16

3.3K 430 10
                                    

Gue mengambil ponsel gue lalu menelepon ambulan dengan tangan bergetar.

"Gausah telepon ambulan. Kelamaan. Gue naik taksi aja, tolong bantu cariin taksi," kata Sehun yang langsung menggendong Eun Byul dan berjalan keluar kantor gue. Gue langsung mematikan sambungan telepon dan berlari keluar bersama Nana untuk membantu Sehun.

Untungnya didepan kantor gue lagi ada taksi yang berhenti. Sehun langsung masuk dan membawa Eun Byul ke rumah sakit tanpa sedikitpun melirik gue.

Gue berdiri menatap taksi yang lama-kelamaan menghilang. Hati gue masih nyelekit karena tadi Sehun bentak gue.

"_____, lo gapapa kan?" Tanya Nana sambil merangkul gue.

Gue cuma diem. Nana membawa gue balik ke dalem kantor dan mendudukkan gue di sofa.
"Cerita aja. Kalo lo mau nangis juga gapapa, gue kan sahabat lo,"

Gue menatap Nana lalu setelah itu air mata gue langsung tumpah. Gue bener-bener sakit hati dibentak gitu sama Sehun. Bahkan gue gapernah digituin sama keluarga gue sendiri.

"Salah gue apa? Kenapa Sehun ngebentak gue?" Gue menangis dipelukan Nana.

Nana mengelus kepala gue. "Mungkin dia cuma kaget kali, dia juga panik makanya ga sengaja teriak ke lo kaya gitu,"

"Guenya juga sih yang salah karena ga langsung telepon dia pas Eun Byul ga sadar," kata gue sambil sesegukan.

"Engga. Gue ngerti kok perasaan lo. Lo gausah merasa bersalah gitu," balas Nana.

Gue menghela napas, lalu berhenti menangis. "Na, lo bisa bantu gue kan?" Gue melepas pelukan Nana.

Nana melihat ke gue dengan alis naik. "Bantu apa?"

"Bantuin gue biar lupa sama Sehun,"

******

Drrttt.

Handphone gue bergetar. Terus menerus. Padahal gue sengaja cuma getar doang karena gue lagi gamau diganggu. Paling juga Jongdae yang nelepon gue, atau engga si Kai paling mau ngajak dugem.

Getarnya masih ga berhenti. Gue bangun dari kasur dan melihat hp gue.

3 missed calls and 1 new message from Oh Sehun.

Ngapain Sehun nelepon gue? Emangnya dia masih inget sama gue?

Gue membuka kunci handphone dan baru niat membuka pesannya tiba-tiba dia telepon lagi DAN begonya langsung keangkat sama gue.

Ah elah, padahal kan gue gamau ngomong sama dia. Pake kepleset segala nih jempol.

Yah mau gimana lagi. Gue menaruh handphone dikuping gue.

"Halo? _____?"

Duh, suaranya Sehun...
Eh gaboleh gaboleh. Gue udah mau lupain dia.

"Ya?" Jawab gue singkat.

"Lo dimana?"

Gue diem sejenak. "Kenapa?"

"Jawab aja sekarang lo dimana?"

Kok dia nyolot gitusih duh tambah sakit deh:'(

"Di Busan," gue bohong.

"Bohong,"

Elah nih orang batu banget sih? "Emangnya lo ada perlu apa sama gue?"

"Gue mau ngomong sama lo. Jadi, kalo lo ada diapartemen, lo keluar sekarang. Gue didepan pintu apartemen lo."

Mampus. Ngapain Sehun disini?

Samperin gak yah? Kalo disamperin nanti gue diinterogasi sama dia lagi. Lagian nanti gue malah makin sakit kalo ketemu dia.

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang