Dia ga mau dirawat di rumah sakit, jadi dokter yang dateng ke rumah gue dua kali seminggu. Gue anak satu-satunya alias tunggal. Bokap gue udah pisah sama nyokap pas gue umur 12. Dia dirumah cuma tinggal sama pembantu selama gue kerja. Kadang juga adik dari nyokap gue dateng ngejenguk sekali dalam seminggu,"

"Trus? Apa hubungannya sama lo yang ikutan Blind Date?"

"Dia pengen gue cepet-cepet nikah. Atau seenggaknya tunangan. Sebelum dia meninggal,"

Gue kaget, shock, sekaligus prihatin. "Astaga," gue nutup mulut gue dengan tangan gue. "Eh, maaf ya, Hun. Gue turut prihatin,"

Sehun cuma ngangguk-angguk sambil senyum kecil. "Gapapa. Emang gitu kenyataannya," dia nunduk. "Lo ngerti kan tujuan gue?"

Gue ngangguk. "Gue bakal usahain cari cewe yang sesuai dengan kriteria lo. Semoga aja ada yang pas. Nanti gue bakal kabarin lagi kalo emang ada yang cocok," kata gue sambil senyum ke Sehun. Sehun senyum balik ke gue.

*****

"Gimana ______? Si Sehun-Sehun itu ganteng ga?" Tanya Nana penasaran.

Gue cuma fokus cari-cari cewe yang kriterianya cocok sama yang ditulis Sehun.

"_____! Jawab gue doooong," kata Nana sambil goyang-goyangin badan gue.

Gue nyingkirin tangan Nana dari bahu gue. "Diem diem ah. Gue lagi cari cewe yang pas sama kriterianya Sehun nih,"

"Langsung?"

Gue cuma ngangguk.

"Tumben lo langsung kerjain punya klien yang baru ketemu hari ini, biasanya lo kerjain sehari atau dua hari sesudahnya,"

"Ini urgent,"

"Urgent apanya?"

"Duuhh berisik banget sih lo? Mendingan lo temenin Jongdae nonton bola gih sana!"

"Sensi amat sih," kata Nana langsung keluar kamar.

Tiba-tiba telepon gue berdering. Dilayarnya tertulis 'Sehun'.
"Ngapain Sehun malem-malem telepon gue?"

Gue berdehem sedikit sebelum jawab telpon Sehun. "Halo?"

"Halo, _______. Gue ganggu ga?"

Alis gue naik sebelah. "Engga kok. Kenapa?"

"Bantuin gue, bisa?"

Kini alis gue naik duaduanya. "Bantu apa?"

"Nyokap gue mau ngomong sama lo,"

Mata gue melebar. "GUE?"

Suara Sehun jadi mendadak pelan. "Iya. Sstt jangan kenceng-kenceng. Lo pura-pura jadi pacar gue bisa kan? Lewat telepon doang kok,"

Dagdigdugdagdigdug.
Jantung gue kenapa jadi degdegan gini ya?

"O..ok..e..."

Tiba-tiba suara Sehun ilang. Sepi. Sunyi. Dan akhirnya....

"Ha...lo?"

Gue kaget. Ini pasti suara nyokapnya Sehun.

"Halo..." jawab gue pelan.

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang