20

3.5K 411 9
                                    

Gue berjalan menghampiri Sehun yang terbaring di sofa ruang depan apartemen gue. Dia belum sadar, tapi pucet di mukanya udah ilang.

Setelah tau kalo Sehun pingsan dipelukan gue, gue langsung panggil dokter pribadi untuk meriksa Sehun. Karena ga mungkin banget kalo gue bawa dia kerumah sakit sendirian.

Kata dokter sih dia cuma kecapekan aja, kurang istirahat. Pola makannya juga ga teratur. Gue disuruh ngerawat dan mantau dia selama beberapa hari ini supaya dia membaik dan ga ngedrop lagi.

Haha. Emangnya gue siapanya. Disuruh ngerawat dia. Haha.

Tapi gue penasaran juga maksud kata-kata Sehun sebelum dia pingsan tadi.
Tungguin? Jaga perasaan? Maksudnya apa?

Gue berjongkok menghadapnya. Menatap wajahnya yang tenang, bikin hati gue juga adem. Gue mengangkat tangan gue dan mengelus kepalanya. Kasian juga Sehun. Pasti dia lagi ada masalah.

Gue bangkit dan langsung ke dapur, berniat untuk memasakkan bubur untuk Sehun namun tangan gue tiba-tiba dicengkram.

Gue menoleh, menatap Sehun yang matanya masih merem. Tapi tangannya menggenggam tangan gue erat. Gue berjongkok lagi dan memperhatikannya.

"Sini aja..." katanya lemes, masih dalam keadaan merem.

Gue menggigit bibir bawah gue. Ini Sehun lagi mimpi atau sadar sih?

Tiba-tiba matanya terbuka. Dia menatap gue lembut. "Disini aja, temenin gue. Gue lemes banget, gue butuh lo,"

Rasanya gue ga tahan banget ngeliat dia lemes gitu. Hati gue berasa sakit. Sakit melihat dia ga berdaya kaya gini.

"Gue disini kok. Tenang aja," gue akhirnya duduk dilantai dan menggenggam balik tangan Sehun, tangan yang satu lagi mengusap-usap kepalanya.

Sehun memejamkan matanya lagi, dan gue ikut-ikutan merem sampai tertidur.

******

"_____?! Lo ngapain?!"

Gue membuka mata dan menegakkan kepala. Disamping sofa udah ada Nana sama Jongdae yang keliatannya baru pulang.

"Ah, kalian baru pulang ya?" Balas gue sambil mengucek-ucek mata. Dan gue baru sadar dihadapan gue ada Sehun yang udah bangun, menatap gue dengan pandangan lurus.

"Lah, Hun? Gue tidur di dada lo ya? Lo gabisa napas dong?" Tanya gue khawatir dan Sehun cuma senyum tipis.

"Lo berdua ngapain?!?!" Tanya Jongdae yang pikirannya tuh udah negatif aja.

"Ssttt jangan teriak teriak ah, liat ini jam berapa..." gue menoleh kearah jam dan kaget begitu ngeliat udah jam 2.

"Jam 2? Kalian juga darimana aja kok baru pulang jam 2?" Omel gue balik.

Lah, jadi acara omel-omelan gini.

"Udah deh mendingan ngomong pelan-pelan aja.." kata Nana menengahkan. Dia duduk di sofa seberang, menarik Jongdae untuk duduk diaampingnya.

Sehun juga bangkit dari posisi tidurnya, dan menarik gue dari bawah lantai untuk duduk diatas sofa, disamping dia.

"Jadi jelasin ke gue, kenapa Sehun bisa ada disini dan.... tidur sama lo(?)" Tanya Nana pelan-pelan.

Gue akhirnya ceritain semua tuh dari pas gue ngeliat Sehun didepan kamar apartemen. Nana sama Jongdae cuma ngangguk-ngangguk aja.

"Dan kalian berdua... kenapa baru pulang jam segini?" Tanya gue.

"Tadi ada acara tambahan," kata Jongdae.

"Acara tambahan apaan? Dimana?"

"Gitudeh, jelasin sana Na," kata Jongdae udah males ngomong karena gue interogasi.

Blind Date [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang